sepuluh

411 29 2
                                    


Selamat membaca!







Malam ini, dingin tengah menyelimuti ibu kota yang luas ini. butiran air terus saja berjatuhan dari atas langit. Cahaya kilat terus saja menunjukan wujudnya meskipun sesaat. Bahkan suara gemuruh petir ikut serta dalam hujan malam ini.

Hujan yang deras apalagi suara petir yang sesekali berbunyi tidak berpengaruh untuk Al yang sudah tertidur sejak siang tadi. Jangankan terusik, Al malah terlihat makin nyenyak.

Zayyan bingung dengan seseorang yang tidur di sampingnya saat ini, sebenarnya Al ini tidur atau pingsan? Apakah mimpinya begitu indah hingga dia enggan untuk membuka matanya? Zayyan terus bertanya tanya. Rasanya Zayyan ingin membangunkan Al untuk sekedar menyuruhnya makan malam. Tapi niatnya ia urungkan, apalagi melihat Al yang makin nyenyak dengan tidurnya.

Karena bosan, akhirnya Zayyan keluar kamar. Tujuan Zayyan kali ini adalah dapur untuk mengambil beberapa minum di kulkasnya, Zayyan melangkahkan kakinya dengan tenang.

Setelah Zayyan mendapatkan apa yang dia mau, ia kembali melangkah kakinya menuju ruang TV. Sebenarnya Zayyan tidak suka dengan acara yang ada di TV apa lagi dengan sinetron nya. Zayyan menekan salah satu tombol merah yang berada di benda panjang. Setelah menyalakan TV, Zayyan bukannya melihat ia malah membuka benda pipihnya yang sejak tadi bertengger di tangannya.

Zayyan menyalakan TV hanya untuk menemani nya bermain hp dan minum. Kurang lebih dua jam an Zayyan duduk di sana, hingga kantuk menyerangnya.

Tanpa pikir panjang, Zayyan pergi dari ruang TV menuju kamar nya.

Ceklek..

Baru saja Zayyan membuka pintu kamarnya, tapi matanya sudah tertuju dengan Al yang sudah bangun dari tidurnya.

Zayyan menghampiri Al dan duduk di sampingnya, "kenapa bangun?" tanya Zayyan.

Bukannya menjawab Al malah terus memandangi wajah tampan Zayyan dengan muka datarnya. Bukan kenapa-kenapa, tapi ini dia baru bangun bahkan nyawanya saja belum sepenuhnya terkumpul tapi malah sudah di kasih pertanyaan.

Cup

Zayyan kesel dangan Al yang terus saja melihatnya tanpa ingin menjawab, karna kesel akhirnya Zayyan memilih mencium Al tepat di bibir tipis miliknya.  

Tidak ada reaksi yang Al tunjukkan hanya ada kedipan mata sebanyak empat kali, termenung sesaat dan berakhir melorotkan matanya, ck kenapa dia baru sadar sedangkan kejadiannya sudah terjadi beberapa menit.

Rasanya saat ini Al ingin marah tapi ia urungkan kembali niatnya, apalagi mengingat apa yang dia lakukan kepada Zayyan. Hitung hitung ucapan terimakasih lah ya.

"Tidak marah?" Zayyan penasaran, bukannya Al tidak suka dicium olehnya, tapi kenapa dia tidak marah.

Al turun dari kasur dan ingin melangkah ke pintu kamar, "Tidak" jawab Al seadanya. Lalu melanjutkan langkahnya

Baru saja ingin memutar kenop pintu kamar, Al kembali mendapat pertanyaan dari Zayyan, "mau kemana?"

Dengan malas Al menjawab, "dapur" karena tidak ada tanggapan dari Zayyan, Al memilih melanjutkan tujuannya yaitu ke dapur.

Baru beberapa langkah kakinya menuju dapur, tapi tiba tiba saja matanya mendapatkan suatu objek yang menurutnya tidak asing.

Tadinya dia ingin ke dapur karena haus, tapi setelah melihat itu mendadak hausnya hilang berganti dengan penasaran.

Al duduk di sebuah sofa yang sudah di siapkan di tempat itu, seperti ada seseorang yang membisikan nya sesuatu saat itu, seperti "ayo minum lah itu, jangan sia sia kan kesempatan mu".

Tanpa Al duga ia mengikuti bisikan itu, tangannya sudah mengambil minuman itu dan sudah siap untuk meminum nya.

Uhug

Uhug

Al tidak pernah merasakan minuman seperti itu, mungkin karena itu dia terbatuk-batuk saat pertama kali mencobanya.

Tapi Al suka dengan sensasi minuman ini, ada rasa pahit dan manis yang bercampur menjadi satu.

Al menghabiskan minuman itu hingga tidak ada lagi yang tersisa bahkan setetes pun tidak ada.

"Gue kenapa?" tanya Al pada dirinya.

Setelah minum, rasa kepala Al kliyengan. Bahkan untuk berdiri saja Al kesulitan. Al kembali mengambil botol kaca itu dan membacanya, "sial ini alkohol" Al merutuki diri nya saat ini.

Tanpa sadar kini alkohol itu telah memengaruhi otaknya, panas dan pusing Al rasakan bersamaan. Sungguh dia tidak kuat, ini baru pertama kali Al meminum alkohol sebanyak ini apalagi dengan kadar yang tinggi.

Al menuntun dirinya kembali ke kamar meskipun Al kesusahan akibat pengaruh alkohol, tapi tidak membuatnya menyerah. Ia malah tidak tahan dengan tubuh nya ini. Rasanya ia ingin merendam tubuhnya ke air dingin saja.

Tidak sia sia permainan Al, kini dia sudah berada di depan kamar dan tinggal membuka pintu dia sudah masuk ke kamar Zayyan.

Dengan muka sayu Al melihat Zayyan tidur dengan telanjang dada, dada yang busung dan perut sixpack nya mampu membuat Al terhipnotis saat itu juga.

Tanpa sadar Al melangkah kakinya mendekati Zayyan, tanpa membangunkan Zayyan Al menaiki tubuh Zayyan dan duduk di sana.

Zayyan yang merasa tidurnya terusik akhirnya membuka matanya, betapa kagetnya dia melihat Al yang sudah teler bahkan bau alkohol sudah memenuhi tubuh nya.

"Kam...."

"Pahhnas....tohlonghh" tanpa sadar Al meminta tolong kepada Zayyan.

"Bangun lah, aku akan menyiapkan air untuk mu" ucap Zayyan menyuruh Al pindah.

Bukannya pindah Al malah memajukan kepalanya kearah Zayyan.

Cup

"Al mau bibir ini" Zayyan yang mendengar itu hanya diam dan menyaksikan kelanjutan dari tingkah Al.

"Bantuhh Alhh umhh"

"Apa kamu yakin hm" tanya Zayyan dengan seringai nya.

"Lu lama" ucap Al lalu kembali mencium bibir Zayyan tapi bedanya kini Al bukan menciumnya saja melainkan melumet bibir nya.

Dengan senang hati Zayyan mengabulkan permintaan Al tadi yaitu "menolongnya"
































Maaf ya lama up nya, dan maaf kalau agak ga nyambung alurnya.

Tapi aku harap kalian suka....

Jangan lupa vote and komen yaaa....

my beloved lordTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon