8. RESMI

87 64 45
                                    

═════ೋ♡ۣۜۜ፝͜͡͡♡ೋ═════
*ଘ ❲ HAPPY READING❳ ଓ*
═══ೋ♡ۣۜۜ፝͜͡͡♡ೋ═══

"Satu gedung sama, Violet?" tanya Arlon. Kenzie hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tau gitu, kemarin gw ikut lo cari apartemen. Biar bisa apel tiap hari." ujar Arlon sembari turun dari mobil milik Kenzie.

"Itu Selia bukan sih?" ujar Arlon. Matanya memicing sambil menepuk bahu Kenzie. Kenzie menoleh mengikuti arah pandang Arlon. "Samperin gak?" goda Arlon.

"Gak usah! Katanya lo mau liat apartemen gw." ujar Kenzie galak. Tangannya mengambil kerah baju Arlon lalu menyeretnya—seperti anak kucing.

"Sel! Dicariin mas Kenzie nih." teriak Arlon.

Selia yang yang merasa terpanggil sontak menoleh mencari sumber suara, sampai matanya bertemu dengan Arlon yang diseret oleh Kenzie.

"Enggak bisa akur ternyata." lirih Selia lalu terkekeh pelan.

Selia tau dari Violet, kalau Kenzie dan Arlon memang sepupu dekat, dan tinggal serumah. 2 tahun yang lalu Kenzie sempat menempuh pendidikan S2 nya di luar negeri. Lalu membuka kafe saat balik dari sana.

"Liatin apa an lo?" tanya Violet sembari menepuk pundak Selia.

"Si anying! Ngagetin goblok. Lo mirip setan ya, suka nongol di mana-mana." ketus Selia sambil melirik Violet tajam.

"Buset, ngambek orangnya. Masih untung gw yang samperin. Kalau kang copet? Mampus lo."

"Ngaco lo." ujar Selia lalu pergi meninggalkan Violet sendiri dengan barang belanjaan.

"Selia! Mau kemana lo! Gw bawa berat anjir! Parah nih anak, gw di tinggalin." gerutu Violet.

✩┈┈∘*┈˃̶✾˂̶┈*∘┈┈✩

"Lah! Gw kayak gak asing sama lorong ini. Malah kek sering banget gitu kesini." ujar Arlon. Matanya mengitari sekitar.

"Lo mau masuk atau berdiri di luar?" tanya Kenzie sembari menarik kerah Arlon untuk masuk ke dalam apartmen nya.

"Wih gila! Gw baru inget sebelah apartemen Selia. Jangan-jangan lo ngintilin dia ya. Udah kayak pedofil lo." tuding Arlon.

"Bilang aja iri kan lo. Gw bisa apel 24/7."

Arlon mendudukkan dirinya di karpet coklat berbulu. Kepalanya ia senderkan di pinggiran sofa. "Gw tinggal sama lo aja lah."

"Gak! Kagak muat apartemen gw." sergah Kenzie. Arlon menatap Kenzie penuh harap, tangannya ia satukan di depan dadanya.

"Ribet urusannya kalau tante tau lo kagak balik."

"Tega lo, Ken. Bersyukur dong lo punya sepupu ganteng gini, mau nemenin lo biar kagak sendiri. Malah di usir." cibir Arlon.

Kenzie menghela nafasnya kasar. "Pintu keluarnya di depan. Minta tolong tutup pintunya juga." ujar Kenzie lalu pergi meninggalkan Arlon.

✩┈┈∘*┈˃̶✾˂̶┈*∘┈┈✩

"Sel, gimana?" tanya Kenzie sembari menatap Selia yang sibuk membersihkan meja. "Selia, lo denger gw ngomong gak sih?"

Selia mendengus sembari menoleh menatap Kenzie. "Apa?" tanya Selia dengan nada malasnya.

Seminggu sudah dimana kejadian Kenzie menyatakan perasaannya. Dan selama seminggu itu Kenzie menjelma menjadi layak nya bocah yang manja pada ibu nya. Kenzie yang Selia kenal bukan seperti itu! Kenzie yang dulunya dingin, arogan, jutek hilang entah kemana.

Petrichor [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang