30. A Picture

3.1K 629 85
                                    

Akhir pekan yang indah. Kebanyakan orang tentu akan membuat janji kencan dengan pasangan atau bertemu dengan teman temannya. Menikmati waktu bersama dan tertawa seolah tak memiliki masalah dalam hidup.

Namun tidak dengan Jung Jaehyun. Lelaki itu menatap datar ruang kerjanya yang sudah seperti gudang pabrik kertas, atau ruang penyimpanan data di kantor FBI. Ada banyak sekali kertas kertas dan berkas berkas yang berserakan di ruang kerjanya, beberapa tumpukan map map tebal juga berserakan di mejanya, pantas saja Jaehyun selalu kesulitan mencari pulpen, pulpennya pasti selalu tertimbun berkas berkas.

Karena pagi ini adalah hari akhir pekan yang cukup cerah dan kebetulan Jaehyun berada dalam suasana hati yang sangat baik, maka mungkin menjadi sedikit produktif di pagi ini mungkin tidak buruk. Lagipula Nana belum bangun, jadi dia masih memiliki waktu. Karena apabila anak kecil itu sudah membuka matanya, maka bersiaplah, hari hari Jaehyun akan dipenuhi dengan pekikan pekikan.

Jaehyun berjalan mendekat ke arah sudut ruangan, dimana pria menyimpan koleksi piringan hitam miliknya. Lelaki itu mengambil salah satu dan memutarnya. Alunan lembut musik lantas mengiringi langkahnya untuk menyusun kertas kertas dan membereskannya satu persatu.

Braak!

Sebuah kotak jatuh ketika Jaehyun mengangkat salah satu tumpukan kertas miliknya, kedua alis Jaehyun terangkat. Dia tidak ingat jika dia menyimpan kotak ini. Kotak apa ini?

Untuk sejenak, Jaehyun melupakan niat awalnya untuk membereskan kertas kertas yang berserakan di ruang kerjanya. Dia duduk dilantai, bersandar pada meja kerja dan meraih kotak itu.

Jaehyun terdiam, itu sebuah kamera vintage keluaran 90-an milik Jaemin. Satu satunya barang berharga yang lelaki itu punya semasa hidupnya. Jaehyun tak ingat jika dia menyimpan kamera milik adiknya itu sebelumnya.

Kamera itu sudah sangat berdebu, Jaehyun lalu mengambil sebuah tissue basah dan mengelap kamera tua itu.

"Apakah ini masih bisa menyala?" Gumamnya pelan.

Jaehyun lalu membuka kamera itu dan memeriksanya, masih ada beberapa rol film yang tersisa. Tidak ada salahnya jika dia melihat apa saja yang adiknya itu potret selama ini, kan? Jaehyun tahu, betapa berharganya dunia fotografi untuk Jaemin.

Ada begitu banyak foto bunga dan objek objek lain yang berada di kemara itu. Namun Jaemin tak banyak memotret dirinya sendiri, senyuman tipis tanpa sadar terukir menghiasi wajah sendiri Jaehyun. Sesekali lelaki itu tertawa ketika melihat foto foto sahabat sahabat Jaemin yang dia ambil.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Memories Philosophy || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang