Bara dan Arkan

145 8 0
                                    

Sebuah villa yang terletak ditengah-tengah hamparan taman yang begitu cantik dan luas siapa sangka villa itu milik keturunan Aldiansyah ya dia Bara kini ia memutuskan untuk merawat kakeknya yang tengah berjuang melawan penyakitnya itu.

Karena kerenggangan yang terjadi akibat hilangnya Affan membuat Bara harus memutar otak dan ia memilih merawat kakeknya di villa saja karena baginya rumah sakit terlalu pengap karena banyaknya orang.

Arkan tentunya mengikuti Bara baginya Bara sekarang bukanlah sosok ayah lagi namun malah berganti menjadi sosok kekasih , Arkan tak habis pikir mengapa ia bisa menjadi kekasih Bara padahal ia anaknya namun restu sang kakek Arkan menerima semuanya.

Arkan bingung mengapa ia bisa mendapatkan Restu padahal ia adalah keluarga Aldiansyah seharusnya dikekang namun ini malah sebaliknya karena tidak ingin memusingkan kepala ia hanya mengikuti arus saja.

Diruang bernuansa putih terlihat jelas Bara tengah menatap kearah sang kakek yang masih setia menutup matanya.

"Maafin Bara gagal buat jaga semuanya.." permintaan maaf Bara karena ia gagal untuk menstabilkan keluarga Aldiansyah.

"Bara janji bakal buat semuanya kayak dulu.." terlihat tekat yang begitu besar dari Bara yang masih setia menatap sang kakek.

"Eum..pen Mimi..." Arkan yang baru saja muncul sambil mengucek-ngucek matanya.

"Ada apa Hm baby?.." Bara mengelus rambut Arkan lembut.

"Mimi..." Arkan yang langsung memeluk tubuh Bara.

"Huh..ayo kita ambil.." Bara bangkit dan mengendong Arkan ala koala.

"Pen Mimi..." Gumam Arkan lagi yang membuat Bara gemas karena sifat Arkan yang manja.

"Iya baby..."

"Perasaan Daddy jawab babi babi Mulu emang Arkan babi apa dancok emang punya pacar bapak sendiri tapi gapapa ada yang wahahaha..." Batin Arkan yang sangat sesat.























"Dad, om Affan bakal ketemu?..."  Arkan yang menatap manik mata Bara begitu intens.

Kini keduanya tengah berada di taman belakang villa tersebut dengan disuguhkan pemandangan yang indah membuat suasana hati nyaman apa lagi bayi Arkan otak dewasa ini tengah nyaman karena meminum susu dengan Dodot walaupun sudah berumur 17 tahun.

"Entahlah berdoa agar Affan cepat ketemu dan keluarga Aldiansyah kembali damai.." Bara mengelus rambut Arkan lembut sejujurnya hatinya masih sedih saat sang adik harus hilang.

"Apa kita tidak kembali ke Indonesia Arkan bosen diam disini..." Arkan menatap lurus kedepan.

"Maaf membuat masa remaja mu seperti ini aku tidak bisa berjanji Arkan namun aku akan mencoba..."

"Aku faham...."




















Di Cina tepatnya disebuah apartment yang bernuansa begitu mewah yang membuat siapa saja akan merasa iri karena fasilitas di apartment itu benar-benar membuat orang biasa menangis akibat kecanggihan teknologi namun siapa sangka apartment itu dimiliki oleh Aldian sang tokoh utama yang menyebalkan bagi author.

"Ulangi ucapannya..." Tatapan Bianca yang tak percaya saat Aldian berucap beberapa menit yang lalu

"Ayo cerai..." Ulang Aldian.

"Aku tahu maksudmu Aldian namun jika memang begitu apakah kau yakin keluarga ku akan diam saja saat kau meminta bercerai itu otomatis persatuan dua keluarga akan putus..." Jelas Bianca santai sambil mengelus rambut kekasihnya yang berbaring dipaha gadis itu.

"Cih. Lalu kau mau terus-menerus seperti ini yang harus diam-diam bermesraan dibelakang keluarga bahwa kau dengan kekasihmu selalu bermain di apartment ini?.. jangan lupa status mu Bianca aku suamimu dan kau istriku walaupun aku membiarkan mu bermain dan bersama kekasihmu namun kau harus tau batasan..."

"Bukannya kau sendiri yang bilang aku boleh-

"Ya memang namun lama kelamaan semuanya akan terbongkar juga Bianca lebih baik aku membantu mu untuk berbicara dengan keluargamu Agar hubungan kalian dikenal bukan diam-diam seperti ini..."

"Aku tak yakin keluarga ku akan setuju kau tau bukan maksudku apa.."

"Aku tahu namun kau tidak tahu caranya berbicara dengan keluargamu secara santai kau terlalu ingin terburu-buru..."

"Jadi apa agar aku dan Dino bisa bersama tanpa sembunyi-sembunyi seperti ini..."

"Kau dan Dino kurangi bertemu takutnya orang tua mu mengirimkan mata-mata..."

"Aku faham aku dan Dino akan mengendalikan diri untuk tidak terus bertemu..."

"Baiklah mari membahas tentang Affan..."




Cinta Sedarah [BL] |Berhenti Untuk Sementara|Where stories live. Discover now