Chapter 10 🖤

4 3 5
                                    

Suara sapuan pensil yang bergesek dengan kertas terdengar di sebuah ruangan yang sunyi. Membuat sebuah sketsa, sendirian, di sebuah ruangan yang sunyi bagi sebagian orang yang melihat akan berpendapat, ‘dia sangat ambisius dalam pekerjaannya', tapi mungkin bagi orang yang paham akan berpendapat, ‘dia terlihat seperti jiwa rapuh yang kesepian'. Dan 'dia' yang diperbincangkan adalah Kayela.

Seorang gadis pada tujuh tahun lalu yang telah menjelma menjadi seorang wanita ini yang dari tadi hanya fokus pada kertas kini teralih pada jam yang ada di tangan kirinya. Dia menghela nafas karena jarum jam telah menunjukkan pukul 8 malam, padahal seharusnya dua jam lalu dia sudah pulang dari kantor. Namun hari ini Kayela memiliki banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan segera. Selain itu, dia juga memiliki janji temu malam ini dengan salah satu teman kuliahnya dulu yang sampai sekarang masih terus berhubungan baik dengannya. Janji temu ini Kayela wajib datang karena ada hal yang penting yang ingin dibicarakan padanya, kata Sara, teman Kayela yang dimaksud.

Dengan terpaksa Kayela menyimpan pensilnya di atas mejanya dengan sembarang. Untuk sementara ini perancangan wedding dress untuk salah satu kliennya dia hentikan dulu. Sebenarnya desainnya telah selesai dia buat namun Kayela belum merasa puas dengan hasilnya. Kayela memang sangat perfeksionis.

Sebelum beranjak dari kursinya, Kayela menghembuskan nafas dengan kasar, sebab saat ini energinya telah habis tapi dia masih harus pergi ke salah satu resto & bar, tempat dia dan Sara janji bertemu. Dengan tubuh yang lesu Kayela membereskan mejanya, lalu bangun dari kursi dan mengambil tasnya. Setelah itu dia pergi keluar dari ruangannya itu.

🖤🖤🖤

“Sorry, gue telat.” Ujar Kayela sambil duduk di sebelah kursi Sara.

“Kebiasaan Ibu Designer. Kebablasan karena lagi banyak ide atau deadline klien nih?”

“Yang ke dua. Oh ya, lo minta ketemuan sama gue ada apa?”

“Hehe gini Kay, gue mau minta tolong sama lo. Ini masalah kelangsungan hidup gue ke depannya Kay jadi gue mohon banget lo tolongin gue. Mau ya?”

“Wah mencurigakan, minta tolong soal apaan dulu nih?”

“Bentar..” Sara mengambil tasnya lalu mengeluarkan sebuah dokumen.

“Lo baca dulu.” Ujar Sara sambil menyodorkan dokumennya itu pada Kayela.

Dengan wajah penuh curiga Kayela mulai membaca dokumen yang Sara berikan. Perasaan curiga Kayela semakin besar setelah dia selesai membaca dokumen itu. Sebelum membuka mulutnya dia mengambil gelas yang berisi bir di depan Sara lalu meminumnya.

“Ra, jangan bilang lo minta tolong gue buat jadi peserta di acara reality show lo ini?” Ujar Kayela setelah menelan minuman pahit itu.

“Hehehe pinter banget temen gue. Mau ya Kay? Gue beneran kekurangan orang nih.”

“Kenapa gak lo nyari talent saja? Artis baru gitu atau siapa kek selain gue.”

“Lo pasti baca di dokumen kalau di reality show gue ini harus ngelibatin peserta dari berbagai profesi. Gini, sebenarnya ada salah satu peserta yang tiba – tiba saja ngundurin diri. Sementara beberapa hari lagi acaranya sudah harus mulai shooting, gue benaran lagi di kejar waktu karena gue gak punya kenalan yang profesinya selain artis cuman lo doang, jadi gue minta tolong ke lo.”

“Hm gue harus ngapain di sana?”

Sara tersenyum senang mendengar pertanyaan Kayela itu.

“Lo cukup jadi peserta doang, dan di sana lo hanya dengerin instruksi dari kru aja. Gampang kan?”

“Tapi harus banget gitu nginep?”

“Kan konsep acaranya gitu Ceu Odah.”

“...”

“Kay.. Gue kasih kado mahal deh pas lo ulang tahun.” Bujuk Sara.

“Emangnya gue anak kecil.”

“Lo kan emang kayak anak kecil, muka lo kan baby face banget.”

“Muji atau ngehina nih?”

“Muji dong.”

“Gue pikirin dulu.”

“Ok, gue kasih waktu lo 5 detik.”

“Kampret.!”

“Gue di kejar waktu banget Kay... Kasihanilah hamba yang malang ini.” Ujar Sara dengan nada dan wajah yang memelas.

“Ok ok, gue bantuin tapi cukup sekali ini saja.”

“Hehe thanks. Anyway, lo mau tambah ayamnya?”

“Ya, boleh.”

“Haha tumben, gak diet, Bun?”

“Diem, lo! Stress nih gara-gara permintaan elo.”

“Paling abis ini langsung lari di treadmill. Hahaha”

Mata Kayela langsung melirik tajam pada Sara.

Untung enggak setajam silet, alamat luka – luka mukanya si Sara, hahaha maafkan author yang julid ini, balik ke cerita deh.

Begitulah kehidupan Kayela sekarang setelah tujuh tahun lulus dari SMA. Dia menjadi wanita karir yang hidup dengan penuh kesibukan sebagai seorang designer wedding dress di butik yang dia dirikan sendiri tiga tahun lalu. Dia tidak memberi dirinya jeda untuk istirahat begitu mendapat gelar yang sesuai dengan bidangnya, yaitu tata busana. Syukurnya, butiknya Kayela tahun demi tahun semakin berkembang dan dibanjiri pesanan. Saat ini, sudah ada 8 orang karyawan yang bekerja di butiknya itu.

🖤🖤🖤

Mix & MatchWhere stories live. Discover now