9. My Sugar Daddy

342 29 2
                                    

"Terima kasih atas waktunya Pak, saya tunggu kabar baiknya." Aletta mengulurkan tangan bersalaman dengan staf personalia yang mewawancarainya.
Aletta keluar dari gedung hotel tersebut. Dia berharap sangat banyak agar bisa diterima.
Tabungannya hanya cukup untuk biaya hidup saja. Untungnya uang sewa rumah sudah dia bayar enam bulan kedepan.

Aletta sibuk dengan ponselnya untuk melihat pesan dari Meivo, dan juga Mirna. Meivo memberitahu dimana mereka akan bertemu. Senyum puas Aletta menghiasi wajah cantiknya.

"Udah siap Beb?" tanya Mirna yang tiba-tiba berada dibelakang tubuh Aletta.

"Udah nyet!"  umpat Aletta karena dia terkejut. "Baru juga mau balas pesan dirimu, udah nongol aja disini." Mirna memang bekerja di hotel itu. Dia juga yang memberikan informasi pekerjaan kepada Aletta. "Mir bisa temani aku ke Mall gak?"

"Mau ngapain?"

"Mau belanja. Aku ada janji sama seseorang yang spesial...banget."

"Hem...pakai telur gak?" tanya Mirna bercanda, hingga Aletta memutar bola matanya.

"Serius ini. Kemarin waktu di Bali aku ketemu sama Sugar Daddy."

"Gila sih dirimu itu, gak kapok juga udah jadi janda di tinggal mati. Masih aja cari yang tua."

"Bodo amat ya, yang penting uangnya menjamin masa tua aku nanti." Senyum bangga terukir di wajah Aletta. Kemudian dia berbisik kepada Mirna.

"Serius dia anggota keluarga Derson?" tanya Mirna tak percaya dengan yang Aletta katakan. Melihat Aletta mengangguk Mirna sangat antusias "Ajak  dong diriku ini ketemu sama salah satu keluarga Derson itu," pinta Mirna yang membuat Aletta berdecak.

"Iya nanti aku bawa dirimu jumpa sama dia, tapi aku harus jadi kekasihnya secara resmi dulu." Aletta memainkan gerak matanya hingga Mirna tertawa "Ayo temani aku membeli baju yang terbaik dan juga ke salon."

"Oke sebentar, aku ambil tas dan pamit sama Pak Bos dulu."

Aletta memberikan jempolnya. Enak sekali jadi Mirna yang bisa sesuka hatinya pergi meski masih jam kerja. Dia adalah sekertaris kesayangan Bos-nya yang memiliki jabatan penting di hotel tersebut.
"Ayo kita pergi," ujar Mirna saat sudah kembali menghampiri Aletta di lobby hotel. Ada seorang Pria di sebelah Mirna,  dia menatap Aletta dengan tatapan meneliti. Aletta tahu hal itu, sayangnya dia juga tidak berminat untuk memberikan gestur tubuh menarik. Selain karena Pria tersebut adalah tambang uang sahabatnya, Aletta sudah memiliki target tambangnya sendiri.

Mirna mengecup pipi Pria itu tanpa malu, kemudian sebuah kunci mobil dia dapatkan. "Terima kasih sayang, aku janji gak akan lama."

"Ya baiklah. Nanti langsung ke apartemen ku saja."

"Iya sayang." Mirna tersenyum manis dan mereka akhirnya pergi dari sana menuju mall yang berada di daerah Nagoya. Aletta pergi ke salah satu butik yang ada disana, butik itu merupakan rekomendasi dari Mirna karena Aletta masih baru berada di Batam. Aletta memilih salah satu pakaian yang menurutnya cocok untuk dipakai ke acara makan malam bersama Meivo. Setelah dari sana dia melakukan perawatan rambut saja di sebuah salon yang juga masih berada di Nagoya. Mirna juga ikut melakukan perawatan untuk rambutnya.

"Leta, kalau misal nih...dia cuma mau ngajak kamu kencan satu atau dua malam saja selama dia ada disini bagaimana?"

Sudah jelas jawabannya aku tidak mau!" ucap Aletta jelas dan tegas. Dia memang bukan wanita seperti itu.

"Sia-sia dong usaha mu dan uang yang udah dirimu keluarkan saat ini."

"Tidak masalah Mir, asal aku sudah berusaha. Jika memang tidak ada niat yang terlihat serius darinya, maka aku akan cari target lainnya."

Dearest Gold DiggerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang