peran bodoh

166 16 0
                                    

Kelas MIPA¹ kini dihebohkan dengan acara tahunan sekolah kelas mereka mendapatkan bagian pemeran Cinderella.

"Kyakk....gila kita malah main peran..." Ucap siswa dikelas itu.

"Aw...gua mau jadi Cinderella ayang Vian jadi pangeran..." Teriak siswi.

"Ayang Vian putri cantik ini siap manjadi pasanganmu..."

Kerusuhan dan bacotan dari siswi dikelas karena memperebutkan peran sebagai Cinderella karena mereka berfikir Vian adalah pangeran.

Namun sisi lain Vian dan Rizky kini tengah bergosip bersama Viano.

"Jadi apa Lo.."tanya Rizky pada Viano.

"Eumm gak tau Viano bingung..." Viano menggeleng karena ia bingung mau jadi apa.

"Heleh jadi pelayan aja..." Ucapan Rizky yang langsung ditatap tajam oleh Vian.

"Wehehehe selow bang aelah pawangnya serem jadi ngeri..." Rizky yang cengengesan ia tak mau menjadi mangsa untuk Vian karena berani menganggu miliknya.

"Hmm..."

"Oh ya Vian keknya ciwi-ciwi dikelas mau Lo jadi pangeran deh.." Rizky yang melihat pertengkaran siswi dikelas yang saling adu mulut bahkan adu jotos yang membuat Rizky ngeri itu ketika cewek udah Jambak beh itu sakitnya gak bisa berkata-kata lagi sungguh sakit.

"Gak minat..." Vian yang langsung menelungkup kepalanya diatas meja ia benar-benar tidak minat dalam bermain peran cukup berperan ditubuh Affan jangan menambahkan peran baru.

"Woi trio Wek Wek..." Teriak Arga ketua kelas memanggil Vian dkk.

"Apa!..." Rizky tak kalah kencang.

"Ambil ni cabut lotre aja biar gampang yang ada kalo lama-lama cewek dikelas pada botak semua..." Arga memberikan kotak yang berisi beberapa peran namun masih terguling.

"Dari tadi kek kan gua ngeri liatnya bayangin aja entar kita kena imbasnya behks botak sudah kita.." Rizky yang mengelus dirinya sendiri karena sudah ngeri duluan sama rasa Jambakan cewek.

"Nyeh nih ambil Lo Vian Viano ambil juga..." Viano mengambil dan tak lupa mengucapkan terima kasih sedangkan Vian menengok dengan malas ia mengambil satu kertas.

Arga berjalan kedepan kelas untuk memberikan isyarat siapa saja yang mendapatkan peran utama.

"Baik ges...yang dapat peran ibu tiri siapa!!.." teriak Arga membuat interaksi penghuni menjadi diam karena ingin melihat siapa.

"Gua.." ucap seorang mengangkat tangan.

"Oke Wahyu..."

"Anj gua minta ditukar cok masa jadi mamak tiri gak elit bat.." protes Wahyu karena ia malah mendapatkan peran ibu yang kejam tapi memang cocok.

"Udah Wahyu terima nasib ya zeyeng..." Ucap Radit tersenyum kemenangan.

"Oke jadi yang kakak tiri si sinder..." Arga membuka suara lagi.

"Gua/ane.." Radit dan Leo bersamaan.

"Oke terus yang pangeran..." Satu kelas kompak meneriaki nama Vian karena berharap sang pujaan menjadi pangeran tak berkuda namun Arga yang sudah mulai emosi langsung menghentikan teriakan membahana para penghuni kebun binatangnya itu.

"Udeh diem Vian Lo apa biar jelas ni anak utan kagak teriak..." Arga menatap kearah Vian begitupun yang lainnya.

"Cinderella..." Vian tanpa minat.

"Apa/what!!!!!!..." Siswi kelas kompak.

"Oke demi apa diem semua yang jadi pangeran siapa nih.." Arga yang benar-benar pusing dengan tingkah laku teman kelas yang seperti penghuni kebun binatang.

"Gue.." Tino dingin.

"O-oke semuanya jadi peran penting udah jelaskan nah kita lanjutkan ke peran figur-..."

Cekcok kelas mulai terjadi lagi bahkan bentakan nyaring dari Tino pun tidak digubris oleh para wanita yang sudah benar-benar murka pada drama kali ini karena pemeran utamanya laki-laki semua apa lagi Vian dan Tino malah jadi Cinderella dan pangeran sial memang bagi ciwi kelas karena Vian menjadi Cinderella.

"Gile sih Vian jadi Cinderella..." Ucap Wahyu tertawa.

"Hooh Mana ada adegan kis kis gitu lagi haha gimana ya nanti..." Radit yang tak kalah sengkleknya.

"Diem Lo pada.." lerai Zidan.

"Hihihi kagak sabar liatnya tapi kaget aja kulkas kita disatukan ma batu.." ucapan Wahyu yang disetujui oleh semuanya kecuali Zidan dan Tino yang dari tadi diam.

"Sial kok gua bisa jadi pangeran..." Batin Tino yang sibuk memikirkan peranya itu.

Disisi lain trio Wek Wek kini tengah bercanda gurau.

"Oh iya ky kok kamu gak gabung sama Tino dkk.." tanya Viano heran.

"Lagi gak aja diluar kita gabung kok sekarang gua lagi ma Vian dia sepupu gua jadi gua harus jaga entar dimarahin mamakny lagi.." jelas Rizky berbohong pasalnya ia tidak gabung karena dia malas aja tapi Tino dkk memaklumi bahwa Rizky tidak bergabung dikarenakan menemani Vian yang sulit beradaptasi dilingkungan alasan Rizky cukup mendukung karena sifat Vian yang cuek cuek pen tampol tapi kalo gak cuek malah jadiin anak orang  mayat.

"Kiw jadi Cinderella gimana nih pendapat tuan Vian yang terhormat.." goda Rizky yang ditatap tajam oleh Vian karena masih kesal dengan peran yang baginya itu bodoh bisa-bisanya Arganjing memberikan peran sengklek seperti itu.

"Udah Vian Jan dipikir tenang aja Tino mah masih ori kalo Lo adu cipok entarkan tu kis pertama si Tino.." bukannya mendengar ucapan si Rizky Vian malah pergi karena ia benar-benar kesal.

"Sialan peran bodoh.." batin Vian kesal.

"Aelah baru juga ngomong.." Rizky menghela nafas pasrah.

"Sabar ya entar orang sabar pacarnya banyak.." Viano menepuk-nepuk bahu Rizky berharap pemuda itu sabar namun malah ditatap tajam oleh sang empu.

"Hi sial Lo Viano gini-gini cewek yang mau banyak ye ma gua.."

"Iya iya banyak tapi sayangnya keknya Lo belok.." Viano langsung kabur takut diamuk oleh Rizky yang sudah murka.

"Woi gua tu masih suka gunung kembar..." Teriak Rizky.

"Hahaha.." tawa Viano


























"Bagaimana persiapan?..."

"Sudah siap tuan.."























"Bagaimana situasi disana?.." suara yang begitu dingin tengah menelfon seseorang

"Sudah semakin kacaw tuan.." balas orang yang ditelfon.

"Bagus tetap awasi.."

"Baik tuan sesuai keinginan anda.."

"Aku tak sabar melihat kehancuran secara perlahan.."

"Maaf tuan saya tutup ada yang datang.."

"Ya.."
















Judul sama deskripsi dirubah ya wahaha soalnya akan ada beberapa pergantian peran dalam cerita mungkin hampir semuanya...

Sekian jangan lupa vote dan komen

Cinta Sedarah [BL] |Berhenti Untuk Sementara|Where stories live. Discover now