Hari baru

692 46 0
                                    

Hari ini bertepatan dengan hari dimana Bara dan Arkan akan liburan di Bali, astaga dasar Duda satu ini dari Amerika menuju Bali hanya karena Arkan yang begitu menyukai suasana pantai.

Kini ayah dan anak beserta anak buahnya juga ikut dan jangan lupa dengan Affan, dia juga ikut awalnya ditolak karena itu hanya private duda dan anaknya tapi Affan banyak akal, jadi dia menggunakan orang tua mereka sebagai ancaman bagi Bara.

Bara memang sadar jika Affan pasti akan melakukan itu maka ia hanya bisa mengiakan saja baginya tak masalah toh tinggal buang di Bali saja dan menutup mulut anak buahnya maka Affan akan menjadi gelandangan.

Heheh... Rencana Bara yang begitu hebat harus terhapus karena Affan mengajak sepupunya yang bernama Aldian.

_________________

Kini mereka berempat didalam mobil yang sama yang melaju dijalan kota Denpasar.

"Sial.. bocah tengil ini malah mengajak Aldian rencanaku harus hancur sangat tidak menyenangkan..."

Bara benar-benar harus menghapus rencananya untuk membuang Affan diBali.

Kini mobil mereka tiba di hotel yang telah disewa beberapa hari lalu.

"Ah...lega..." Tutur Affan merenggangkan kedua tangannya.

Plak..

"Aduh!..sakit woi dasar Al sialan.." Affan benar-benar emosi pasalnya Aldian malah menampar pipinya.

"Jan desah gua masih normal.." Aldian meninggalkan Affan yang masih menatap bingung.

"ANJ...GUA JUGA MASIH NORMAL ALDIAN GUA BUNUH LO!!!!!..." teriak Affan yang masih berdiri didekat mobil.

_____

"Daddy..."

"Ya, baby?.." Ucap lembut Bara pada sang putra.

"Jika manusia tidak bernafas apa yang akan terjadi..." Sentak Affan dan Aldian yang tadi hanya fokus pada nonton mereka langsung mengalihkan pandangannya kearah anak dan ayah itu. Memang mereka sudah beristirahat agar besok pagi bisa bermain sepuasnya.

"Heh, pertanyaan bocah sepertimu sangat tidak bagus..." Aldian yang tak percaya dengan pertanyaan Arkan.

"Aku hanya bertanya.." lurus Arkan.

"Arkan kamu mau jika manusia tidak bernafas maka ia mati..." Affan tiba-tiba membeo.

"Mungkin takkan hidup.." Bara langsung fokus pada film yang tengah dimulai.

Arkan yang mendengar itu hanya menatap sebentar lalu meninggalkan mereka bertiga yang masih fokus pada nontonnya.

"heh duda..." Affan memanggil Bara dengan wajah angkuhnya.

"Apa.."

"Jika satu tambah satu sama dengan dua maka aku tambah kamu apa?.."

"Kematian..."

"Anjirt, gak asik lu jadi duda jahat amat lu, lupa kejadian Minggu lalu yang buat gua nangis Ama teriak kayak orang gila, Lo lupa..." Affan yang langsung menarik kerah baju Bara yang dari tadi hanya fokus pada film.

Untung hanya mereka berdua karena Aldian saat melihat Arkan pergi ia juga ikutan pergi. Bara yang melihat adiknya yang tengah marah ini hanya tersenyum.

"Napa Lo senyum..."

"Jual janda laku gak ya,Mayan nambah uang..."

"Heh denger gak.." ucap Affan membuyarkan lamunan Bara.

"Cari makan yok.." ajak Bara pada Affan.

"Gak paling akal-akalan doang entar gua juga yang bayarin.." tolak Affan.

"Ck, gua yang bayar janji.." memberikan jari kelingking kearah Affan.

"Okeh gas..janji awas aja Lo.." Affan menerima uluran jari Bara itu.

Kini Affan dan Bara memutuskan untuk mencari makan,memang sebenarnya ia bisa makan dirumah tapi mereka berfikir bahwa mungkin saja jika diluar akan ada hal yang menarik.

"Pakk!!....Bakso dua ya.."Sahut Affan yang kini telah tiba bersama Bara di tempat penjual bakso pinggir jalan, astaga Duda ini.

"Heh Duda, Lo yang bayar ye gua mah ga bawa uang.." santai Affan sambil memakan bakso yang telah tiba tadi.

"Hmm..."

Mereka yang tengah asik makan tiba-tiba kedatangan tamu tak diundang, sebuah Geng motor sport baru saja tiba di depan kedai.

"Pak..Bakso 13.." sahut salah satu anggota itu.

"Kayak pemain bola aja..." Salah Satunya.

"Heh duda Lo tau gak sih dibocah ingus.." Affan berbisik pada Bara.

"Gak tau gak perduli setelah makan jalan-jalan..." Santai Bara yang berdiri membayar.

"HEH!, DUDA TUNGGU GUA JUGA IKUT, BERABEH ENTAR....!!.." Affan berteriak keras yang melihat Bara akan meninggalkannya, dengan cepat menghabiskan Bakso.

Tanpa ia sadari jika geng motor melihat kearah Affan yang tengah berlari.

"Kenal bro?.." tanya anggota pada ketuanya.

"Ga.." dinginnya.

__________

"Dasar Duda karatan.." tutur Affan yang kini duduk dimobil yang dibawa Bara.

"Bukan besi.."

"Lo mah, argh.... Ada masalah hidup kah Ampe ninggalin gua gitu dasar Lo..."

"Sengaja.."

"Gua kaduin emak.."

"Coba aja dasar manja..."

"Heh, njimmm au ah punya abng gini amat.."

"Punya adek bodoh yah gini nih nasib.."

"Awas Lo gua Kadu.."

"Coba Kadu gua tinggalin Lo dijalan.."

Seketika Affan bungkam saat Bara mengancam balik.

"Takutkan makanya Jan dipaksain kalo gak pintar.." santai Bara.

"Awas aja Lo..." Sinis Affan.

5 menit kemudian
Mobil itu melaju kencang dijalan dengan teriakan Affan yang seperti ibu-ibu melahirkan, Bara sengaja ingin membuat nyawa Affan terbang dari awal Affan yang membuatnya emosi maka dari itu Bara mengerjainya dengan membawa mobil dengan kecepatan tinggi.

"WAAAAA...!!!! GUA KADUIN EMAK IJAH AAAAAAAA.........MAKKKK......ANAK.....MU....WAAAA....DUDA......AAAAA!!!!!!!..."

"Mak ijah?, Janda kompleks perumahan di gang melati dulu, astaga Affan.." geleng-geleng kepala Bara melihat ucapan Affan pasalnya ibu Ijah adalah janda kompleks perumahannya dulu waktu mereka masih diBandung.

continued.....

Cinta Sedarah [BL] |Berhenti Untuk Sementara|Where stories live. Discover now