2 :: Hai ::

605 48 2
                                    

Suasana di dalam Bar di daerah Harbour bay yang kali ini menjadi tempat Zohan berkumpul bersama temannya sangat ramai, mungkin karena ini adalah malam minggu sehingga banyak orang yang melepaskan penat dari pekerjaan dengan berkumpul bersama teman sambil minum dan menikmati musik yang di mainkan oleh Disk Jokey atau yang biasa terdengar seorang DJ.

Batam memang tempatnya wanita-wanita modern berkumpul dan tempatnya banyak Pria kesepian. Setuju atau tidak, setidaknya itulah yang Zohan amati dari satu tahun belakangan ini dia memilih tinggal di salah satu Kota maju yang berada di Indonesia ini.

"Zohan," panggil seorang Pria yang baru bergabung bersama di meja-nya. Pria ini bernama Deon. Seorang Pilot senior yang jiwa mudanya tidak perlu di ragukan lagi. Mereka memang sedang sama-sama berada di Batam.

"Orang rumah tidak di bawa Capt?" tanya Zohan dan Deon berdecak hingga mereka semua tertawa. Dalam satu meja itu ada sekitar empat orang Pria kesepian kecuali Deon tentunya yang sudah beristri.

Perhatian mereka berempat teralihkan dengan suara-suara wanita bersorak yang tidak jauh dari meja mereka saat ini. "Cantik juga tuh cewe," kata Andi teman Zohan yang berkenalan karena mereka satu gedung apartement. Zohan menatap ke arah pandang mata Andi dan dia melihat wanita yang kemarin siang dia jatuhkan ponselnya di lapangan udara.

Senyum Zohan terbit begitu saja, kemudian dia kembali fokus kepada ponselnya. Saat ini Zohan sedang dekat dengan seorang wanita yang merupakan seorang Dokter di Jakarta. Wanita ini adalah anak dari teman mamanya, tapi dia tidak sedang di jodohkan. Hanya kebetulan bertemu dan Zohan sedang mencari calon kekasih. Dua tahun tidak memiliki kekasih dia sedikit merasa kesepian dan bosan di ganggu oleh para Pramugari yang menyukainya. Bukan sombong, hanya saja dia memang incaran para wanita. Tidak hanya karena wajah tampan serta profesi-nya, tetapi juga karena status keluarga yang cukup terpandang di Indonesia bahkan Asia.

Zohan adalah anak terakhir dari tiga bersaudara dan kedua saudaranya adalah laki-laki. Dua kakaknya memilih untuk menjalankan perusahaan sementara dia memilih sebagai Pilot. Zohan jarang memakai nama belakang keluarganya, karena dia merasa sedikit tidak nyaman saat seseorang menatapnya hanya karena nama belakang tersebut. Sehingga banyak yang mengenalnya hanya sebagai Zohan Permana bukan Zohan Permana Derson.

Suara riuh dari meja wanita itu kembali terjadi, Zohan menggelengkan kepala saat melihat wanita cantik itu naik ke atas meja dan teman-temannya hanya bersorak. Mereka sangat menikmati malam minggu ini sepertinya, Zohan bangkit dari duduknya untuk ke toilet dan tiba-tiba dia refleks menangkap tubuh wanita cantik tersebut saat wanita itu akan jatuh.

Wanita itu masih tersenyum lebar, kemudian dia melebarkan mata saat menyadari sudah jatuh ke pelukan Zohan. Suara sorak semua orang membuatnya langsung memilih turun dari gendongan Zohan saat itu. "Sorry," ucapnya dan Zohan tersenyum. Zohan sadar dia menyukai wajah apalagi senyuman lebar wanita ini.

"No problem," jawab Zohan memberikan senyuman terbaik yang ia miliki kemudian dia berlalu melanjutkan niatnya untuk pergi ke toilet. Hingga saat dia kembali ke meja tempat dia bersama teman-temannya semua pria itu sibuk bertanya perihal wanita yang baru saja dia selamatkan tadi. Ya, Zohan sudah menyelamatkannya jika tidak pasti wanita cantik itu sudah mendarat di lantai dengan sedikit goresan luka mungkin serta malu yang luar biasa.

Zohan sesekali menatap ke arah wanita itu yang terlihat asyik bersama teman-temanya lagi. Sesekali wanita itu membalas senyumannya. "Kenapa tidak diajak berkenalan saja Zo?" tanya Deon dan Zohan hanya tersenyum. Zohan memang tidak banyak bicara seperti rekannya yang lain. Baginya sudah lelah berbicara sepanjang penerbangan sehingga lebih baik diam untuk beberapa kesempatan.

"Ya Zo dia sangat cantik, bagaimana jika aku ke sana lebih dulu dan mengajak mereka berkenalan lalu kau akan menyusul dengan yang lainnya. Kita bisa membuat meja," kata Andi memberikan ide dan yang lain tertawa mengatakan kalau Andi hanya ingin mengambil kesempatan berkenalan dengan semua wanita di meja itu.

Dearest Gold DiggerWhere stories live. Discover now