28. Step Brother

3.4K 620 66
                                    

"Hai, cantik."

"Oppa!"

Senyuman lebar itu terukir di bibir Nana, dia menghambur ke pelukan lelaki yang kini menghampiri nya saat menunggu bus di halte.

"Oppa baru pulang sekolah, ya?"

"Seperti biasanya."

Keduanya lantas duduk di halte, menunggu bus yang akan mereka naiki sembari menatap hiruk pikuk jalanan dihadapan mereka. Mobil mobil melaju kencang, orang orang berlalu lalang, asap kendaraan, dan hal hal umum lainnya di siang yang terik ini.

"Aku ingin memberitahukanmu sesuatu."

"Apa itu?" Tanya Nana.

Nana mendekat pada lelaki itu.

"Ini tentang ayahmu."

"Mau makan siang bersama?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau makan siang bersama?"

Jaehyun mengangguk dan menyusul langkah Winwin dihadapannya. Keduanya berjalan menelusuri setiap lorong rumah sakit untuk bisa sampai di cafe yang berada tepat di depan gedung. Sesekali menyapa suster atau sesama rekan dokter, sesekali menyapa pasien, dan menyapa staff rumah sakit lainnya.

"Mau makan apa?" Tanya Winwin.

"Aku tidak terlalu lapar. Jadi aku akan pesan, sandwich? Ahh, dan latte."

Winwin mengangguk mengerti.
"Tunggu sebentar."

Jaehyun lantas tersenyum tipis sebagai balasan dan mengambil tenpat duduk di pojok sebelah jendela besar. Pandangannya fokus menatap jalanan Seoul yang disinari teriknya matahari siang itu.

Setelah beberapa saat menunggu, Winwin datang dengan nampan yang dia bawa. Sandwich dan latte untuk Jaehyun, lalu bibimbap dan teh hijau untuknya . Winwin duduk dihadapan Jaehyun sembari memberikan pesanan lelaki itu.

"Pasienmu banyak hari ini?" Tanya Winwin sembari mengaduk makanannya.

"Tentu, seperti biasanya. Kau sendiri?"

"Aku juga, ahh. Aku lapar sekali." Jaehyun terkekeh pelan saat melihat Winwin melahap makanannya dengan rakus, sepertinya lelaki itu memang sangat lapar. Jaehyun juga perlahan menyantap makanannya, sesekali tatapannya melirik pengunjung cafe lainnya, hingga netranya menangkap sepasang anak lelaki dengan seragam sekolah dengan duduk di area merokok sembari menyesap nikotin itu.

"Yakk, bukankah itu adikmu?"

Winwin terperanjat, lalu menoleh menatap sesuatu yang ditunjuk Jaehyun. Benar saja, itu adik tirinya, Yangyang. Anak itu tengah menyesap nikotin bersama seorang temannya.

"Yangyang... Merokok?" Tanya Winwin bingung.

Lelaki itu tanpa sadar bangkit dan meninggalkan Jaehyun. Tungkainya berjalan menuju area merokok dimana adiknya itu berada. Jaehyun menghela nafas pelan dan segera mengikuti Winwin.

Memories Philosophy || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang