9 - Membunuh Mereka

316 50 2
                                    

Raja iblis agung meletakan Estia di kamarnya dan membuka tudung hitam yang menutupi wajahnya.

"Lucian?" Estia mencoba memastikan bahwa ia tidak salah melihat. Ia mengucek matanya beberapa kali untuk meyakinkan pria yang ada di depannya saat ini adalah raja iblis agung.

"Iya, aku adalah raja iblis agung yang selalu mendengar perkataanmu yang mengatakan diriku jelek." Lucian menghela nafas dengan kuat.

"Kenapa dari awal kau tidak mengatakannya padaku? Jika kau katakan padaku, aku akan lansung menikah denganmu tanpa berpikir panjang." Balas Estia dengan wajah polosnya.

Lucian lansung berdiri dan membelakangi Estia. Ini pertama kalinya ia mendengar kata-kata yang seakan sedang merayunya. Ia terlalu malu untuk bertatapan lansung dengan wanita dengan wajah polos itu.

"Ada apa denganmu?" Tanya Estia.

Lucian lansung mengalihkan topik dan masih tidak berani menatap wajah Estia. "Bagaimana caranya kau memanggilku saat itu? Kau memiliki kekuatan untuk memanggilku, seperti dia."

"Dia? Dia siapa?" Ulang Estia tidak mengerti.

"Kau tidak perlu tau tentangnya," jawab Lucian yang tidak ingin memberitahu dan pergi meninggalkannya.

****

Beberapa hari semenjak kejadian itu Estia menjalankan hidupnya seperti biasanya.

"Estia," panggil seorang pria dengan suara dinginnya.

Estia lansung berlari kearah pintu dan mengunci pintunya. Ia sangat mengenali suara mengerikan ini, sang pria gila psikopat.

Pria yang berada di luar pintu hanya tersenyum miring saat tau Estia mengunci dari dalam.

"Dasar bodoh," Adelard lansung menerobos pintu itu dengan kekuatannya.

Estia terdiam dan melotot kearah Adelard yang sudah berada didepannya.

"K-kau, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Estia yang mengumpulkan semua sisa keberaniannya.

"Ikut aku," perintah Adelard sang raja iblis kebencian.

"T-tidak mau, aku adalah calon istri raja iblis agung. Kau tidak punya hak untuk memerintahku." Lawan Estia.

"Jika kau tidak mau, aku terpaksa harus membunuhmu. Setelah membunuhmu aku akan memasak dagingmu dan aku akan melempar sisa tulangmu kepada serigala hutan." Ucap Adelard yang menakut-nakuti Estia sambil tersenyum tipis ketika melihat wajah Estia yang ketakutan.

Wajah Estia berubah menjadi pucat, matanya yang berkaca-kaca menatap kearah Adelard. "A-aku akan mengikutimu tapi berjanjilah padaku, jangan membunuhku." Mohon Estia dan menunjukan jari kelingkingnya

"Kekanak-kanakan sekali," ucap Adelard dan membalas jari kelingking Estia.

Adelard mengenggam tangan Estia dan membawanya ke dalam penjara bawah tanah membuat Estia tambah takut.

Disana terdapat beberapa siluman dengan keadaan tangan dan kaki yang diikat dan darah yang sudah mengering disekujur tubuh mereka. Membuat wajah Estia kembali memucat.

Adelard mengeluarkan pedang panjangnya dan menyerahkan pedang kesayangannya kepada Estia. "Bunuh mereka atau tidak aku akan membunuhmu." bisik Adelard sambil tersenyum jahat.

Estia lansung menjatuhkan pedangnya, "T-tidak, aku tidak pernah membunuh siapapun." Ucap Estia dengan gemetar dan ketakutan.

Estia membalikan tubuhnya dan ingin keluar dari penjara ini tapi Adelard menahan Estia. "Siapapun dilarang keluar dari penjara ini sebelum calon ratu iblis agung kalian membunuh para siluman ini."

"Aku tidak mau dan tidak akan pernah membunuh mereka." Tegas Estia.

Adelard menghela nafas panjang dan menunjukan wajah kesalnya. "Apa kau tidak tau aku adalah Raja iblis yang tidak mempunyai kesabaran?"

Adelard mengambil pedangnya yang dijatuhkan Estia dan memegang tangan Estia dengan erat. "Aku akan mengajarimu cara membunuh mereka." Adelard memaksa Estia untuk memegang pedangnya dan dengan sekali tebasan mereka membunuh semua siluman tidak berdaya itu.

AHHHHHHH

Cipratan darah mengotori seluruh tubuh Estia. Ia menjerit dengan sekuat tenaga dan tubuhnya lansung lemas. Kedua kakinya tidak bisa berdiri tegak, ia sangat ketakutan.

Don't Be Kind!!!Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ