Chapter 6 🖤

6 3 8
                                    

Ada peribahasa yang bilang ‘habis jatuh tertimpa tangga pula', artinya dapat kesialan atau masalah dengan bertubi – tubi. Kalian pernah mengalami? Kalau pernah berarti kalian senasib dengan Kayela.

Sekitar seminggu setelah acara jalan – jalan dengan Rey, komunikasi antara Kayela dan Rey menghilang. Rey tidak menghubungi Kayela dan Kayela tidak ingin menghubungi Rey terlebih dahulu. Meskipun mereka sering bertemu di kelas, mereka tidak lagi saling menyapa. Alasannya karena Kayela merasa sungkan menyapa Rey terlebih dahulu, dia terlalu gengsi. Sementara alasan Rey enggak tahu kenapa.

Bahkan ketika Rey mendapatkan luka di tangan kirinya karena mengalami kecelakaan saat latihan off road sehingga tangannya itu harus di gips, Rey tidak memberitahu Kayela. Kayela baru mengetahui tangan Rey terluka setelah melihat Rey sekolah dengan tangan yang di gips. Bahkan alasan kenapa tangan Rey di gips pun Kayela tahu dari teman sekelasnya. Bukan tidak ada niat Kayela menanyakan langsung pada Rey tapi dia merasa canggung dan tidak berani. Dia juga ingin memberi perhatian pada Rey tapi dia tidak tahu harus bagaimana karena Rey juga terlihat acuh padanya.

Hingga tiga hari kemudian, saat Kayela sedang kumpulan rutin ekstrakurikuler seni Kayela mendapatkan pesan dari Rey. Awalnya Kayela senang sekali akhirnya Rey menghubunginya tapi setelah dibuka isi pesannya, perasaan Kayela mencelos. Rey ingin putus dengan Kayela. Hati Kayela rasanya gondok, dia ingin mengumpati Rey saat itu juga tapi dia sedang berada di tempat umum apalagi di samping Kayela ada Shifa yang ikut melihat dan membaca pesan dari Rey, jadinya dia harus tahan emosinya.

From : Rey
Kay, kita putus. Aku sudah bosan sama kamu. Aku sudah gak suka lagi sama kamu yang cuek banget.

“Wah nyakitin banget si Rey, putusin elo karena bosan.” Shifa mengomentari, yang ternyata dia curi lihat pada ponsel Kayela.

“Hm iya. Gak apa – apa gue juga yang salah. Terlalu cuek sama dia.”

“Kalau gue jadi elo, gue balas pake kata – kata kasar.”

Kayela hanya tersenyum dan kembali fokus pada kegiatannya. Dia memang kesal tapi kesalnya karena Rey memutuskan hubungan melalui pesan singkat. Tapi untuk kesalahan penyebab putusnya hubungan mereka, Kayela akui dialah yang salah. Seperti ucapan Rey, dia terlalu cuek jadi wajar jika Rey bosan padanya, pikir Kayela.

Keesokan harinya, Kayela lihat Rey sedang di meja Shifa, dia sedang dipakaikan dasi oleh Shifa. Tak hanya itu saja, di hari yang berbeda di depan kelas Rey menggoda beberapa teman cewek yang ada di kelas mereka. Seolah Rey sedang mencari perhatian Kayela dan membuat Kayela cemburu atau memperlihatkan pada Kayela betapa tidak beruntungnya Kayela karena kehilangan dia, yaitu seorang laki – laki yang sangat disukai oleh banyak murid cewek lain. Namun Rey tidak tahu kalau usahanya itu tidak berhasil, karena Kayela sama sekali tidak cemburu, dan tidak kesal sama sekali. Kayela justru memaklumi atas perbuatan Rey itu.

Namun, masalah lain muncul setelah Kayela diputuskan Rey. Beberapa murid cewek di kelasnya menghindari dia. Bahkan mereka seolah mengasingkan Kayela, sebab semua meja di barisan cewek mendadak penuh diisi ketika Kayela baru masuk kelas termasuk mejanya, ada pun satu yang kosong yaitu di bagian pojok paling ujung, itu juga ada di barisan murid cowok. Kayela jadi curiga, apa semua murid cewek berkonspirasi untuk membalaskan dendam Rey padanya?

Dengan berat hati, Kayela duduk di meja paling ujung itu padahal kondisi matanya cukup bermasalah. Mata Kayela minus tapi dia tidak berkacamata, alasannya karena merasa belum parah, namun jika duduk paling ujung dan jauh dari papan tulis seperti ini dia jadi kesusahan.

“Shifa, boleh gantian tempat duduknya? Mata gue agak bermasalah.” Ujar Kayela menghampiri Shifa yang kini duduk di meja Kayela sebelumnya.

“Ogah.”

‘Deg'

Jantung Kayela rasanya sakit dengar tanggapan Shifa yang acuh itu. Padahal itu mejanya.

“Ada apa nih?” Layla dan Tira yang menghampiri mereka

“Gue minta gantian tempat duduk sama Shifa.” Jelas Kayela.

“Kenapa lo ribet? Yang punya meja kan sekolah dan Shifa murid di sini, dia juga bayar. Kecuali nih meja lo bawa dari rumah.” Ujar Tira

“Ck emang gak tahu diri dia.” Timpal Layla.

“Key, bukan lo saja yang bayar sekolah di sini, gue juga. Jadi gue berhak duduk di meja ini. Oh gue tahu, lo pengen duduk di sini biar bisa deketan lagi sama Rey ya?” Shifa ikut berbicara.

“Gue..”

“Jangan ngarep Key, Rey udah bosan sama lo.” Tira memotong ucapan Kayela.

Kayela melangkah mundur, dia tidak bisa meladeni ucapan-ucapan tajam mereka. Dia tidak suka keributan. Dia memutuskan untuk kembali duduk ke meja yang di ujung, dan duduk sendirian di sana.

Dia tidak menyangka putusnya hubungan dia dan Rey bisa berdampak seperti ini. Rey memang murid cowokyang cukup tampan dan disukai murid cewek di kelas, jadi wajar mereka lebih memihak Rey dan memusuhi Kayela. Termasuk Shifa yang awalnya memihak Kayela, berubah menjadi memihak Rey. Beruntung Kayela belum jatuh cinta kepada Rey. Kalau sudah, tidak tahu bagaimana hancurnya hati Kayela.

🖤🖤🖤

Mix & MatchWhere stories live. Discover now