Chapter 15 🖤

2 0 0
                                    

Kayela diam bergeming di depan pintu sebuah butik, tepatnya adalah butik miliknya. Dia masih tidak menyangka dengan ide Romi. Idenya memang sangat membantu tapi Kayela merasa ini sesuatu yang tidak benar. Seharusnya dia terlihat seperti wanita tangguh dan independen di depan Romi, tapi kini justru dia merasa terlihat lemah.

"Kenapa gak masuk?" Tanya Romi menyadarkan Kayela.

Kayela menarik nafas, lalu membuka pintu butiknya. Sania yang baru saja menuruni tangga dari lantai dua melihat Kayela datang langsung berlari menghampirinya dengan wajah senang.

"Ibuuuuuuu.."

"Akhirnya ibu datang, tadi saya sudah cemas."

"Kamu berisik banget sih, San. Kliennya sudah datang?"

"Sudah Bu, sudah di ruang meeting."

"Ya sudah saya pergi temuin klien, kamu tolong..."

"Eh ini kok kenapa ada kamera sih, Bu?" Sania baru sadar di belakang bosnya ada kamera yang sedang merekam.

"MAKANYA DENGERIN SAYA DULU.!" Nada Kayela sedikit meninggi karena kesal perkataannya dipotong oleh asistennya itu.

"Eh iya maaf Bu bos."

"Ck galak!" Sindir Romi yang berada di sebelah Kayela dengan suara agak pelan. Tentu, sindiran Romi terdengar oleh Kayela, dan hal itu membuat Kayela yang mendengarnya langsung memutar bola matanya, masa bodoh dengan ucapan Romi.

"Kamu antarkan mereka ke ruangan saya. Saya pergi dulu."

Setelah memberikan instruksi pada asistennya, Kayela melangkahkan kakinya menuju ruang meeting, meninggalkan Romi dan si kameramen bersama Sania. Dia percaya Sania pasti akan menjamu mereka tanpa dia suruh juga.

🖤🖤🖤

Romi melihat jam dinding yang berada di ruangan Kayela yang telah menunjukkan pukul 13.30 WIB. Sudah dua jam setengah lamanya Romi menunggu Kayela. Itu sungguh di luar dari perkiraannya, dan rapat masih belum beres saja. Di samping itu, tidak ada kegiatan yang bisa Romi lakukan. Dari tadi dia hanya duduk - duduk di ruangan Kayela, dan sesekali dia melihat - lihat butik teman wanitanya yang sudah lama dia tidak jumpai itu. Sementara si kameramen terus merekam dirinya yang ke sana kemari.

"Mas, kita istirahat dulu ya? Makan siang dulu, saya lapar. Rapatnya juga kayaknya masih lama." Ujar si kameramen menyudahi pengambilan gambar.

"Mas saja duluan."

"Kalau gitu saya pergi, nanti saya balik lagi."

"Ya."

Si kameramen pergi keluar dari ruangan Kayela meninggalkan Romi, namun baru saja mau membuka pintu, Romi memanggilnya.

"Eh mas, tunggu."

"Kenapa, mas? Jadinya mau ikut makan siang bareng saya?"

"Ya, saya ikut tapi gak makan bareng sama mas." Ujar Romi sembari mengikuti langkah si kameramen yang kebingungan dengan perkataan Romi.

🖤🖤🖤

Kayela merelakskan punggungnya di kursi rapat yang dia duduki. Kliennya baru saja pergi dan mereka sudah sepakat setelah banyak sekali perdebatan. Sungguh melelahkan.

Kayela melihat jam tangannya. Kayela tidak menyangka hari sudah mulai sore. Dia memang sudah tidak heran lagi, melakukan rapat sampai menghabiskan waktu lama seperti ini, terutama jika dia rapat dengan klien seperti Cinta, yang banyak maunya. Dia memaklumi klien seperti itu, pernikahan kan sekali seumur hidup, semua wanita di dunia ini pasti ingin memakai gaun pernikahan impian yang akan mereka kenang sampai akhir hayat. Tapi kali ini, ada orang yang menunggunya, sehingga dia merasa tidak enak.

Dengan badan lelah, Kayela pun bangkit dari kursi lalu pergi ke ruangannya menemui Romi dan si kameramen yang sudah lama menunggunya.

Jarak ruang rapat dan ruang kerja memiliki jarak yang tidak jauh, jadi tidak lama bagi Kayela berada di depan pintu ruangannya yang berwarna navy. Begitu dia membuka pintu, mengejutkan, dia melihat di sofa ada Romi yang tengah duduk sambil tidur. 'Mungkin dia ketiduran', tebak Kayela dalam hati. Sementara di depan Romi tepatnya di atas meja ada dua piring nasi uduk dan dua gelas teh manis. 'Gak berubah, dia masih saja suka nyiapin nasi uduk', ujar Kayela masih dalam hati.

"Mbak?" terdengar suara si kameramen dari arah belakang Kayela.

"Eh.. ya mas, dari mana?"

"Saya habis dari toilet. Mbak sudah rapatnya?"

"Sudah mas."

"Kalau begitu, saya ambil kamera dulu mau merekam mbak ketika membuka pintu."

"Dia gak dibangunin dulu?" tunjuk Kayela pada Romi yang sedang tidur.

"Jangan dulu mbak, nanti dibanguninnya sambil saya rekam biar bagus."

"Oh begitu ya? Baiklah."

Dengan canggung Kayela berakting membuka pintu ruangannya dari luar sesuai instruksi si kameramen. Tapi sudah beberapa kali dia melakukannya, si kameramen tetap protes kalau aktingnya kurang natural. Ya bagaimana pun juga dia bukan aktris yang sudah ahli dalam berakting. Beruntungnya Romi yang saat ini sedang tidur dengan nyenyak, pikir Kayela.

Harap sabar ya Kay..! Hahaha


🖤🖤🖤

Mix & MatchМесто, где живут истории. Откройте их для себя