6# Tyiteg

904 132 10
                                    

Udara dingin dengan lukisan biru cerah bersama bola api terbang di ketinggian tak masuk akal terhias indah di luar ruangannya. Jungwon menyantap makananya bersama kedua orang tuanya di meja makan.

Hening. Hanya dentingan garpu serta sendok meramaikan suasana mereka bertiga. Winter menatap Jungwon lalu tersenyum" Sayang bagaimana? Seru kemarin?" Ujar Winter dengan jari jemari memengang garpu dan sendok.

Jungwon tersenyum lebar. Kepalanya di jatuhkan ke bawah lalu ke atas berulang-ulang "Se asik itu?"

Jungwon tertawa, memang se asik itu bagi nya. Yeonjun menghangat, senyumnya terukir di atas bibirnya, ia ikut senang. Yeonjun tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini! Ia juga harus berbicara.

"Kalau di pindah kesini lagi? Mau?" Ujar Yeonjun menatap Jungwon dengan mata menggoda" Jangann"

Lucu sekali. Jungwon mengatakannya dengan bibir di tekuk. Lihat! Punggungnya saja juga ikut ditekuk sekarang.

Yeonjun tertawa, ia puas menggoda Jungwon "Huhss anak Papa"

"Mama liat rambut ku rusak"

"Pa"

"Kenapa sayang?"

"Jangan bermesraan di depan ku!"

"Jungwon kemarin Mama meminta adik, bagaimana?" Ujar Yeonjun berbisik di depan Jungwon. Apa itu? Winter tidak pernah memintanya! Ia malu sekarang.

"Mama mau adik lagi?"

"Tidakk"

"Lalu?"

"Yeonjun!" Yeonjun gemas! Ternyata benar anaknya ini masih menggemaskan. Bukan masih! Namun sangat menggemaskan.

Chup! Yeonjun mencium kening anaknya. Jungwon tidak menggubris ia tetap berdebat dengan Winter soal permasalahan anak "Jangan berbohong bilang saja Mama bosan dengan Uwon"

"Suami sialan! Cepat tanggung jawab"

"Mama jangan panggil Papa sialan"

"Yeonjun tolong bantu aku~" ujar Winter menatap wajah suaminya sendiri. Yeonjun tersenyum gemas, ternyata ke gemesan Jungwon berasal dari Winter" Apa yang harus ku bantu? Apa perut mu sudah membesar?"

Winter menyerah. Kepalanya jatuh lemas sekarang, ia menyerah dengan kedua laki-laki ini. Yeonjun terkekeh.

Tangannya mengusap rambut hitam Winter. Halus rasanya "Kita hanya bercanda"

"Namun jika kamu mau Papa bisa-"

BOKK

"AKHHH" Apa itu? Keras sekali. Punggung nya perih bercampur panas. Tega sekali Winter memukulnya😢

"Kau ulang lagi kata-kata mu akan ku hajar wajah mu" Winter tidak main-main. Tangannya sudah menggengam garpu. Yeonjun menyatukan tangannya"Ampun"

"Enyeh"

"Papa ayo berangkat" ujar Jungwon berdiri dari bangkunya. Ia sudah selesai dengan makanannya"Ayo"

Yeonjun ikut berdiri mengambil jas nya lalu memakainya dengan kemeja yang memadukan warnanya. Biru dongker, sangat indah bukan?

"Belajar yang benar ya sayang" ujar Winter tanpa berdiri dari kursinya. Tapi lihat dengan baik! Bibirnya mengukir senyuman sekarang.

Jungwon mengangguk lalu pergi begitu saja. Jungwon terus melangkah  keluar dari rumahnya, atensinya menatap Baekyun yang mengelap mobil lain dengan kain kuning alias kanebo"Nanti jemput aku ya?!" Ujar Jungwon dengan tersenyum.

Baekyun berhenti, ia menoleh ke sumber suara lalu tersenyum dan membungkuk sopan" Baik tuan muda"

"Baekyun jaga rumah" ujar Yeonjun dengan daksa tegas"Siap tuan!" Begitulah Yeonjun. Suka stundere bahkan langganan, tapi memang seperti itu. Yeonjun harus tegas! Sekali pun itu Jungwon, anaknya sendiri.

Vampire Blood 2🔖Donde viven las historias. Descúbrelo ahora