BS 23 - Sebuah ingatan

3.3K 170 15
                                    

Part ini aman sih, tapi alangkah lebih baik dibaca setelah berbuka ya bestie 😊

Happy reading

Aeryn terbangun dari tidur saat merasakan bahunya terasa dingin karena selimut tidak membungkus tubuhnya secara keseluruhan. Ditambah lagi pelukan hangat yang dirasakan sepanjang tidurnya, telah lenyap beberapa waktu lalu. Matanya mengerjap pelan dan baru teringat bahwa dia sudah tidak lagi menempati kamar tamu di mansion Alston, yang ada sekarang adalah kamar besar dengan segala kemewahannya dibalut dalam warna kehitaman.

Aeryn mencoba mendudukkan dirinya dan kemudian bersandar pada sandaran ranjang. Aeryn dapat merasakan rasa pegal pada seluruh tubuhnya, semalam memang permainan Leonel cukup menguras tenaga daripada biasanya, ditambah lagi dengan acara pernikahan yang ternyata juga membuatnya kelelahan. Aeryn sebenarnya ingin bermalas malasan seharian di atas kasur tetapi mengingat dia telah menikah, dan suaminya saja sudah tidak lagi ada di kasur, membuat ia harus bersikap layaknya istri yang baik. Tetapi beri Aeryn waktu untuk mengembalikan energinya terlebih dulu.

Tidak lama setelah itu, Aeryn dapat melihat Leonel yang baru keluar dari kamar mandi. Pria itu terlihat begitu segar dengan rambut yang masih sedkit basah, justru semakin panas walau dilihat dari jarak Aeryn yang cukup jauh dari pintu kamar mandi.

Leonel melenggang begitu saja menuju closet tanpa menyapa Aeryn sama sekali. Jelas saja perlakuan si Mafioso membuat Aeryn cemberut kesal.

"Dia itu melihat istrinya sudah bangun, tetapi sama sekali tidak peduli. Setidaknya beri ciuman selamat pagi bukan malah melengos pergi begitu saja" gerutu Aeryn yang masih terduduk di atas ranjang sambil melihat kepergian Leonel.

Leonel telah keluar dari closet sambil mengancingkan kemeja hitamnya, menyapa Aeryn yang masih terlihat berantakan "Kau sudah bangun?"

Jelas jelas Leonel bisa melihat Aeryn sudah tidak dalam posisi tidurnya masih juga menanyakan pertanyaan retorik seperti itu, membuat Aeryn semakin kesal.

"Hmm" jawab Aeryn dengan gumaman

"Cepat mandi, sebelum aku lebih dulu meninggalkanmu untuk sarapan" Leonel masih berdiri di pintu closet, dia belum selesai bersiap tapi saat dirinya selesai mandi tadi, dia dapat melihat Aeryn yang masih duduk santai diatas ranjang. Padahal jam sudah hampir menunjukkan waktu sarapan.

"Berisik" cibir Aeryn dengan suara yang kecil

"Aku bisa mendengarnya perle" Leonel menatap tajam ke arah Aeryn

"Baiklah tidak perlu segalak itu" Aeryn mencebik kesal, walau mereka terasa semakin dekat bahkan sudah menikah tetapi sikap mengatur dan penuh intimidasi Leonel tetap berlaku untuknya.

Leonel kembali masuk ke closet untuk menyelesaikan acara berpakaiannya. Tidak sampai 10 menit dirinya telah selesai bersiap. Tetapi saat keluar dari closet, dilihatnya Aeryn yang masih terduduk di atas ranjang.

"Kenapa masih diam disana?" Leonel tidak habis pikir kenapa Aeryn tidak mendengar perkataannya. Dia baru berniat akan mengatakan untuk meninggalkan Aeryn jika gadis itu membuang waktu untuk bersiap, tetapi Aeryn lebih dulu buka suara.

"Badanku sakit semua asal kau tahu, gendong aku ke kamar mandi" rengek Aeryn dengan mata bulatnya yang berbinar lucu dan bibirnya yang dimanyunkan sedikit, berusaha membuat Leonel terkesan dan mau mengabulkan keinginannya. Dalam hati Aeryn tertawa mengejek, dia sebenarnya hanya mau mengganggu pagi Leonel.

Meski kenyataannya tubuh Aeryn pegal dan lelah tetapi sebenarnya tidak sesakit itu, dia hanya masih malas untuk bangun dari ranjang.

Leonel hanya bisa menghela nafas keras di tempatnya berdiri. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan memiliki istri yang semanja Aeryn, walau menjadikan Aeryn miliknya sudah jauh terpikirkan olehnya. Tetapi tetap tidak menyangka sikap Aeryn akan sangat merepotkan seperti itu. Walau Leonel terus membatin dalam hatinya, dia justru berjalan ke arah ranjang, kemudian mengangkat tubuh Aeryn dalam gendongan dengan cepat.

BLACK SAPPHIRE [COMPLETE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant