2 - Raja Iblis

765 113 6
                                    

Estia saat ini sedang menunggang kuda ke Kerajaan Iblis. Ia tidak punya pilihan lain selain pergi ke Kerajaan Iblis. Tentu saja, ia sangat ingin kabur tapi kedua pengawal dari keluarganya mengikutinya, ia sama sekali tidak bisa kabur.

Jantungnya terus berdegup dengan sangat kencang, semakin dekat ia ke Kerajaan Iblis. Semakin cepat pula ia akan merasakan kematian.

"Ternyata ini alasannya paman mengajariku berkuda. Kenapa aku selalu terlambat menyadarinya? Aku benci pada diriku yang selalu terlambat menyadari sesuatu dan selalu kalah dari mereka semua." Ucap Estia pada dirinya sendiri.

Estia terus menunggang kuda diikuti kedua pengawal. Tetapi kabut tebal menyelimuti jalan yang ia jalani. Kuda yang sedang ditungganginya tiba-tiba mengamuk dan membuatnya terjatuh.

Estia meringis kesakitan ketika melihat tangannya yang berdarah dan kakinya terkilir. Kedua pengawal yang tadi menemaninya menghilang tanpa jejak. Sekarang hanya tersisa dirinya sendiri ditempat yang asing.

Estia berusaha berdiri tapi kakinya yang terkilir membuatnya tidak bisa bergerak.

Tak... tak.... tak....

Suara langkah kaki kuda berasal dari arah belakang dengan kecepatan yang sangat cepat. Estia memejam matanya dengan erat dan pasrah.

Kuda yang berjalan dengan cepat mendadak berhenti. Suara ringkikan kuda yang berbunyi membuat Estia pelan-pelan membuka matanya.

Pria yang sedang duduk di atas kuda turun dan menggendong Estia untuk naik keatas kudanya.

"Apa yang anda lakukan Raja Iblis Keangkuhan? Wanita ini hanya menghalangi jalan kita dan para prajurit." Ucap seseorang yang sedang menunggangi kuda.

"Raja iblis keangkuhan?" Ulang Estia.

Estia memang pernah mendengar tentang hal ini bahwa Iblis terdiri dari 7 Raja Iblis yang dipimpin oleh Raja Iblis Agung.

Pria yang sedang berada disamping Raja Iblis Keangkuhan mengganggukan kepalanya. "Ini adalah pertama kalinya aku melihat Lucian mengendong seseorang."

"Lucian?" Tanya Estia bingung.

"Iya, pria yang tadi menggendongmu adalah Raja Iblis Keangkuhan, Lucian dan aku adalah Raja Iblis Ketamakan, Devit." Jawab Raja Iblis Ketamakan.

"Kalian terlihat lebih mirip manusia daripada iblis." Ucap Estia dengan jujur. Ia tidak mengira wajah para Iblis akan setampan ini.

"Apa yang manusia sepertimu lakukan di Dunia Iblis?" Tanya Devit.

"A-aku adalah tumbal yang akan diserahkan kepada Raja Iblis Agung. Apakah aku boleh memohon pada kalian?"

"Memohon?" Ulang Lucian.

"Aku tidak ingin bertemu dengan Raja Iblis Agung. Aku takut, aku dengar dia adalah iblis yang sangat kejam, jahat, keji dan jelek."

"Hahaha, kau sangat lucu sekali. Jelek? Aku baru pertama kali mendengar ada yang mengatainya jelek. Kalau kata kejam dan jahat itu terdengar seperti pujian untuk kami. Tapi, je--" tawaan Devit terhenti ketika menatap Lucian.

"Apa kau yakin ia adalah iblis yang jelek?" Tanya Lucian menatap kearah Estia yang ada dipangkuannya.

Estia menggangguk pelan, "Aku mohon, hidupku bergantung pada kalian."

"Aku tidak berani melindungimu di hadapan--" ucapan Devit terpotong lagi.

Ehemm...

Deham Lucian, "Baiklah, aku akan melindungimu." Ucap Lucian dengan singkat.

"Dan satu hal yang perlu kau ketahui, kami para iblis tidak memerlukan tumbal. Jadi kau tidak perlu takut untuk mati. Karena kau terpilih untuk Raja Iblis Agung, kau hanya perlu menikahinya. Itu adalah syarat yang harus kau jalani." Devit menatap Estia dengan tatapan menarik.

"Menikah? Tapi kenapa iblis menikahi manusia? Aku tidak mau menikah dengan Raja Iblis Agung."

"..."

Don't Be Kind!!!Where stories live. Discover now