satu

1.4K 75 1
                                    



Terlihat para karyawan berbaris rapi dengan badan yang sedikit di bungkuk kan. Menyapa bosnya dengan ramah, meskipun mereka tahu sapaan itu tidak akan pernah di jawab oleh bos mereka.

Zayyan berjalan kearah resepsionis, "Suruh Rio datang keruangan saya"

"Baik bos" jawab resepsionis

Zayyan melangkahkan kakinya menuju lift pribadinya. Tanpa berlama lama akhirnya zayyan sampe keruangan nya.

Menduduki diri di kursi kebesarannya. Melihat tumpukan dokumen yang sudah lama tidak ia kerjakan. Zayyan sungguh malas untuk mengerjakan dokumen itu semua.

Zayyan mengambil salah satu dokumen di sana, ia hanya membolak-balik kan kertas tanpa adanya niat untuk mengerjakan.

Tok....tok....

Pintu yang awalnya tertutup dengan rapat, tapi kini pintu itu terbuka dan masuklah seseorang pemuda tampan.

Pemuda itu melangkahkan kakinya tepat di depan zayyan. Melihat bosnya yang hanya diam, akhirnya ia memberanikan diri untuk mengeluarkan suara.

"Ada apa ya bos?" tanya nya dengan sopan.

Zayyan menutup kembali dokumen itu dan melihat orang di depannya, "Apa kamu sudah mendapatkan pengganti nya?"

"Maaf bos saya belum mendapatkannya"

"Baiklah Rio kamu boleh keluar sekarang"

Rio sedikit membungkuk tubuhnya "Baik bos, permisi"

Zayyan kembali membuka dokumen yang lain setelah melihat Rio yang sudah hilang dari pandangan.

Zayyan Rafeyfa Atharrayhan nama yang sudah tidak asing lagi bagi dunia. Zayyan merupakan anak dari seorang ketua mafia se-Asia. Memiliki wajah bak pangeran. Zayyan sangat jarang menyunggingkan senyum nya, bahkan sama keluarganya sekali pun. Zayyan memiliki perusahaan yang sangat berpengaruh bagi perusahaan lainnya, ZYY group company nama perusahaan nya. Zayyan mengolah perusahaan itu dengan tangan nya sendiri tanpa bantuan dari siapapun termasuk Daddynya.

Karna bosan akhirnya Zayyan memutuskan pergi ke suatu cafe yang lumayan jauh dari kantornya. Padahal dokumen di kantornya masih banyak yang belum di kerjakan dan bisa bisanya bilang bosan.

Zayyan melihat kelilingnya yang sudah banyak pengunjung datang. Cafe yang Zayyan datangi ini cukup ramai karna tempat yang elegan tetapi mewah. Melangkahkan kakinya menuju meja yang tinggal satu-satunya kosong.

Saat Zayyan melewati pengunjung yang lainnya, banyak mata yang tertuju padanya. Zayyan sudah terbiasa dengan pandangan semua orang. Karna dia tahu dengan wajah yang tampan ini siapa yang tidak memandangi nya.

Zayyan yang baru menduduki dirinya. Tiba tiba saja seorang pelayan menghampiri nya.

Pelayan itu memberikan buku menu kepada Zayyan, "Ini buku menunya, kalau sudah ada yang ingin di pesan bisa panggil saya kembali".

Tanpa melihat kearah pelayan itu, Zayyan menerima buku menu yang di kasih. Sebenarnya ia tidak lapar untuk saat ini.

Baru beberapa langkah pelayanan itu Pergi tiba tiba saja terdengar suara yang berasal dari mulut Zayyan, "saya pesan".

Pelayan itu memutarkan tubuhnya mengarah ke Zayyan. Melangkahkan kakinya mendekati meja Zayyan.

Zayyan baru sadar jika pelayan itu seoarang cwo. Bahkan Zayyan tidak henti hentinya memandangi pelayan itu.

"Permisi, mau pesan apa ya?"

"Ekhm....sa-saya pesan Flat White satu" jawab Zayyan sedikit gugup.

"Baik di tunggu ya kak"

Zayyan terus memandangi pelayan itu, bahkan sampai matanya tidak berkedip satu kali pun.

Tidak lama kemudian Zayyan sadar akan apa yang telah ia lakukan. Zayyan telah kembali dengan kepribadian sebelumnya. Memandangi penjuru cafe dengan muka yang amat sangat datar.

Tidak lama kemudian pelayan itu datang kembali dengan secangkir kopi pesanan Zayyan. Pelayan itu menaruhnya dengan perlahan lahan.

Sedangkan Zayyan hanya melihat gerak gerik pelayan itu. Hingga suara seseorang menyadarkan nya, "ini pesanannya ya kak, Ada lagi?".

Zayyan yang di tanya seketika gelagapan, "ti-tidak".

"Baik kalau begitu saya permisi dulu ya" ucap pelayan itu dengan ramah.

Pelayan itu akhirnya pergi setelah menyelesaikan kalimatnya.

Pyar....

Baru saja Zayyan ingin menikmati minuman nya, tiba tiba saja terjadi sesuatu di depannya. Terlihat sebuah makanan yang sudah berantakan di lantai dengan mengenaskan.

Awalnya Zayyan bodo amat dengan kejadian itu. Tetapi pendengarannya mendengar suara yang tidak asing baginya.

Zayyan terus memperhatikan kearah depan, ia hanya menyimak saja perdebatan di depannya tanpa mau ikut turun tangan.

"Ma-maaf saya tidak sengaja"

"Bgst, lu punya mata ga sih HAH! Piring sebesar ini bisa bisanya lu ga nampak begi" omel pengunjung itu.

"Ma-maaf kak, saya akan menggantikan makanannya dengan yang baru" ucap pelayan itu dengan ramah.

"Bct lu, panggil atasan lu sekarang!" marah pengunjung itu sambil berkacak pinggang.

"Sa-saya bisa mengatasi ini kak, atasan saya tidak perlu ikut turun tangan kak" pelayan itu sungguh takut jika sudah bersangkut paut kan dengan asatasannya.

"Saya ga peduli, panggil seka..."

"Ada apa ini ribut ribut?" tanya seseorang yang baru saja datang.

Pengunjung itu menunjuk kearah pelayan itu dengan geram "Kamu atasannya kan?, Saya ga mau tau pokoknya dia harus di pecat"

"Maaf ya kak tapi ini ada apa ya?" tanya atasan itu dengan ramah.

Pengunjung itu membuang muka seolah-olah sangat tidak ingin melihat muka pelayan itu, "Tanya saja sama pelayan anda"

"Al kamu bisa menjelaskan ini semua?"

Terlihat keringat yang terus mengalir di pelipis pelayan itu "Sa-saya tidak sengaja menyenggol piring kakak ini bos"

"CK, kamu ini bagaiman sih kerjanya?" marah atasan itu lalu melihat kearah pengunjung di depannya.
"Maaf Kakak kami akan bertanggungjawab atas kesalahan anak buah saya" lanjut nya.

"Saya mau dia di pecat sekarang"

"Baik jika itu yang kakak inginkan, saya akan memecatnya sekarang juga"
"Maaf ya kak" lanjut atasan itu.

Tidak lama kemudian pengunjung itu pergi begitu saja meninggalkan pelayan itu dengan atasan nya atau bisa di bilang bosnya.

"Bo-bos maksud yang bos omongin apa ya? Itu tidak benarkan bos?"

"Altezza sekali lagi saya perjelas kan, kamu saya pecat mulai sekarang" jawab bos itu lalu pergi begitu saja.

Al yang mendengar perkataan bosnya itu seketika air matanya turun tanpa ia sadari. Baru beberapa Minggu ia bekerja di sini, tapi sudah di pecat saja.

Zayyan yang melihat perdebatan itu telah selesai, ia arahkan pandangan kembali ke minumannya, dan menikmati minuman itu tanpa memikirkan kejadian tadi. 

my beloved lordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang