08

124 20 1
                                    

Setelah mengatasi Gojou dan Utahime di restoran tadi, aku segera pulang. Sedikit saja fokus mereka terganggu, sama halnya mereka membuka celah dari pintu penuh kebohongan yang mereka buat sendiri untukku. Melelahkan. Pasti karena urusan jari iblis sialan itu, kan?! Oke, aku minggat dari kota ini sekarang juga!

Kuhentakkan kaki di setiap langkah saat tiba di depan rumah. Gojou sudah kelewatan, aku jadi begitu membencinya sekarang! Kuharap dia tak nekat mencariku setelah pindah ke Kyoto.

Kutendang pintu dengan keras. Entah mengapa aku eggan membukanya dengan tangan karena kekesalanku semakin meluap, seperti akan meledak-ledak. Kututup kembali pintu dengan teknik meninju, membuat pintu kayu itu retak.

Yah, bodo amat. Aku akan meninggalkan rumah tua ini dan tinggal di apartemen mewah setibanya di Kyoto.

"Eh, uang?!"

Segera ku rogoh saku dengan panik, terasa tekstur amplop cokelat yang ku kenal dengan baik.

"Fyuh, aman."

Sekelebat bayangan Gojou tiba-tiba melintasi imajinasiku. Mati saja kau! Sudah kubilang berapa kali, aku masih ingin hidup dengan tenang! Lagi, kuhentakkan kaki setiap saat aku melangkah, seolah bebanku merosot. Tak lama kemudian suara kekehan terdengar dari dapur.

Kakiku seketika berhenti melangkah. Rasanya seperti di film horor saja. Aku tahu, setiap rumah pasti memiliki penghuni tak kasat mata. Hanya saja, mereka juga bervariasi; ada yang pengganggu, ada yang pendiam. Selama ini penghuni itu-yang tinggal di rumahku-tak pernah membuatku takut karena aku tak pernah merasakan keberadaannya, apalagi melihatnya. Tapi sekarang ... dia mulai berani bersuara.

Mungkinkah dia ingin mengajakku berkenalan setelah sekian lama?

Srash!

Terdengar seperti sesuatu yang digoreng, membuatku jantungan. Kakiku mulai sedikit gemetaran ketika bertekad untuk mengecek ruangan dapur yang tak jauh dari tempatku berdiri sekarang. Ini aneh. Apakah hantu juga bisa memasak? Kalau benar begitu, mengapa dia tak menunjukkan dirinya dari awal?!

Ini mulai terdengar seperti lelucon. Aku harus memastikan, siapa yang sedang memasak sekarang. Mengintip dari tembok, kulihat seorang perempuan yang nyata disana. Tubuhnya tidak transparan, dia manusia. Ah, dia adalah Bibi!

"Apa terjadi sesuatu, [Y/N]-chan?"

Dia menatapku. Senyuman itu, tentu saja dia benar-benar bibi-ku.

"Astaga, kukira hantu."

Aku duduk di kursi meja makan, melemaskan badanku disana. Akhir-akhir ini energiku banyak terkuras habis hingga aku tak sempat untuk mengisi ulang kembali. Siapa lagi jika bukan karena si dukun!

Bibi terkekeh. "Aku disuruh pamanmu untuk mengunjungimu. Katanya, takut terjadi sesuatu."

"... Oh."

"Tak lama lagi dia juga akan datang. Kita akan makan malam bersama. Sudah lama sekali 'kan?"

"Jadi, karena itu kau memasak?"

"Memangnya apa lagi?"

Benar, kapan terakhir kali aku makan bersama dengan keluargaku? Eh tunggu, membahas sesuatu tentang ini hanya akan menghancurkan ketenangan hidupku, dan aku masih ingin hidup tenang dan menikmati masa muda dengan kesenangan!

Mendengarnya dari mulut bibi membuatku senang. Sempat merasa kesal karena ... apa ya? Hm, lupa. Lebih baik untuk tidak memikirkannya lebih jauh atau aku akan kembali kesal dan kehilangan rasa senangku ini.

"Baiklah, biar aku bantu!"

──── ◉ ────

Beberapa hidangan makanan sudah tersaji dengan rapi diatas meja. Harumnya begitu menggoda. Ini adalah hasil dari kerja kerasku juga yang telah bersusah-payah memotong bawang. Sisanya, kuserahkan pada bibi. Aku tak pandai memasak. Ups.

Ini sudah pukul tujuh malam, dan suara ketukan pintu terdengar. Pasti itu paman! Akhirnya! Aku hanya duduk di meja makan karena bibi gerak cepat membukakan pintu. Bibi dan paman sepertinya berbincang sejenak di ambang pintu, aku hanya diam menunggu sambil memainkan ponsel.

Tiba-tiba saja muncul sebuah postingan dari beranda sosmed yang ramai disukai banyak pengguna. Sebuah foto yang ... astaga! Bagaimana bisa?!

Tanganku seketika gemetaran. Itu adalah fotoku dan Gojou ketika di taman, dia mempermainkanku untuk kesekian kalinya, dan itu adalah hal yang tak ingin aku ingat lagi! Mengapa bisa jadi seperti ini?! Pengambilan gambarnya diambil dari sudut yang luar biasa menipu, kami terlihat seperti ... itu, melakukan sesuatu yang sedikit dewasa.

Hatiku menjerit, ini adalah kesalahpahaman yang harus segera diselesaikan. Tapi, postingannya sudah dua hari yang lalu, dan ada puluhan ribu pengguna yang berkomentar! Apalagi, beberapa akun pengguna yang merupakan fans Gojou menyebarluaskan foto itu! Memang terlihat begitu nyata karena kami memang bertemu waktu itu. Tapi tidak dengan hal seperti ini!

Keringat dingin bercucuran di pelipisku. Akun anonim yang aku sendiri tidak tahu siapa dalangnya, meresahkan. Mungkinkah, dia? Mustahil, dia bersamaku waktu itu. Mengecek profilnya, hanya satu postingan dan hanya itu saja. Tidak, bagaimana ini? Bukannya takut, aku malah berharap jika saja memang benar-benar terjadi waktu itu!

Jantungku kembali berdegup kencang. Aku tak tahu lagi bagaimana cara mengatasi perasaanku yang berubah-ubah pada seorang dukun tanpa mengenal waktu. Rasanya, kendaliku berangsur hilang.

"Jadi, kau baru melihatnya, [Y/N]-san? Pantas saja."

Oh, tidak. Jangan lagi.[]

──── ◉ ────

[Y/N] udah lama ga buka hape karena sibuk ngurusin masalah hidup😂 semangat, [Y/N]-san!

Jadi, berikan pendapat kalian. Kenapa sebagian besar cewek remaja pada labil ya?👁️👄👁️

Jangan lupa vote ya-! (๑♡⌓♡๑)

The StalkerWhere stories live. Discover now