7. Build a warm home

33.2K 4.5K 1.1K
                                    

hmm cerita ini mulai ngebosenin yah? Soalnya chapter kemaren kayak sepi gitu :)


















































Haechan dan ayahnya sudah akan meninggalkan cafe itu kalau saja tidak melihat mark yang berlari tergesa-gesa dengan jay yang berada di gendongannya. Di belakangnya terlihat beberapa orang dan juga pelayan cafe yang sempat ia lihat tadi ikut berlari bersama mark. Haechan dan johnny yang melihat itu pun memutuskan kembali turun dari mobil untuk menghampiri mereka.

Saat sudah disana, Haechan melihat mark sudah dalam posisi dibalik kemudi mobil dan jay yang berada dalam pangkuan seorang wanita, namun bukan itu yang menjadi fokusnya, haechan melihat balita itu jung jay yang beberapa waktu tadi ia gendong kini terlihat begitu pucat dengan nafas tersenggal, matanya menutup dan membuka begitu lemah dan terdengar balita itu batuk terus menerus dan mulutnya mengeluarkan cairan lendir.

Haechan menutup mulutnya begitu terkejut dengan apa yang ia lihat, balita itu baik-baik saja tadi tapi kenapa tiba-tiba seperti ini. Haechan yang bahkan belum mencerna kejadian itu kembali dikejutkan oleh bunyi pintu mobil yang di banting keras di ikuti suara deru mesin mobil yang ikut menyala, mobil itu akhirnya meninggalkan cafe tersebut dengan begitu cepat.

Haechan menoleh ke arah sang ayah yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Appa, ayo ikuti mereka" johnny merasa bingung kenapa anaknya ini malah meminta mengikuti mark padahal tadi menariknya dengan semangat pergi dari cafe itu untuk pulang.

"Appa! Ayo cepat ikutin mereka!" Haechan sedikit meninggikan suaranya saat melihat sang ayah malah masih diam ditempatnya.

Johnny mau tidak mau mengikuti kemauan sang anak, kalau putranya itu marah bisa-bisa panjang urusannya nanti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haechan tidak bisa tenang sepanjang perjalanan, mobil mark sudah tidak terlihat, jadi jalan satu-satunya sekarang adalah ke rumah sakit terdekat karena haechan berfikir mark tentu saja akan membawa jay ke sana melihat kondisi anak itu sangat mengkhawatirkan.

Haechan dengan langkah terburu masuk ke dalam rumah sakit sesaat mobil sang ayah berhenti, iya sedikit berlari saat mencari ruang instalasi gawat darurat, disusurinya bilik-bilik disana berharap bahwa jay memang dibawa oleh mark ke sini.

Haechan sudah akan menghela nafas kecewa jika saja tidak ada suara tangisan yang ia kenal terdengar dari salah satu bilik ruang IGD tersebut. Haechan dengan cepat menggeser tirai penghalang yang menjadi penyekat, dan disanalah ia melihat balita itu tengah menangis dalam gendongan sang ayah, suara tangis nya begitu lemah, beda sekali dengan suara tangis yang biasa ia dengar yang berasal dari balita itu.

Haechan tersentak saat mark berbalik menghadapnya, haechan dapat melihat wajah yang biasanya begitu datar itu kini digantikan oleh ekspresi wajah seorang ayah yang terlihat begitu khawatir, haechan kemudian mengalihkan pandangan ke arah balita itu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan tersentak saat mark berbalik menghadapnya, haechan dapat melihat wajah yang biasanya begitu datar itu kini digantikan oleh ekspresi wajah seorang ayah yang terlihat begitu khawatir, haechan kemudian mengalihkan pandangan ke arah balita itu, air matanya menggenang dipelupuk mata sayu itu begitu melihat keadaan jay yang kini terdiam lemah dengan jarum infus yang sudah terpasang di tangannya yang begitu kecil itu. Balita itu tengah menutup mata dengan masih terus mengeluarkan isakan-isakan kecil.

TEEN MOMMY [ Markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang