36. He Was Here, With You

2.8K 571 32
                                    

"Nana."

"Yes?"

"Kalau seandainya Nana bertemu dengan ayah kandung Nana, Nana ingin ikut dengannya?"

Nana yang sedang asyik menggambar di ruang tengah itu lantas terhenti. Tatapannya beralih pada Jaehyun yang duduk di sofa sambil menatap kearahnya.

"Kenapa tiba tiba bertanya begitu?"

"I just wanna know."

Nana tampak berpikir. Jemari mungilnya berada di dagu sambil diketuk ketuk. Ini pilihan yang menarik, namun tetap saja sulit. Jaehyun baik padanya, namun dia juga ingin tahu seperti apa ayah kandungnya.

"To be honest, Nana ingin tahu siapa ayah kandung Nana. Nana ingin melihat dia, dan tinggal dengannya."

"Ohh, jadi kau tidak akan memilih untuk tinggal denganku?"

Nana kembali berpikir. Kini anak itu terdiam cukup lama. Sementara itu, diam diam Jaehyun gemetar menunggu jawaban anak itu.

"Meski kau memegang hak adopsi yang sah pada anak itu. Tetap saja jika memang hati Nana berpihak pada ayah kandungnya, kau akan kalah bagaimanapun juga, Jaehyun. Memang tidak dalam persidangan, tapi ini soal apa yang terbaik untuk anak itu."

"I'm sorry dad. Maybe i won't choose you..."

Deg!

"Wae? Am I still not able to be a good father to you?"

"Of course not!"

Nana lantas beranjak dan memeluk Jaehyun.

"I just want to stay with my real family. My real father, and the only part of my biologycal family that i have."

Jaehyun terdiam. Membiarkan anak itu melepas pelukannya dan menatapnya dengan penuh arti.
"Tapi jika ditanya ayah mana yang paling kusayangi, maka tanpa ragu aku akan berteriak memilihmu."

Jika memang hati Nana berpihak pada ayah kandungnya, kau akan kalah bagaimanapun juga.

Teh camomile yang hangat rasanya masih belum cukup untuk menenangkan pikirannya malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teh camomile yang hangat rasanya masih belum cukup untuk menenangkan pikirannya malam itu. Isi kepalanya saat ini hanyalah ingatan tentang bagaimana Yuta memberi berkas salah satu pasiennya yang dna dalam sampel darahnya sangat cocok dengan milik Nana.

DNA Nana juga sempat diambil saat dia akan mendapat donor mata. Entah kebetulan dari mana, dan apakah ini bisa disebut keajaiban atau justru sebuah kesialan, DNA Nana dan pasien Yuta itu 99% cocok.

Apa lagi ini?

Ucapan Jeno tempo hari juga kembali berputar di benaknya. Bagaikan kaset rusak yang terus mengulangi kalimat yang sama dan membuat seisi kembali Jaehyun kacau.

"Jadi kau mengadopsi Nana karena dia penerima donor mata Jaemin?"

"Bagaimana kalau seandainya anak itu bukanlah penerima donor mata dari adikmu?"

Memories Philosophy || Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang