54. Giliran Suami Jaga Istri

125 7 0
                                    

Setelah lepas, Kristan langsung memeluk Jeslyn yang ketakutan. Tapi setelah itu, dia segera membuka jasnya dan memberikannya pada Jeslyn dan kembali memeluknya.

"Kamu tidak apa apa? Apa dia ada melukaimu? Kurang ajar padamu?!" tanya Kristan yang sudah kesal.

"Aku tidak apa apa. Dia tidak melukaiku. Tapi aku takut, dia memelukku dengan kencang. Aku sudah memberontak tapi dia tidak mau melepaskanku. Untung saja aku berhasil menahan tubuhnya menyentuhku, untung saja kamu datang. Cepat bawa aku pulang Kristan! Pliss bawa aku pulang, aku takut..." bisik Jeslyn sambil memeluk Kristan dengan erat.

"Baik sayang. KALIAN, hajar dia sampai babak belur dan lumpuhkan kedua tangannya! Pak Rei ayo kembali, kita pulang!" perintah Kristan dengan amarah yang membara.

"Baik Tuan" jawab mereka serempak.

Para pengawal Kristan pun langsung memergoki dan menghantam habis Clive. Memukul bagian wajah dan menghancurkan wajah tampan Clive.

Memukul bagian perut sampai membuatnya memuntahkan darah segar. Memukul kaki dan tangan sampai patah. Meskipun ada para pelayan yang melihat, namun mereka tidak berani berkomentar.

Kristan sudah membayar mahal kepada pemilik restoran agar tidak ada yang memberitahukan hal ini, menganggap Clive gila saja jika dia melaporkannya pada polisi.

Pemilik restoran langsung menyuruh para pegawai untuk menghapus rekaman CCTV dan menghapus bukti bukti lainnya. Itulah pembalasan Kristan, bagi mereka yang berani menyentuh bahkan melukai istrinya. Kejam dan tidak berperasaan!

Kristan menggendong Jeslyn didepannya layak bridal style dan pergi keluar restoran.Mereka pun dalam perjalanan pulang, selama diperjalanan tidak ada sama sekali percakapan.

Jeslyn masih ketakutan dan Kristan masih merasa marah. Pak Rei merasakan hawa yang dingin diantara mereka.

Setelah sampai di rumah, Kristan kembali menggendong Jeslyn dan membawanya masuk ke kamar. Setelah itu dia menurunkan Jeslyn dan Vivi memberikannya segelas air putih untuk diminum.

Kristan menelpon ibunya dan mengabari bahwa ia dan Jeslyn ada urusan penting jadi pulang terlebih dahulu tanpa memberi kabar. Setelah bercakap cakap singkat ditelpon, akhirnya telpon pun berakhir. Kristan menghampiri Jeslyn yang sedang duduk terdiam diatas kasur.

Vivi tiba tiba masuk lagi ke dalam kamar dan membawa 2 piring berisi 2 sandwich di masing masing piring. Dia meletakkannya diatas meja depan jendela samping tempat tidur lalu keluar meninggalkan kedua majikannya itu.

Kristan berjalan menuju meja itu lalu mengambil 1 buah piring. Setelah itu, dia berjalan kembali ke arah Jeslyn.

"Ayo makan, kau belum sarapan" suruh Kristan.

Jeslyn membalas dengan menggeleng gelengkan kepalanya. Jeslyn terdiam dengan duduk meringkuk diatas tempat tidur. Kristan mencoba menahan amarahnya yang melihat Jeslyn.

"Kau memang tidak seharusnya pergi! Kenapa kau bersemangat sekali saat dia menyuruhmu untuk menemuinya? Kau bahkan tidak bisa tahu niat dibalik kata katanya tapi langsung menyetujuinya. Aku sudah pernah bilang padamu, jangan ceroboh! Mengapa kau sangat ceroboh dan tidak berpikir panjang, hah?!" protes Kristan tiba tiba.

"Iya aku tahu. Tapi dia teman dekatku, dia yang selalu menghiburku saat di SMA. Dia suka bercanda dan membuatku tertawa, memberi warna untuk hari hariku yang hitam putih. Aku merasa senang seketika setelah dia balik dari Prancis, jadi tanpa berpikir panjang aku langsung menemuinya. Maaf..." balas Jeslyn dengan lirih.

"Oh, jadi dia yang selalu memberi warna dihidupmu? Apa tidak ada yang lain? Temanmu yang perempuan itu bagaimana? Kupikir kau lebih dekat dengannya?" balas Kristan yang amarahnya mulai memuncak.

"Memang ada yang lain, tapi..." kata Jeslyn namun terpotong.

"Apakah aku harus mengatakannya? Kalau dia marah dan salah paham bagaimana? " pikir Jeslyn.

"Tapi apa? Karena masih ada tapi, jadi setelah ini kalau dia memintamu untuk menemuinya lagi kau masih mau menemuinya?" tanya Kristan dengan dingin.

"Jeslyn, kamu sudah dewasa, jangan keras kepala. Jangan seperti anak kecil yang bisa melakukan apa saja jika orang menyuruhmu. Lihat adikmu Cheylin, dia adikmu yang termuda tapi sangat tegas ketika dia menolak. Kenapa kamu tidak seperti dia yang bisa tegas menolak? Teman ya teman, tapi Jeslyn sadarlah, kau sudah menikah. Apa kau tidak menganggapku sebagai suamimu?" komen Kristan yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.

Kata kata Kristan menusuk hati Jeslyn. Setelah peristiwa buruk terjadi, malapetaka selanjutnya datang menghampirinya. Kristan marah dan membuat hati Jeslyn lebih terluka.

Jeslyn tahu dan sadar bahwa ia memang salah, tapi hatinya lebih terluka ketika orang yang dia cintai tidak bisa mengerti dirinya.

"Apa aku sebegitu tidak berharganya dimatamu? Kalau kau membenciku katakan saja yang sejujurnya, tidak perlu membuatku merasa kesal seperti ini. Sungguh keras kepala! Apa kau menyukainya? Kenapa tidak menikah dengannya saja? Hah?!" lanjut Kristan kesal.

"YA! Aku pernah menyukainya, pernah! Dia cinta terakhirku disaat aku merasa bahwa aku tak pantas merasakan cinta lagi. PERNAH BERHARAP bahwa aku akan merasakan cinta lagi dan orang itu bersama DIA!" jawab Jeslyn yang sudah kesal dan sakit hati.

Dia mengungkapkan isi hatinya dengan jujur namun penuh amarah.

Jeslyn dulu memang pernah menyukai Clive di SMA, namun rasa suka itu dia pendam, karena dia berpikir bahwa rasa sukanya bertepuk sebelah tangan. Jeslyn dulu tidak secantik teman SMA nya yang lain, dia merasa bahwa dia tidak cocok bersanding sebagai 'pacar' Clive.

Tapi sekarang sudah berubah, Clive bukanlah lagi yang seperti Jeslyn bayangkan dan Jeslyn sudah menjadi lebih cantik diantara teman temannya.

Jawaban Jeslyn kali ini menusuk hati Kristan. Sekarang berbalik, hati Kristan yang rasanya sakit seperti teriris iris. Lalu keduanya kembali bertengkar dengan nada tinggi. Kalimat yang mereka lontarkan masing-masing saling menusuk hati lawan bicaranya.

Teriakan mereka terdengar oleh para pelayan diluar kamar dan dibawah. Kepala pelayan sudah merasa khawatir dan bingung harus bagaimana, dan akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi dokter Kelvin.

Lima belas menit kemudian dokter Kelvin datang dengan nafasnya yang terengah engah. Kepala pelayan meminta dokter Kelvin yang datang, karena Kelvin adalah teman Kristan yang sudah dikenal oleh kepala pelayan.

Dia juga adalah dokter pribadi psikolog Kristan, kepala pelayan merasa yakin bahwa dokter Kelvin bisa mengatasinya.

Setelah sampai, kepala pelayan langsung menceritakan masalah yang mereka dengar secara singkat. Setelah itu dokter Kelvin segera naik untuk menemui Kristan dan Jeslyn.

"Jadi kamu mau menikah dengannya? Kamu lebih memilih bersama dia daripada aku? Jeslyn, kenapa kau jadi seperti ini?! Adikmu saja berkata merasa sangat senang dan beruntung jika mendapat suami sepertiku. Wanita wanita diluar sana saja mengantri untuk jadi istriku. Tapi istriku sendiri tidak bersyukur sudah menikah denganku? Heh! BISA BISANYA AKU MEMILIHMU MENJADI ISTRIKU! BETAPA BODOHNYA DIRIKU MEMILIHMU" balas Kristan yang meledak dan sakit hati.

"Kalau begitu kenapa tidak menikah dengan adikku saja HAH?! KAU SENDIRI YANG MINTA AKU UNTUK MENIKAHIMU! SEKARANG KAU SUDAH MENYESAL? HAH! CERAIKAN SAJA AKU LALU NIKAHI ADIKKU! SILAHKAN!" sahut Jeslyn yang juga sedang marah besar.

"Hah! AKU TIDAK AKAN MENCERAIKANMU! Aku tidak akan membiarkan orang lain menikahimu. TIDAK AKAN! Semua yang kau lakukan kali ini akan kubalas. Aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu tapi kau malah menganggapnya buruk. Kalau begitu akan ku tunjukkan padamu hal keji yang bisa kulakukan. Akan kubuat kau menderita ditanganku karena sudah berani selingkuh dariku, menyukai pria lain selain diriku!" balas Kristan dengan nada tinggi.

"KRISTAN!" teriak Jeslyn yang semakin marah.

Kristan mendekati Jeslyn dan mendorongnya secara kasar hingga tertidur ke kasur. Berada diatas Jeslyn, menaruh salah satu tangannya di leher Jeslyn lalu mendekat ke wajahnya.

"Kamu hanyalah milikku seorang, tidak ada orang lain yang bisa memilikimu. Aku juga bisa membunuhmu untuk mencegah pria lain menikahimu. Mati dengan status sebagai istri dari Kristan Arthur Wijaya" balas Kristan dengan tatapannya yang tajam dan senyumnya yang menyeramkan.

PASANGAN Idaman Semua Orang Where stories live. Discover now