7. Fakta tentang Aletta

283 21 0
                                    

Kota Batam memang sangat indah dan ya, Kota ini memiliki gaya hidup modern yang didukung dengan tempat-tempat malam yang dimana saja akan ditemukan. Setidaknya itu adalah fakta yang Reina lihat selama dia berlibur ke Kota tersebut.

Budaya Melayu yang kental, di imbangi dengan gaya modern karena letaknya yang sangat dekat dengan dua negara Asia lainnya. Pulau ini kecil, tidak seluas Jakarta dan Medan atau Palembang. Namun, begitu banyak tempat hiburan. Mall, Hotel, tempat makan, klub malam akan sangat mudah di temui. Tidak perlu pergi jauh-jauh, bahkan dari apartemen Zohan ke Bar tempat Andi, teman Zohan berulang tahun ini hanya perlu memakan waktu lima belas menit.

Tidak ada macet, dan polusi udara juga tidak seperti di Kota besar lainnya. Sebentar di Batam Reina memang merasa nyaman, akses belanja mudah, makanan enak, tempat hiburan juga ada di mana-mana plus pantainya yang indah. Hanya tidak ada gunung saja di Batam, bagi Zohan yang Reina tahu lebih suka pantai daripada gunung tentu saja Pria itu memilih untuk tinggal di Kota ini.

"Reina kenapa diam saja?" tanya Andi teman Zohan sang pemilik acara. Reina hanya tersenyum, sambil menggelengkan kepalanya. Dia kemudian menatap Zohan sambil masih tersenyum.
Tidak jauh dari duduk mereka berdua, ada satu wanita yang cantik sekali menurut Reina. Wanita itu kini tengah kalah taruhan, dan sudah menenggak lima gelas yang tentu saja berisi cairan alkohol, Reina tidak minum dia bahkan tidak pernah tertarik mencobanya.

Untung saja Zohan juga hanya minum sedikit, Reina tahu hal itu dilakukan Zohan karena menghargai teman-temannya. "Sebentar aku angkat telpon dulu." Wanita bernama Aletta yang Reina perhatikan itu pergi menjauh dari meja mereka.

"Zo, kata Aletta kemarin kau mengantarkannya pulang ya?" tanya Mirna teman Aletta membuat Reina menatap Zohan juga ikut bertanya dalam hatinya.

"Iya, saat itu dia mabuk. Aku hanya membantunya saja."

"Syukurlah kalau begitu, dia masih baru di Kota ini jadi aku sedikit khawatir." Mirna menjelaskan, kemudian mereka kembali ke permainan yang mereka buat tadi. Aletta datang dengan wajah cemas, Zohan disana sangat menyadari hal itu.

"Bebs... Aku harus balik nih, tadi pengasuh anak ku bilang kalau Angel nangis terus. Jadi, aku harus balik sekarang." Zohan yang mendengar hal itu tersedak, tidak hanya Zohan yang terkejut mendengar kalau Aletta memiliki anak kecil, Andi Deon dan yang lainnya juga sama terkejutnya.

"Kamu pulang sama siapa Aletta?" tanya Reina kasihan kepada Aletta. Terlebih dia kasihan kepada anak kecil yang Aletta sebutkan tadi.

"Naik taksi aja."

"Ini udah larut malam," jawab Zohan tiba-tiba dan dia sudah berdiri. "Biar aku dan Reina antar saja. Kebetulan Reina juga akan aku antar ke daerah rumah kamu."

Reina melihat Zohan yang sudah siap pergi, Reina memang ingin pergi ke rumah sepupunya yang ada di daerah Tiban, tapi tidak malam ini. Dia berniat ingin tinggal malam ini di apartemen Zohan, dan besok sore baru Zohan antarkan ke tempat sepupunya itu.
"Ayo Reina, aku juga tidak enak harus mengantarkan kamu tengah malam begini."

"Zo aku bisa sendiri, kalian pergi saja." Aletta masih menolak saat mereka berjalan beriringan setelah pamit dengan teman-teman yang tinggal di Bar itu.

"Jangan menolak Aletta, Reina seorang Dokter anak mungkin dia bisa membantumu nanti." Reina lega mendengar jawaban Zohan, tadinya dia berpikir jika mungkin saja Zohan memiliki rasa untuk Aletta.

Jika tidak ada Reina mungkin Aletta sudah memaki Zohan yang memaksanya saat ini, tetapi karena ada Reina hal itu urung dia lakukan. Aletta akhirnya duduk di kursi penumpang, dibelakang sementara Reina tentu saja duduk di samping Zohan.
Mobil itu melaju dengan membelah jalanan malam. Ini kali kedua Zohan mengantar Aletta kembali ke rumahnya.

"Angela itu anak kamu Aletta?" tanya Reina saat mereka hampir sampai.

"Ya, dia anak ku." Aletta tersenyum menjawabnya, sama sekali tidak terlihat keberatan.

"Kau dan suami mu apakah berhubungan jarak jauh?" tanya Reina lagi yang kali ini rasanya Aletta malas meladeni setiap pertanyaan wanita bernama Reina kekasih Zohan ini. Rasanya seperti dia sedang di wawancara saja.

"Suamiku sudah meninggal dua tahun lalu," jawab Aletta datar. "Ah...Reina sebaiknya kita tutup pertanyaan seputar kehidupan pribadiku ya, karena aku tidak suka." Aletta berterus terang membuat Reina bungkam kemudian dia meminta maaf kepada Aletta.

Malam ini Zohan mendapatkan begitu banyak fakta tentang Aletta, dia melirik Aletta dari kaca gantung yang ada didalam mobil. Begitu sampai di rumah Aletta, wanita itu langsung masuk dan menyuruh kedua tamu yang tidak dia inginkan itu juga ikut masuk kedalam rumahnya. Tidak masalah bagi Aletta kalau Zohan tahu yang sesungguhnya tentang dia, itu lebih baik karena Zohan pasti akan menjauh dari hidup Aletta..

Dia juga sadar tidak pantas untuk Pria seperti Zohan, wanita yang Zohan bawa malam inilah yang pantas bersama Pria seperti Zohan. Aletta masuk kedalam kamar putri kecilnya yang memang terdengar menangis sedari dia masuk ke dalam rumah itu. Dari belakang Aletta wanita bernama Reina itu juga mengikutinya. "Sayang ini mommy nak, kenapa menangis ?" Zohan melihat pemandangan tersebut dari ambang pintu kamar balita berumur dua tahun. Sisi lemah lembut Aletta terlihat saat ini, entah apa yang Zohan pikirkan saat ini tentang Aletta tidak ada yang tahu.

Reina meminta izin untuk mengecek suhu tubuh Angela, dia yang seorang Dokter tentu tahu suhu tubuh Angela yang panas. "Apa kau memiliki obat penurun panas anak ?" tanya Reina dan Aletta mengangguk, dia meminta Asih untuk mengambil persediaan obat di tempat yang biasa dia letakkan.

"Nona maaf, obatnya habis." Asih menunjukkan botol obat tersebut. Angela menghela napas, karena sangat kesal tidak teliti memeriksa keperluan anaknya.

"Begini aku tulis saja nama obatnya, kau bisa pergi beli dulu di apotik." Reina mengeluarkan kertas dari dalam tas miliknya kemudian menuliskan nama obat. "Obat ini lebih cepat menurunkan panasnya, sama ini aku tuliskan vitamin untuknya. Belilah bersama Zohan sekaranng, biar aku yang menemani disini sementara kau pergi." Aletta ingin menolak, tapi dia tahu Reina benar. Dia akhirnya pergi bersama Zohan, pria itu juga sudah mendengar apa yang Reina katakan sehingga tidak bertanya lagi kepada Aletta. Melihat ada sebuah jaket berbahan rajut yang tergantung di tiang dekat pintu keluar rumah Aletta, Zohan menariknya kemudian memakaikan kepada Aletta.

"Zohan apa yang kau lakukan ?"

"Membuat mu terlihat lebih baik," jawabnya dengan santai lalu tersenyum simpul saat jaket itu sudah pakaikan. "Ayo, kasihan anak mu jika kita terlalu lama." Aletta mengangguk saja, dia masuk kedalam mobil dan duduk di sebelah Zohan yang menyetir. Mencari apotik yang buka dua puluh empat jam mereka harus sedikit keluar daerah perumahan. Aletta berpikir mungkin Zohan akan bertanya perihal statusnya, atau mungkin mengenai Angela tapi Pria itu tidak melakukannya. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam, hingga tiba di apotik dan Aletta membeli obat yang sudah Reina tuliskan.

"Kekasih mu baik sekali," kata Aletta ingin memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Berdiam diri selama dua puluh menit membuatnya tidak tahan. Aletta paham kalau Zohan pasti sedang berpikir kalau dia adalah ibu yang buruk, meninggalkan anak dirumah sementara dia pergi dengan teman-temannya ke bar dan minum-minum.

Bersambung....

Komentarnya aku tunggu ya bebs... 🌺

Dearest Gold DiggerWhere stories live. Discover now