SMA

124 15 0
                                    

"Geaa!!!!! Cepat bangun!" Teriak Ibu dari dapur

"Iya Ibu, aku baru saja selesai mandi." Jawabku dengan tenang, sambil mengeringkan rambut dengan handuk.

"Hmmm... Tumben." Jawab Ibu setelah melihat aku yang tersenyum bangga.

Yaaa, reaksi Ibu memang wajar. Karena selama SMP aku tidak pernah bangun pagi lebih cepat darinya. Entahlah. Mungkin karena aku lebih suka bermimpi daripada melihat realita. Hehehehehehe.

Aku duduk di meja makan, langsung menyantap makanan yang dibuat Ibuku. Sesekali aku menengok, melihat dia yang sedang sibuk menyiapkan piring untuk Ayah sambil mengontrol tempe goreng agar tidak gosong.

Ibuku selalu sibuk setiap pagi. Padahal bisa saja ia membiarkan aku dan Ayah menyiapkan makanan kami sendiri. Tapi Ibu tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia tetap menyiapkan semua sarapan dengan sepenuh hati. Sungguh, aku beruntung.

"Wuiidiihhh pagi-pagi begini dapur wangi sekali..." Kata Ayah dengan wajah tersenyum, turun dari tangga.

"Hmmm... Aku tahu ini ulah siapa. Pasti Ayah yang memohon pada Ibu untuk dibuatkan tempe goreng. Bukannya kalian berdua sedang pantang?" Jawabku curiga.

Ayah hanya tersenyum. Dan mengangkat kedua alisnya dengan genit pada Ibu. Jahil sekali.

"Pantang sih pantang Ge. Soalnya godaan tempe goreng lebih besar dari pada asam urat Ayahmu itu." Kata Ibu meledek Ayah.

Kami tertawa terbahak-bahak. Habisnya, Ayah setiap malam selalu merintih sakit asam urat karena makan tempe. Eh, paginya malah doyan.

"Sudah-sudah. Ayo doa dulu sebelum makan.
Dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, Amin. Salam Maria...

"Selamat makan."

Kami makan dengan lahap. Terutama Ayah. Aku dan Ibu memang doyan tempe goreng. Tapi tahu batasnya. Jika merasa terlalu sering makan tempe, kami akan menahan diri. Kalau Ayah, kebalikannya.

Sepuluh menit berlalu. Makananku hampir habis. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 06:35. Pas sekali. Aku bergegas dari meja makan menuju kamarku untuk mempersiapkan diri ke sekolah. SMAK FX, I'm coming!!!

***

Mobil Ayahku berhenti di depan gerbang sekolah. Siswa/i berjalan beriringan menuju sekolah. Sementara, satpam dan ketua OSIS berjaga di pintu gerbang untuk memeriksa kelengkapan seragam.

"Ayah, aku berangkat dulu ya." Sambil memeluk Ayah.

"Hati-hati ya Ge. Kamu harus jadi anak yang baik. Tapi, sesekali juga boleh nakal. Supaya Ibu dan Ayah punya alasan berkeliling ke sekolah barumu. Heheheheh."

"Ishhh Ayah... Masa dukung anaknya untuk nakal. Tapi, boleh juga sih. Hahahahahah."

Aku dan Ayah tertawa bersama. Ayahku memang seperti itu. Memiliki pemikiran yang terbuka. Memahami dan beradaptasi dengan zaman. Selama masih dalam batas wajar. Jadi, kesannya ia sangat pengertian.

Aku keluar dari mobil dan melambaikan tanganku pada Ayah.

Aku mematung di depan pagar sekolah. Waktu berlalu begitu cepat. Padahal aku ingin menikmati masa SD lebih lama. Ingin menulis nama lebih banyak di toilet SMP. Bahkan ingin lebih puas mengejek Ayah pagi tadi. Waktu memang tidak bisa berkompromi apalagi masalah hati. Azeeekkk.

"Heh kalian berdua! Kenapa melamun?! Cepat masuk!" Teriak pak Satpam.

Aku tersentak dan langsung menengok ke samping. Seorang laki-laki yang biasa-biasa saja melamun seperti orang bodoh. Bahkan dia belum sadar akan teriakan Pak Satpam tadi yang cukup melengking dan membuat siswa lain memperhatikan kami. Sungguh luar biasa aneh.

Aku berjalan masuk melewati ketua OSIS yang berdiri dengan gagah sambil tebar pesona. Dan siswi-siswi lain menikmatinya. Sadarlah wahai wanita. Ketos itu tidak melirik kalian sama sekali. So, that's useless.

Aku terus berjalan melewati koridor sekolah lalu mulai mencari kelasku. Untung saja kelas 10 berada di lantai satu, sehingga aku tidak perlu menaiki tangga. Kalau tidak salah, Kak Bayu sempat menyebutkan letak kelasku saat PLS kemarin. Yang kuingat IPS 1 berada di pojok kiri lantai satu. Semoga saja aku tidak salah.

Ternyata benar. Kelasku memang berada di pojok kiri. Aku langsung masuk tanpa basa-basi, memandang sekeliling untuk mencari bangku kosong. Semua bangku hampir terisi penuh. Tapi ada yang aneh. Kurasa kelasku memang diisi oleh murid teladan. Semua bangku kosong hanyalah bangku bagian belakang. Syukurlah. Soalnya aku phobia ditanya guru. Hehehehehhe.

Suasana kelas sangat tenang. Karena semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Mungkin karena Kami berada di kelompok PLS yang berbeda-beda. Sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri.

Aku melirik jam dinding, menunjukkan pukul 07:50. Pelajaran akan dimulai 10 menit lgi. Semua siswa masuk ke kelas untuk mempersiapkan diri menerima pelajaran.

Aku yang sedari tadi menopang dagu, melihat ke bangku sebelahku yang belum juga terisi. Rupanya terlambat di hari pertama sekolah bukanlah masalah besar untuk. Padahal, rata-rata siswa baru pasti sangat bersemangat untuk hari ini. Ah sudahlah. Lagian untuk apa aku memikirkan dia yang sama sekali tidak kukenal.

Tiba-tiba terdengar suara seorang yang berlari dari ujung lorong dan berhenti di depan pintu kelasku terengah-engah. Seisi kelas sontak menatapnya dengan heran. Namun, ia tak peduli ataupun malu. Dia malah berjalan ke belakang kelas dengan cool dan duduk di bangkunya. Tepat di sebelahku. Teman kelasku yang perempuan sangat terpesona melihatnya. Tapi, bagiku dia seperti orang bodoh yang berusaha terlihat keren.

Aku sedikit kaget karena menyadari bahwa dia adalah siswa yang tidak mempan diteriaki pak satpam karena melamun di gerbang tadi.

Hadeuuhhh... Padahal aku ingin sebangku dengan anak perempuan yang baik hati, rajin, dan memiliki kotak pensil yang lengkap isinya. Ehh.. aku malah dapat yang sepadan, sama-sama apa adanya. Bahkan kelihatannya tidak niat untuk bersekolah.

Tanpa sadar aku sudah cukup lama menopang dagu ke arahnya. Dia menatapku dengan tatapan tajam sambil mengerutkan dahinya seolah risih karena ditatap lama.

Tapi aku bukan perempuan yang ciut hanya dengan tatapan lemah yang kau anggap tajam itu. Kau tidak tahu saja, aku bisa menatapmu lebih tajam dua kali lipat dari tatapanmu.

"Upss, maaf. Apa aku membuat kesalahan?" Kataku sambil tersenyum sinis.

****

Mohon maaf kalau ada typo. Maklum, sy cuman manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan.. hehehe

PERCAYA ITU PENJARAWhere stories live. Discover now