Twilight Series : Red Snow "Rising of The New Creatures"

Chapter 30 : "Honeymoon"

Halo, halo....
akhirnya update juga ya setelah sekian purnama
.
oke no basa basi, let's dive into this chapter
.
.

HAPPY READING
.
.

Author POV

Acara pernikahan pun selesai dan tentunya berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan sedikit pun. Keluarga besar Cullens itu berhasil merayakan pesta pernikahan tanpa pihak Volturi maupun pihak para hunter mengetahui perihal acara tersebut, atau ya... tidak menutup kemungkinan bahwa kedua pihak meresahkan itu ternyata secara diam-diam memantau dari jauh dan ya... hanya sekedar memantau dan melaporkan hasil pantauan mereka bahwa segerombolan vampire dan werewolf tengah mengadakan pesta meriah dan tidak sedang mengancam nyawa siapapun.

Semua punya rencana masing-masing, pihak manapun jelas punya jadwalnya mereka sendiri untuk melalukan pergerakan. Ketiga pihak bukanlah sekedar makhluk bodoh yang tak tahu apa-apa, mereka semua jelas tengah mempersiapkan segala kemungkinan yang ada dan apa yang harus dilakukan kedepan. Namun saat ini, kedua insan bernama Renesmee dan Jacob tengah menikmati kehidupan baru mereka tanpa memperdulikan ketegangan yang tengah terjadi di antara ketiga pihak. Carlisle dan Edward sempat berpesan kepada dua sejoli itu bahwa mereka tidak perlu memikirkan apapun, dan nikmati waktu-waktu mereka setelah menikah. Gunakan waktu sebaik mungkin dan jangan nekat untuk meninggalkan tempat honeymoon mereka kecuali waktu honeymoon mereka memang sudah berakhir.

Well... ngomong-ngomong soal honeymoon, Renesmee memutuskan untuk tidak meminta lokasi rahasia lagi sebagai tempat honeymoon mereka, ia menyadari bahwa lokasi pernikahannya itu sudah terbilang rahasia dan satu-satunya kabin disana sudah terbilang lebih dari cukup dari segi fasilitas maupun suasana alamnya sendiri. Jacob jelas menyetujui keputusan istrinya itu tanpa ragu dan Edward mengiyakan karena ia secara tidak langsung merasa cukup lega bahwa lokasi honeymoon anak semata wayangnya itu masih berada di dalam jangkauannya.

" Sungguh aneh bukan? " ucap Renesmee kepada Jacob saat mereka tengah membersihkan kabin yang bisa dibilang ya... cukup berantakan setelah acara pernikahan mereka yang berlangsung hingga petang.

" Aneh apanya? pernikahan kita barusan? "

" (chukles) Bukan... maksudku, suasana ini.... dimana hanya ada kita berdua di tempat terpencil seperti ini dan aku tidak perlu repot-repot memikirkan mengenai jam malam atau apalah itu dan aku benar-benar bisa menghabiskan waktuku sepenuhnya bersamamu "

" Apa kau mengatakan semua ini bermaksud untuk memancingku, hm? "

" Memancingmu apa? aku hanya mengatakan apa yang ada di pikiranku saja " Jacob tersenyum lebar mendengar ucapan istrinya itu dan seraya berjalan mendekatinya.

" Ya... kau boleh berbicara apapun yang kau mau, aku akan selalu menjadi pendengar setiamu " Renesmee tersipu malu saat lengan Jacob sukses memeluk erat tubuh rampingnya dan nafas Jacob yang terasa sampai di tengkuknya.

Renesmee POV

Aku menghela nafas singkat, mencoba menarik dengan paksa udara yang sedang melilitku. Seketika aku merasakan ada sensasi yang secara konstan merambat dari ujung kakiku hingga ujung kepalaku. Semua anggota tubuhku merasakan sensasi itu. Hangat, dingin, lembut, bahkan geli, semua tercampur menjadi satu dalam sensasi aneh ini. Ini pertama kalinya aku merasakan hal yang begitu kikuk namun masuk akal.

Jacob dengan lihainya menggerayangi kulitku yang pucat pasi ini tanpa beban, seakan-akan ia memang sudah begitu hafal dengan tata letak tubuhku yang cenderung lebih sensitif. Aku tidak berani menatap wajahnya, dan untung saja posisinya tepat di belakangku jadi aku tak perlu bersusah payah untuk menghindari tatapan mautnya. Aku terlalu fokus pada sensasi konyol ini, aku tidak menyangka bahwa selama ini keberadaan Jacob memberikan pengaruh besar padaku. Aku tidak menyangka bahwa Jacob akan sukses memberiku sensasi gila ini. Sosok yang dulu hanya kuanggap sebagai kakak laki-laki super protective ku bisa dengan mudahnya menenggelamkanku dalam fantasi-fantasi liar yang aku sendiri menanyakan, 'bagaimana gambaran-gambaran itu bisa muncul begitu saja dipikirkanku?'