14

60.7K 7.4K 1K
                                    

Woiiiii!!! Lagi apaan Lo Lo pada!!

Selamat datang di chapter tiga belas.

Sebenarnya author lagi sibuk bikin tugas, tapiiii alurnya lagi lancar-lancar nya nih, jadinya ya udahlah bikin tugas sambil nyicil.

Sekolah gue esok ga libur masa.? 😭😭😭😭

Absen dulu pake emot ini '😎'

Selamat membaca....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





"Pagi ku cerah, mata hari bersinar. Ku gendong tas merah ku di pundak"

"Eh, tas gue item anjir" Samuel berjalan di koridor sekolah sambil menyanyikan lagu di tik tok yang pernah viral itu.

Samuel berjalan sambil sedikit melompat. Author bingung ini kenapa sifat Samuel seperti ini_-

Saat sampai di depan kelas, dia melihat dua sahabatnya di sana dan langsung menghampiri mereka berdua.

"Pagi, para bestie" Samuel langsung merangkul Berni dan Fajar bersamaan.

"Pagi, Sam" balas Berni.

Fajar langsung melepas rangkulan Samuel darinya dan langsung masuk ke kelas.

"Lah, tu anak kenapa?" heran Samuel saat melihat sifat Fajar. Yah, fajar memang tidak senyum sepeti biasa tapi dia tidak akan bersikap seperti ini.

Berni merapatkan bibirnya lalu menaikan bahunya pertanda tidak tau.

Samuel tidak ambil pusing dan langsung masuk ke kelas bersama Berni sambil merangkul pundak Berni.








Kring kring kring

Bel istirahat berbunyi, beni datang ke tempat duduk Samuel dan Fajar.

"Jar ke kantin yuk" Fajar tak menghiraukan Samuel yang bertanya dan Berni yang sedang melihatnya.

Fajar langsung pergi keluar dari kelas, Tanpa sepatah katapun.

"Dia kenapa sih?" Berni hanya melihat punggung Fajar yang mulai menghilang dari pandangannya.

Jujur saja, dia merasa di jauhi oleh Fajar. Tapi, kenapa? Bukannya seharusnya yang marah itu, Berni?

"Terserah lah, kita ke kantin kuy" Samuel langsung merangkul Berni dan mereka berdua pergi ke kantin.

"Samuel ga boleh Sama Berni, Berni lebih cocok sama Fajar" gumam Tari saat melihat kejadian di depan matanya ini.

"Lo ngomong apaan?" Tanya Bima di sebelah Tari.

Tari kaget dan langsung menghilangkan pikiran laknatnya untuk sekarang.

"Gak, ga pa-pah" Bima mengangguk dan kembali merapikan bukunya.




Kantin 📍

Salah Kirim [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang