05

80.2K 8.9K 2K
                                    

Chapter 5......

Absen dulu pake emot '💩'

Selamat membaca....

Happy reading 🥳🥳🥳

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.







Seperti chat kemarin, hari ini Samuel akan bertemu dengan Karla disamping sekolah. Kenapa ga belakang aja? Yok nda tau, tanya kok tanya saya.

Namun, sudah 5 menit berlalu Karla tak kunjung datang. Samuel mulai berfikir apa dia lupa?

Tiba-tiba bunyi langkah kaki menuju tempat Samuel.

"Karl- loh, Lo ngapain di sini?"

Samuel kaget yang datang bukannya Karla mah cakra. Apa laki-laki ini ada keperluan di sini.

"Mau ngomong apa Lo?"

"Hah?"

Samuel bingung dengan pertanyaan Cakra.

"Ck. Gue bilang Lo mau ngomong apa sama gue?" Samuel semakin bingung.

"Yang gue tunggu tu Karla bukan elo" ngegas Samuel.

"Lo bodo banget ya, nomor yang Lo chat itu nomor gue tolol"

"What the fa-" mata Samuel melotot. Yang benar saja kenapa bisa nomor Karla jadi nomor si Cakra.

Apakah Karla sedang mengerjai Samuel?

"Bego banget" usai berkata begitu Cakra langsung pergi meninggalkan Samuel yang masih syok.










"Darimana Lo?" Tanya Berni yang sedang duduk bersama Fajar.

"Ga"

"Tumben Lo ga ribut. Biasanya petakilan Mulu Lo" ujar Berni dengan nada mengejek.

Gimana mau ribut, samuel saja masih syok. Lagian, kenapa Cakra ga bilang aja di chat kalo itu dia bukan Karla.

"Arggk" Samuel menjambak rambutnya.

"Jar, kayaknya kita harus panggil pak ustadz. Ni anak harus di rukiyah" bisik Berni pada Fajar.

"Gue denger ya bangsat"

Samuel langsung menuju tempat duduknya dan menaruh kepalanya di atas meja.

Samuel lalu mengambil ponselnya dan membuka kontak Cakra dan mengganti nama kontaknya. Dia tidak menghapus kontak Cakra, supaya kalau misalnya ada keperluan dia tinggal chat aja.








"Samuel, babi Lo jalannya cepet amat" gerutu Berni yang dari tadi mengikuti langkah panjang Samuel menuju kantin.

"Lo yang kelamaan" Samuel terus berjalan tanpa melihat ke belakang.

Berni yang ingin mengejarnya tiba-tiba berhenti saat bahunya di pegang.

"Udah biarin aja duluan, Lo jalan pelan aja masih ada gue" ujar Fajar. Berni langsung tersenyum dan merangkul sohibnya itu. Mereka berdua akhirnya menuju kantin.

"Kapan Lo ngirim gue link bokep yang Lo bilang hari itu?" Tanya Berni sambil memakan nasi goreng nya.

"Pulang gue kirim. Soalnya linknya di laptop bukan di handphone" Berni hanya mengangguk dan Samuel kembali memakan batagornya.

Salah Kirim [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang