11#

700 102 5
                                    

Seminggu berlalu meninggalkan Jungwon tanpa kepastian. Kemana arah jalan pulang? Dimana tempat paling nyaman. Jungwon ragu menyebutnya.

Antara Mama dan Papa atau Ayah?

Mama hanyalah perempuan karir berhati lembut nan cantik namun tetap mementingkan pekerjaanya. Papa? Mungkin dapat mendeskripsi kan bahwa Papa adalah orang yang perhatian dan sayang kepada anaknya. Tentu! Semua orang tua sayang kepada anaknya namun sayang dalam bentuk apa?

Yeonjun adalah pribadi yang keras dan suka mengatur, motto hidup " Semakin sukses, semakin sempurna"

Apa hidup hanya tentang uang?

Ayah? Hanya seorang supir biasa yang lunak akan perintah Papa. Semuanya bukan tempat pulang batin Jungwon.

________

"Jungwon?"

"Papa?"

"Kapan kamu pergi ke sekolah?" Jungwon tidak menjawab, ia hanya bungkam dengan tangan memilin. Yeonjun mendekat berdiri dengan jarak tidak jauh dari anak semata wayangnya dengan tangan memegang hp" Besok kamu sekolah"

"Ngga"

"Ngga mau sekolah? Mau jadi apa kamu?!"

"Jungwon ngga mau sekolah disana Pa"

"Terus mau kamu APA?!" Jungwon tersentak. Baru kemarin Jungwon dengan Papanya seperti keluarga harmonis"Jangan diam saja Jungwon!"

"Kamu minta sekolah diluar? Papa kabulkan tapi apa? Kamu membuang-buang uang Papa? Belum cukup kamu bersekolah disana?"

"Papa" Ujar Jungwon dengan tatapan bergetar menatap Yeonjun. Apa Yeonjun luluh? Tidak! Dia adalah sosok tempramental yang tak segan memukul orang.

"Sekolah atau Homescooling?"

"Pa tolong dengerin Jungwon"

CTYARRRRRRR!

"PA ITU HP AKU?!"

"Kamu hanya meminjam"

"Sini kamu!" Yeonjun menarik tangan Jungwon. Jungwon terseret, tangannya sakit. Baekhyun melotot! Mau kemana tuannya pergi membawa anaknya?

"Tuan tolong jangan begini"

"Minggir kamu Baekhyun"

"Papa sakitt"

"Tuan tolongg dia masih kecil" Baekhyun menghalangi pandangan Yeonjun. Yeonjun berhenti lalu menatap orang di depannya" Minggir atau ku pecat?"

Pecat? Pilihan apa yang harus ia pilih? Materi atau Jungwonnya? Namun jika tidak memilih pekerjaannya, ia harus kemana?. Jungwon menatap Baekhyun yang saat ini dilanda keraguan. Namun setelahnya ia minggir dari hadapan Yeonjun. Jungwon tersenyum, uang adalah segalanya bukan?

Yeonjun kembali menarik Jungwon dan melewati Baekhyun" Maafkan Ayah" ujar Bakhyun tanpa suara. Jungwon hanya mengangguk, keputusannya sudah benar.







~~~~

"Papa? Kita akan kemana?"

"Diam"

"Papa ayo pergi"

"Bisa diam?"

Tempat apa ini? Kenapa Papanya membawanya ke tempat seperti ini? Hutan? Di malam hari??.

"Papa akan bunuh diri?"

"Bukan bunuh diri tapi membunuh mu" Membunuhnya? Yoenjun ingin membunuhnya?

"Huweee Papa"

"Diam"

"Uwon ngga bakal minta hp baru tapi ayo pulanggg"

"Sebentar lagi"

"Papa ayo pulangg"

"Itu"

"Itu APA?"

"Makamnya?"

"Papa mau mengubur Uwon hidup-hidup? GILA"

"Siapa yang mau mengubur"

"ADUHH" Jungwon mengusap kepalanya. Sakitt, Yeonjun memukulnya.

Jungwon menatap Yeonjun lalu menyentuh kedua tangannya"Papa mengenal ku?"

"Kamu anak ku"

"Baguss 100 bintang"

"Berhenti bercanda Jungwon"

"Papa kau jelek"

"Kalau begitu kamu buruk rupa"

Apaan si anak sama bapak sama aja😑

Yeonjun menarik pergelangan tangan Jungwon. Jungwon hanya diam hingga tidak lama langkah mereka berhenti di atas sebuah makam.

"Siapa dia?"

"Buyut mu"

"PD Nim?"

"Itu kakek mu bodoh"

"Terus kakek Uwon yang mana? Papa jangan ngadi-ngadi"

"Yang itu" ujar Yeonjun menunjuk"Mana?"

"Yang itu Jungwon"

"Kok ngga ada namanya Pa?"

"Iya sudah lama sejak 100 tahun yang lalu"

"100 tahun! Kita ini apa Pa?"

"Syiluman"

___________________

Pukul 01.00

Yeonjun meraungi gelapnya pagi hari dengan Jungwon di kursi belakang. Yeonjun menoleh kan irisnya menatap Jungwon yang kini tertidur lelap.

Pikirannya melayang saat dimana ia menjelaskan apa sebenarnya mereka ini. Jungwon tertawa keras, mana mungkin Elf itu ada?

Helaan napas kasar keluar dari kedua belah bibir Yeonjun. Bagaimana ini? Jungwonnya sudah terbiasa hidup di dunia manusia bukan dinasti eranya.

Yeonjun bingung. Niatnya membawa keluarganya pergi jauh dari takdir ternyata hanya opininya saja. Takdir tetap terus mengkutinya.

Yeonjun telah sampai di garasi rumahnya lalu melangkah lebih dalam"Baekhyun?"

"Iya tuan?"

"Apa winter sudah pulang?"

"Baru saja Tuan"

"Kemana saja perempuan itu" ujar Yeonjun yang masih menggendong Jungwon.

"Apa Jungwon dengan saya saja?"

"Tidak perlu, kamu tidur saja. Maaf tentang yang tadi" Baekhyun tersenyum lalu mengangguk" Saya hanya menuruti rencana anda"

Tak

Tak

Tak


Satu persatu tangga telah di jajaki. Jungwonnya telah di tidurkan diatas kasur. Yeonjun menoleh kan atensi saat sampai di dalam kamar" Sudah pulang?"

"Sudah"

"Kenapa pulang terlambat?" Ujar Yeonjun dengan nada tegas. Winter menoleh" Ada jadwal tambahan Jun"

"Kenapa tidak bilang?"

"Apa aku harus bilang segalanya?"

"Aku suami mu"

"Lalu apa?"

Yeonjun diam. Pikirannya sedang kalut hari ini. Kabar tentang Winter dengan orang lain telah terdengar di telinganya, tapi apa benar? Winter dengan orang lain?.

"Ayo tidur, aku lelah"

Biarkan hari ini terkaburkan dengan hari esok.
Hari ini tetap hari ini.

-----

Lukanya transparan
Sayatannya masih ada

Izinkan ia menjalani hidupnya sesuai rangkain takdir




















Vampire Blood 2🔖Where stories live. Discover now