9# Pulang

827 142 6
                                    


Di jalanan yang penuh kendaraan. Udara terasa dingin, suhu memuncak dengan perlahan. Matahari telah terbenam namun Jungwon belum juga pulang.

Baekhyun, telah menghadap 3 jam yang lalu di depan Yeonjun dan Winter daritadi. Siapa yang tidak pulang saat anak mu dikabar kan menghilang dari sekolah dan sekarang belum pulang juga?

"Saya sudah mencarinya kemana pun tuan" ujar Baekhyun menatap Yeonjun dengan tangan menjelaskan, tidak untuk Yeonjun. Ia terus menggigit jari jempol nya mengkhawatirkan" Dimana kamu nak"

"Yeonjun! Ayo kita keluar!" Lihat istri cantiknya. Matanya memerah karena banyak menangis, Yeonjun gelisah ia bingung harus bagaimana, seluruh bawahannya sudah ia sebar luaskan. Rumah sudah diperketat tapi mana kabarnya?! Jungwon hilang tanpa jejak.

"Sudah kubilang ayo cari Jungwon brengsek! Sampai kapan menunggu? Ini hampir tengah malam hiks"

Yeonjun tidak sanggup. Winter menangis, sungguh menyakitkan. Direngkuhnya wanita rapuh dihadapannya" Siapa yang berani mengambil anak ku! Ayo cari jungwon"  ujar Winter yang terus memukul dada Yeonjun

"Stt ayo kita cari sekarang ya?"

Tidak ada jawaban. Yeonjun tatap arah mata Winter lalu menoleh ke belakang"JUNGWON!"

"Jungwon kamu kenapa sayang?" Ada apa dengan anaknya? Datang dengan sekarat, kaki yang terluka diatas gendongan?

"Baekhyun! Bawa Jungwon ke kamar" ujar Yeonjun menatap tegas kedua mata supirnya lalu kembali menatap di depannya" Jelaskan pada ku sekarang!"

_________________£££

"Aku hanya menemukannya di depan jalan"

"Kronologinya? Bajunya? Lukanya?"

"Sudah aku katakan aku hanya menemukannya"

"Pembohong!"

"Sampai kapan kau tidak mau percaya dengan ku Yeonjun?" Yeonjun menoleh menatap orang itu, tatapannya menunjukkan gurat kelelahan, Kim Soobin. Sahabat lamanya.

"Maafkan aku-"

"Tidak apa aku pulang saja"

"Soobin!"

"Aku percaya" ujar Yeonjun. Soobin tersenyum lalu mengangguk"Lain kali rumah mu harus terbuka untuk ku, setiap hari" ujar Soobin tanpa melepas senyumannya. Yeonjun tertawa lalu mengangguk, jujur ia juga merindukan momen itu, dimana mereka dan yang lain bersama.

Setelah mengantar Soobin pergi ke mobilnya. Yeonjun tersenyum. Tidak! Tidak lagi, kakinya berlari saat mengingat Jungwon di lantai atas.

BRAKKKK

Masih tertidur. Jungwonnya masih tertidur dengan pakaian yang telah di ganti. Pandangan Yeonjun menurun saat melihat kaki si mungil di perban. Kejam.

"Dia masih belum bangun?" Baekhyun menggeleng tanpa suara sedangkan Winter mengusap rambut anaknya" Jungwon..bangun, Mama ngga marah, badan kamu dingin nak" ujar Winter menaikkan selimut anaknya sedikit ke atas.

Yeonjun tersayat. Ini luka tanpa tusukan lainnya selain cinta.

Pukul 05:00

Seorang mata yang indah baru bangun dari tidur panjangnya. Jika snow white impian bangun bersama senyuman, kini Jungwon bangun dengan mulut bergetar.

"A-ayah, Papa, Mama d-dingin" Tangan Jungwon bergetar meraih alat canggih diatas nakasnya.

Titttt

"P-papa" Tidak ada jawaban sama sekali. Suara Jungwon terlalu kecil" Pap-paa"Ayolah! Jungwon kurang tenaga😬"Pap-paaaa!"

BRAKKKK

Itu Papanya, Choi Yeonjun datang dengan nafas bergemuruh dengan rambut acak acakkan" Papa"

Apa lagi ini tuhan? Lihat! Sekarang Jungwonnya sedang merentangkan tangannya untuk dipeluk" Anak Papa sudah bangun hmm?" Ujar Yeonjun disela pelukan mereka berdua.

Jungwon mengangguk lalu menatap Yeonjun" Papa"

"Hmm?" Yeonjun tersenyum dengan hati-hati menatap isi mata anaknya ini lalu" Uwon laper"

BUYARR SEMUANYA. Hal yang dikira Yeonjun mengerikan ternyata sebaliknya"Uwon laper Papa!"

"Ulangi lagi ngga akan Papa kasih makan"

"Papa~"

"Uwon laper"

Yeonjun gemas. Jungwon memelas dengan tangan di perut sambil menarik tangannya. Sudah cukup ini bisa membuatnya gila batin Yeonjun.

"Mau makan apa hmm?" Ujar Yeonjun mengusap surai si kecil. Jungwon tersenyum" Steak pedas"

"G"

"Papaa"

"Anak sakit ngga boleh makan pedas" Ujar Yeonjun lalu pergi meninggalkan anaknya di dalam kamar. .Biarlah semesta berkata apa, ini hanya drama semata. Yang akan terus dilihat oleh manusia bijak.

______________________

"Kamu kemarin kemana?" Di sela makan mereka berdua. Yeonjun mengeluarkan suaranya yang membuat Jungwon diam berhenti makan.

"Ngga kemana-mana"

"Jawab yang jujur Choi Jungwon"

"Uwon ngga papa Pa, ngga perlu khawatir"

"SIAPA YANG TIDAK KHAWATIR JIKA ANAK MU PULANG DALAM KEADAAN PINGSAN DIATAS GENDONGAN SAHABATNYA SENDIRI DENGAN KAKI TERLUKA? KEMANA KAMU KEMARIN! JAWAB" Jungwon hanya berani menunduk. Ia takut untuk berbicara.

"Jawab papa Jungwonn" Apa ini? Anaknya tidak mau menjawab pertanyaanya? Yeonjun mulai pusing
Tangannya mencengkram rambutnya bukti bahwa ia benar-benar prustasi.

"Papa maafin Uwon" Jungwonnya menangis? "Uwon ngga tau Pa ngga tau" ujar Jungwon terus menggelengkan kepalanya lalu menatapnya" Papa peluk"

Bukan! Ini terlalu berat. Yeonjun memeluk anak semata wayangnya. Sebuah tangisan yang tadi ditahan kini pecah dalam dekapannya. Jungwon meremat kuat tubuh Papanya bersama kepala yang diletakkan di dadanya"Uwon takut Pa"

"Papa disini Papa disini" Yeonjun mengecup pucuk rambut Jungwon. Ada apa ini tuhan? Anak ku masih belum tau apa apa. Masih belia untuk ujian mu yang begitu keras. Ia masih baru memilih keputusannya.

_________________________________________

"Ketemu"

"Dimana?"

"Titik darahnya hilang saat berada disini"

"Darah?!"

"Ngomong yang jelas lo Jake!"

"Ngga perlu bentak gue bisa ga?"

Jay meremat stir mobilnya. Ia merasa tidak bisa diandalkan dalam mencari Jungwonnya setelah mendengar suara-suara saudaranya dalam HT.

"Beneran ngga ketemu Hyung?" ujar Sunoo dalam HT "Iya"

"Kita balik" Balik? Jungwonnya belum ketemu"Heesung Hyung tapi Uwon-"

"Kita pulang Jay" Jay pasrah. Ia harus kembali sekarang. Lihat saja Jungwonnya pasti akan ia dapatkan sebentar lagi.


Don't forget vote me and comment

Pembaca yang bijak adalah memberi dukungan























Vampire Blood 2🔖Where stories live. Discover now