sembilan

344 28 3
                                    

Selamat membaca!


Dari siang tadi Zayyan terus saja menuruti keinginan Al, entah itu bermain team zona, nonton bioskop, bahkan barang barang branded sekalipun akan di beli oleh Zayyan jika Al menginginkan.

Al mendapatkan semua barang itu perlu usaha, tanpa usaha barang yang di inginkan nya tidak akan mungkin di turuti oleh Zayyan dengan mudah.

Sebenernya Zayyan sudah jengah dengan tangisan Al yang di buat buat, tapi entah mengapa dirinya tidak bisa melihat Al menangis meskipun dia tau itu semua hanya acting.

Lima jam lebih sudah mereka berkeliling di mall itu, hingga bola mata Al menangkap sebuah tokoh yang sangat di sukai anak kecil. Tanpa pikir panjang, Al langsung menarik tangan Zayyan menuju tokoh itu. Hembusan nafas yang Zayyan keluarkan membuat Al memberhentikan langkahnya, dengan takut Al melihat kearah Zayyan. Ia takut jika Zayyan tidak akan menuruti permintaannya lagi.

Brukk.......

Tubrukan akibat bocah dari belakang Al membuat dua pasang mata itu bertatapan, cukup lama mereka berdua dengan posisi seperti itu. Zayyan yang memegang pinggang Al sedangkan Al memegangi pundak Zayyan meskipun Al harus sedikit berjinjit.

Tanpa mereka sadari banyak sepasang mata melihat kearah mereka berdua. Hingga suara seseorang membuyarkan tatapan mereka berdua, "maaf kak saya tidak sengaja" ucap dengan tulus.

Mendengar itu Al langsung melepaskan tangannya dari pundak Zayyan, rasa canggung memenuhi dirinya saat itu, tapi untungnya saja Al dapat mengatur ekspresi nya dan rasa malunya. Jika tidak mungkin dia sudah lari dari sana dan mengurung diri karna malu

"Tidak papa kok, lain kali hati hati ya" setenang mungkin Al mengucapkan kalimat itu.

Mendengar jawaban Al membuat bocah itu bernafas lega, setelah itu pergi meninggalkan dua insan dengan kecanggungan.

Tanpa menunggu lagi Al langsung saja masuk kedalam tokoh tersebut dan mencari tempat duduk untuknya sendiri, tanpa memikirkan Zayyan.

Untung saja kursi di samping Al baru kosong, dengan gerakan cepat Zayyan menarik kursi itu untuk ia duduk di samping Al.

"Mau pesan apa?" Zayyan memulai percakapan di antara mereka, yang sempat canggung tadi.

Al sama sekali tidak menjawab pertanyaan Zayyan, sedang kan Zayyan, dia hanya diam memandangi Al yang terus saja menundukkan kepalanya sejak awal mereka duduk di tempat itu.

Makin lama Zayyan makin geram, melihat Al yang enggan mengangkat kepalanya. Sudah berapa kali Zayyan bertanya kepada Al, tapi semua pertanyaan itu hanya di abaikan begitu saja.

Saat Zayyan tengah memikirkan sesuatu rencana, tiba tiba saja dia di dikagetkan dengan Al yang senderan di pundaknya. Ternyata sejak tadi Al tertidur dan itu lah penyebab mengapa dia tidak menjawab pertanyaan Zayyan tadi.

Zayyan gemas sendiri melihat perilaku Al yang satu ini, kalau bukan anak orang sudah Zayyan pastikan Al tidak akan melihat dunia lagi hingga seterusnya karena telah mengabaikan nya begitu saja.

Tanpa menunda lagi, Zayyan menggendong tubuh Al dengan perlahan. Al yang merasa tidurnya terusik kembali membuka matanya, tapi tidak ada perlawanan dari Al. Malah dia membenarkan posisinya dan kembali memejamkan matanya.

Ingin marah, tapi Zayyan berusaha sekuat mungkin untuk tidak membunuh orang yang ada di gendongannya saat ini. Jika Zayyan membunuh Al maka Zayyan juga lah yang terbunuh.

Maaf ya baru up, karna baru bisa pegang hp sekarang.




Jangan lupa vote and komen yaaaa

my beloved lordWhere stories live. Discover now