05. Sebuah ancaman.

337 51 263
                                    

Absen please!

Cowok

Cewek

***

Adena POV.

Dan benar saja, ketika aku sekolah. Aku bertemu gadis itu di koridor. Dia terlihat sangat cantik. Ini menurut seorang perempuan. Aku pun mengakuinya.

Jadi pantas saja kalau Daren sampai meninggalkanku.

"Hay! Kamu Adena kan?" Aku pikir dia tidak akan mengenali. Dia mendekat dan tersenyum ramah.

"Kamu mantannya Daren kan?" Tanya nya lagi. Aku mengangguk pelan saja. Dia memberikan tangannya.

"Aku Keysa, pacar barunya Daren. Maaf, aku boleh kan kenalan sama kamu?" Aku kembali menganggguk saja. Memangnya apa yang bisa aku lakukan. Disaat ada perempuan saingan dan lebih segalanya dariku.

"Aku sebenarnya enggak enak sama kamu. Tapi aku juga perempuan yang normal. Daren itu ganteng. Jadi aku enggak salahkan nerima dia jadi pacarnya?"

Aku menggeleng saja.

Dia kembali tersenyum. "Aku enggak mau punya musuh. Itulah kenapa aku nyapa kamu. Aku enggak mau di cap pengganggu. Tapi kamu beneran enggak marah kan sama aku? Sama tas baruku juga?" Dia memperlihatkannya dengan bangga. Apa sih norak sekali.

"Oh, ya udah. Aku ke kelas dulu." Aku hampir pergi, namun gadis itu menahannya.

"Sebentar dong. Boleh aku tahu, seperti apa Daren itu?"

"Kamu tanya sama dia aja langsung."

"Ya enggak enak lah. Masa iya, aku tanya sama dia langsung. Kan kamu mantannya. Kamu pasti tahu kaya gimana dia sebenernya." Sejenak dia terdiam. "Aku pacaran sama dia buat pertama kali. Dan aku enggak mau hal yang pertama kali ini malah jadi trauma buat aku. Aku ingin bahagia."

"Hubungan itu enggak akan selamanya bahagia."

"Maksudnya?"

Aku tersenyum kecut. "Enggak ada hubungan apapun yang benar benar bahagia. Intinya kamu jangan terlalu terlena. Cinta itu cuma manis di awalnya saja."

Dia terlihat diam, dan menautkan kedua tangannya. Apakah dia cemas. "Tapi, Daren, cowok bener kan?" Katanya pelan.

Aku terkekeh. "Dia beneran cowok ko, bukan banci!"

Dia ikut terkekeh. "Maksudku bukan itu. Maksudku dia enggak suka selingkuh kan? Enggak bosenan atau cepet tergoda sama cewek baru." Kenapa dia was was sih? Lucu sekali.

Apakah dia benar benar polos dalam hal pacaran. Atau pura pura saja?

"Itu bukan hak ku buat jelasin sama kamu. Akan lebih baik kamu ngalamin itu sendirian."

"Ko, gitu. Kan aku jadi takut."

"Ya kalau takut enggak usah pacaran! Karena semua hubungan itu ada konsekuensi juga pengorbanan."

Dia termangu. "Sedikit aja, kamu enggak mau ngasih tahu gimana sikap Daren yang sebenernya?" Dia jadi murung. "Aku cinta sama dia, tapi aku takut di hianati. Aku enggak mau sakit hati." tambahnya lebih menyedihkan dari pada diriku. Aku sungguh ingin terbahak dibuatnya.

"Jadi bagaimana? Dia itu orangnya bagaimana?"

Bukannya menjawab, aku malah terkekeh pelan. "Kamu ini--"

"Kalian ngapain?" Entah dari mana setan itu datang. Dia menatap padaku. "Kamu ngapain? Kamu bicara apa sama Keysa?" Dia terlihat takut sekali kalau aku menyakiti gadisnya.

Daren meraih tangannya Kesya. "Kita pergi yuk!" Dan Keysa terlihat gugup.

"Aku cuma--" Keysa tidak melanjutkan kalimatnya. Darena menatap padaku. "Bisa enggak, enggak usah jadi toxic?" Maksudnya apa?

JenuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang