J' - 03

485 55 3
                                    

Seharian ini Jimin hanya duduk di ranjang tersayangnya, ia benar-benar malas untuk keluar kamar meski hanya sekadar makan.

Kring... Kring...

Tumben sekali ponsel Jimin berbunyi. Biasanya, bisa sampai satu bulan ponselnya tidak berbunyi lantaran tidak ada yang menelfon nya.

"Jimin di kamar, Eomma." Ucap anak itu saat mengangkat telepon seluler nya.

"Sudah makan?" Kurang lebih, wanita yang ada dibalik telepon bertanya seperti itu.

"Eomma kenapa lama sekali di Daegu nya!?"

"Eomma bertanya kau sudah makan, belum!? Kakak kamu menyiapkan makanan tidak!?"

"Eomma... Aku tidak akan makan kalau bukan aku sendiri yang menyiapkan." Jimin lolos bercerita kepada sang ibu dengan sejujurnya.

"Yoongi, Hoseok!? Tidak menyiapkan apapun untukmu!? Astaga kakak macam apa mereka ini!?"

"Jimin baik-baik saja, Eomma dan Appa jaga nenek baik-baik ya... Jimin rindu Eomma, Jimin ingin eomma cepat pulang."

"Eomma pesankan makanan online dari sini, ya? Jimin harus makan, nak. Kalau tidak nanti sakit..."

"Tidak usah. Aku akan ke dapur membuat makanan." Jawab Jimin.

"Tidak! Jimin berujung memasak ramyeon dengan keadaan perut kosong belum makan dari pagi. Eomma paham betul kesehatan Jimin yang mudah sakit. Eomma tidak mengizinkan."

Tut!

Telepon dimatikan dengan satu pihak. Belum Jimin selesai berbicara, tapi wanita yang disebut Eomma oleh Jimin itu sudah menutupnya.

Yap, yang barusan adalah ibu Jimin. Tapi bukan hanya Jimin, ada Yoongi dan Hoseok juga yang tahta nya menjadi seorang kakak untuk Jimin.

"YA PARK JIMIN!!!" Suara dentuman pintu kamar yang terbuka begitu saja saat Jimin sedang melamun.

"Astaga! Yoongi hyung! "

"Mengadu apa kau ke eomma!?" Tegas Yoongi pada Jimin.

"Mengadu? Ah, Eomma hanya bertanya aku sudah makan atau belum, ya aku jawab belum. Karena nyata nya aku belum makan." Jawab Jimin dengan santai.

"Kau belum makan?" Tanya Yoongi datar.

"Belum."

"Ya sudah, kau makan saja sendiri."

Yoongi meninggalkan Jimin sendiri dikamarnya. Jimin kesal lantaran sang kakak yang tidak pernah peka sedikitpun.

Pintu kamar Jimin terbuka kembali.

"Kau mau makan apa!?" Itu Yoongi yang bertanya.

"Apa saja, asal jangan ramyeon. Kata eomma."

"Memang kenapa, sih!? Kan ramyeon bikin kenyang! Kau tidak rindu memakan ramyeon pedas?" Kata Yoongi memanas-manasi adiknya.

"Iya, ramyeon saja." Pasrah Jimin.

"Hyung buatkan, kau tunggu saja dikamar."

Sekarang pukul empat sore. Dan Jimin baru mau memasukan makanan ke perutnya. Kemana saja dirinya dari pagi hingga sore hari belum makan.

"Puasa? Aku bukankah seperti orang puasa hari ini?" Monolog Jimin seraya melihat tubuhnya yang mungil didepan cermin tinggi itu.

"Ah, aku ingin makan diluar. Tidak ingin dikamar." Sambung Jimin yang masih berbicara sendirian.

J' - LieWhere stories live. Discover now