7. Nana

4.5K 772 32
                                    

Pukul 06.43 EDT.

Matahari mulai malu malu menampakkan diri pagi itu, sebagai tanda aktivitas pagi di kota New York yang padat akan segera dimulai.

Seorang anak kecil berusia sekitar 7 tahun keluar dari kamarnya dengan penampilan berantakan khas orang yang baru bangun tidur. Dengan piama Sailor Moon dan boneka beruang yang ada di tangan kanannya. Anak itu terbangun karena mendengar kebisingan dari arah dapur, dimana sang ibu tengah memasak sarapan untuk keduanya.

Namanya Nana. Tanpa nama depan, tanpa nama keluarga, atau marga. Dia hidup bersama seorang ibu tunggal yang hanya bekerja sebagai pegawai kantoran biasa di kota New York. Sejak dia lahir sampai detik ini juga, Nana tak pernah tahu siapa ayahnya. Berulang kali dia bertanya pada sang ibu mengenai keberadaan ayahnya, namun dia tak pernah sekalipun tahu jawabannya.

"Eomma..."

Wanita beruisa 30-an itu menoleh, lantas tersenyum tipis menatap putri satu satunya yang baru bangun tidur sembari duduk di meja makan dan kembali menenggelamkan wajahnya diatas meja.

"Ayo mandi, lalu sarapan. Kau harus ke sekolah pagi ini."

"Aaaaaaaaaa, aku masih mengantuk. 5 menit lagi, ya?" Nana mengangkat tangannya, menunjukkan kelima jarinya dengan wajahnya polos yang membuat sang ibu gemas sendiri.

"Sekarang sudah hampir jam 7. Tidak boleh tidur lagi, ayo segera mandi." Sang ibu mulai menarik pelan tangan Nana, namun anak itu tak banyak bereaksi, membuat sang ibu memiliki ide jahil yang terlintas dikepalanya.

"Dalam hitungan ketiga, Nana sudah harus bangun. Kalau tidak..." Sang ibu menggantungkan ucapannya sebelum tanpa aba aba, dia menggelitik Nana sampai anak itu tertawa keras dan berusaha menghindari sang ibu.

Bukannya berhenti, sang ibu justru mengejar anak itu dan semakin menggelitikinya setiap kali Nana tertangkap.

"Okay okay! Aku akan mandi sekarang!" Ucap Nana menyerah.

Sang ibu lantas mengambil handuk dan memberikannya pada Nana, membiarkan anak itu masuk dengan sendirinya ke kamar mandi.

Nana adalah anak yang cerdas, dan menurut ibunya cukup dewasa untuk anak seusianya. Dia bisa dengan cepat belajar segala sesuatu dengan sendirinya. Di usianya yang 7 tahun, Nana mulai bisa mandiri. Anak itu tahu kapan waktu tidur, atau belajar, dan waktu untuk bermain. Dia bisa mandi, makan, dan tidur sendiri tanpa ditemani. Nana juga tahu dimana arah sekolahnya dan sering kali pergi ke sekolah sendiri dengan bus. Anak itu juga sudah bisa membuat sarapannya sendiri meski hanya sekedar susu dan toast dengan selai cokelat yang agak berantakan diatasnya.

Hal hal sederhana yang kerap kali membuat sang ibu tak kerepotan mengurus anak itu. Justru wanita itu merasa terbantu dan bangga dengan putri kecilnya.

Sang ibu kini meletakkan piring berisikan roti bakar dengan telur mata sapi dan segelas susu untuk sarapan diatas meja makan sederhana di dekat dapur. Wanita itu lantas menyeduh teh sambil menunggu Nana selesai mandi.

Cek lek!

Pintu kamar mandi terbuka, dengan Nana yang keluar lengkap dengan seragam sekolah dasar miliknya. Anak itu tampak kesulitan memasang dasinya, membuat sang ibu terkekeh pelan dan turun tangan.

Sembari Nana menikmati sarapan, sang ibu kini duduk tepat dibelakangnya sembari mengepang rambut anak itu. Nana sangat suka ketika sang ibu mengepang rambutnya. Gaya rambut favoritnya adalah kepangan belah dua yang sering kali membuatnya mengaku mirip dengan Anna di film Frozen.

Nana menyantap sarapannya. Namun seleranya hilang ketika mendengar sang ibu yang berada tepat dibelakangnya tengah terbatuk keras sampai tersendat. Nana menoleh, mendapati sang ibu yang kini terkejut dengan darah yang keluar seusai dia batuk.

Memories Philosophy || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang