15. ANYTHING FOR YOU

3 1 0
                                    

═════ೋ♡ۣۜۜ፝͜͡͡♡ೋ═════
ଘ ❲HAPPY READING❳ ଓ
═══ೋ♡ۣۜۜ፝͜͡͡♡ೋ═══


Gadis itu sedari tadi berlari mengitari danau, sesekali berteriak memanggil Kenzie. Cowok jangkung itu tak perlu repot untuk mengejarnya, hanya dengan kedipan mata dirinya berpindah ke samping Selia. Bukan sekali dua kali, dan sepertinya Selia juga sudah terbiasa dengan kemampuan Kenzie.

"Sel, kamu gak capek?" tanya Kenzie. Selia menggelengkan kepalanya kemudian berlari meninggalkan Kenzie. "Dasar bocah!" teriak Kenzie.

Selia menghentikan langkahnya, ia tak terima jika ada yang mengatainya bocah. Umurnya sudah berkepala 2. Lagipula bukankah Kenzie lebih mirip dengan bocah? Selalu bersikap manja, merengek untuk hal sepele. Selia hanya berkeliling mengitari danau, lalu apa masalahnya?

Kenzie tersenyum kecil saat melihat Selia putar balik, lalu berlari ke arahnya. Matanya melotot galak, bibirnya di tekuk ke bawah. Bukannya seram Selia justru terlihat menggemaskan.

Bruk!

Selia menerjang tubuh Kenzie sampai lelaki itu terjatuh kebelakang dengan tubuh Selia di atas nya. Cukup sakit pinggangnya, tapi demi gadisnya, Kenzie rela melakukan apapun. "Kamu tadi bilang apa hah?"

"Kamu cantik." sahut Kenzie asal.

"Terserah!" Selia yang merasa dongkol pun bangkit dari tubuh Kenzie kemudian duduk bersila di sampingnya.

Kenzie ikut bangkit, tangannya terulur kemudian mengacak-acak rambut Selia. "Gemas, cantik, hidup lagi." goda Kenzie.

"Ken, jangan sentuh rambut aku. Udah di bilangin berapa kali juga. Bebal banget." cibir Selia. Kemudian mencubit pinggang Kenzie.

"Geli, Sel." ujar Kenzie sembari menarik tangan Selia agar melepaskan cubitannya. Selia berdecak malas kemudian merebahkan badannya ke belakang.

"Seandainya sekarang hujan, pasti akan terlihat lebih indah. Karena hujan bersama dengan senja, dan aku sama kamu." Selia menghela nafas panjang, kemudian menarik Kenzie agar ikut rebahan di sampingnya. Menjadikan lengan Kenzie sebagai bantalan kepalanya.

"Tapi aku nggak mau hujan turun. Karena kamu benci hujan." lanjut Selia. Dirinya tersenyum sembari memeluk Kenzie dari samping. Tanpa di sadari air matanya mulai rembes.

Kenzie mengelus rambut gadisnya. Sesekali menepuk punggungnya agar Selia tenang. "Maaf, Sel. Maaf telah hadir di hidup kamu."

Selia mengelengkan kepalanya, mengusap bekas air matanya dengan kasar. "Kamu nggak salah. Aku bersyukur karena kamu ada, Ken. Jika aku boleh egois, aku gak mau kamu pergi. Kamu harus tetep disini, sama aku. Menghabiskan waktu bersama sampai rambut kita memutih." cicit Selia.

"Nggak bisa, Sel." elak Kenzie. "Karena aku nggak akan pernah tua. Kamu lupa?" lanjut Kenzie.

Selia tertawa mendengarnya. "Berarti umur kamu bisa ratusan tahun atau bahkan ribuan?" tanya Selia antusias. Kenzie mengangguk.

"Wahh itu keren, Ken." ujar Selia kagum.

Kenzie terkekeh pelan melihat respon Selia. "Apa yang keren, kalau nggak bisa sama kamu?" timpalnya.

Selia tersenyum malu-malu. "Sejak kapan kamu pintar gombal? Siapa yang ajarin? Pasti Arlon." tebak Selia.

"Ini tulus dari hati sayang." bisik Kenzie tepat di telinga Selia.

***

Kenzie menatap tak tega pada Selia. "Sayang, kamu duduk aja ya. Biar aku yang bersihin." celetuk Kenzie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Petrichor [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang