Chapter 13 🖤

3 1 0
                                    

Hari kedua/ 19 Desember.

Wiw wiw wiw wiiwww

Suara sirene terdengar di dalam rumah membangunkan seluruh peserta yang masih terlelap dalam tidur. Sekitar 30 detik kemudian suara sirene tergantikan dengan suara perempuan yang menginstruksikan bahwa seluruh peserta harus berkumpul di ruang kumpul. Pengumuman instruksi tersebut terus bergema di dalam rumah sampai semua peserta benar – benar telah berkumpul.

“Ide ngebangunin pake suara sirene siapa sih? Gue jadi inget pas LDK di SMA dulu.” Gerutu Kayela setengah sadar sambil berjalan ke ruang kumpul mengikuti peserta lain. Padahal dia baru bisa tidur jam 5 subuh tadi. Sebab semalaman dia tidak bisa tidur meskipun sudah dipaksa tutup mata. Hal ini terjadi gara – gara Romi, imbuhnya.

Ketika Kayela dan peserta lainnya sampai di ruang kumpul, layar televisi yang ada di sana menampilkan sebuah pengumuman tertulis yang berisi siapa dengan siapa hari ini para peserta berkencan. Sialnya, Kayela melihat namanya bersanding dengan nama Romi. Hal itu membuat dia jadi teringat obrolan antara dirinya dan Romi hari kemarin di taman.

🖤🖤🖤

(Flashback)

“Maaf?” mata dingin Kayela melirik tangan Romi yang masih mencekal pergelangan tangannya.

Kayela berteguh tak akan membiarkan hatinya kembali larut dalam rasa sakit yang pernah dia rasakan dulu. Dia akan menghadapi Romi dengan tangguh.

“Oh so.. so.. sorry..” Romi melepaskan tangannya dengan gugup.

“Gue..”

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Kayela dengan dingin memotong perkataan Romi.

“Saya?” Romi heran dengan bahasa yang digunakan Kayela terhadapnya, sangat baku dan formal seolah mereka baru pertama kali bertemu.

“Ya, saya. Ada yang salah dengan itu?”

“Kalau anda tidak ada keperluan lagi, saya izin pergi.” Sambung Kayela.

“La, lo gak lupa gue kan? Gue Romi.”

“Of course not, stupid!” Dalam hati Kayela.

“Oh ya Romi, saya ingat. Mantan pacar teman saya kan?”

Wajah Romi terlihat tercengang mendengar perkataan Kayela. Perkataan Kayela memang benar bahwa dia mantan pacar temannya Kayela tapi bukankah dia lebih sekedar dari itu? Dia adalah sahabatnya juga. Dia mendadak merasa tidak mengenal Kayela yang sekarang.

“Iya.” Jawaban Romi sangat pelan hampir tak terdengar.

“Ada perlu apa?”

Romi menggelengkan kepalanya, dia masih terkejut dengan sikap Kayela yang baru. Mungkin ini adalah konsekuensinya karena kepengecutannya dulu.

“Baik, saya pergi kalau begitu.”

🖤🖤🖤

Sebuah senggolan tak sengaja dari salah satu peserta wanita lain kembali menyadarkan lamunan Kayela. Pikirannya menjadi linglung mencerna situasi yang terjadi ini. Kayela tak mungkin bisa berkencan dengan Romi dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam ketika hati dan pikirannya belum bisa dia kendalikan seperti saat ini. Dia belum siap. Jujur, dia tak ingin melihat wajah laki – laki itu. Sebab bagi Kayela perlu hati yang kuat untuk bisa bertemu dengannya, dan hari ini hati Kayela sedang tidak sekuat hari kemarin.

Kini, justru sosok yang membuat pikiran Kayela ruwet berjalan menghampiri Kayela yang masih berdiri termenung. Hal itu membuat jantung Kayela berdetak lebih cepat. Langkah demi langkah dari Romi menambah ritme detakan jantung Kayela hingga posisi Romi tepat berada di hadapannya...

‘Hik’

“What the hell.. Memalukan, kenapa harus cegukan segala.” Gerutu Kayela di dalam hati.

‘Hik’

“Tempat kencannya lo yang pilih.” Suara Romi yang kini terdengar lebih berat makin memicu pacu jantung Kayela.

Tidak ada jawaban dari Kayela, dia takut ucapannya menjadi gagap karena reaksi tubuhnya terhadap Romi yang sedang aneh ini. Sementara itu, Romi pun pergi dari hadapannya karena tak ada respon dari Kayela. Namun baru selangkah, dia kembali berbalik menghadap Kayela.

“La..”

‘Hik’

Romi terlihat menahan tawa karena cegukan Kayela yang belum berhenti.

“Air kolam masih banyak.” Sindir Romi tanpa lupa memasang senyum jenaka, khasnya dulu ketika menjahili Kayela.

“Shit!” Dengan suara pelan Kayela bersumpah serapah karena kesal bercampur malu. Alhasil dia langsung pergi dari ruang kumpul dan kembali masuk kamarnya.

Perkataan Romi yang mengandung ejekan tadi benar – benar mengubah rasa gugup yang sempat singgah pada Kayela jadi rasa kesal. Soalnya begitu sampai kamar, yang kebetulan sepi karena belum ada peserta lain yang kembali, Kayela langsung mencak-mencak tak karuan.

“Stupid, Kay..! Bagaimana bisa jantung lo masih terpengaruh ketika lihat Romi yang sudah bertahun-tahun enggak lo lihat? Demi apa.. lo juga sudah bertahun-tahun benci cowok pecundang itu.” Omelan Kayela pada dirinya sendiri ini membuatnya terlihat seperti wanita gila jika ada yang melihatnya di monitor cctv. Namun Kayela tidak peduli, nanti dia bisa meminta Sara untuk tidak menayangkan tingkah gilanya ini. Ditambah tidak ada saksi mata di kamarnya ini. Jadi, dia aman meskipun marah – marah tidak jelas bagaimana pun juga.

🖤🖤🖤

Mix & MatchWhere stories live. Discover now