Semua dimulai ketika Namra yang dikenal Suhyeok sebagai gadis yang menyenangkan tiba-tiba berubah menjadi gadis yang tidak berperasaan.
Apakah wajar karakter seseorang berubah dalam waktu singkat? Suhyeok hanya tahu, Chanyoung adalah salah satu peny...
Gue happy banget ini akun bisa balik setelah sempat tdk ada harapan😭😭 Yuk kita mulai lagi dari LMLY. Semoga kalian masih mau membaca cerita ini.
Happy reading!
Part 37
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orang yang berhasil dalam hal kecil, biasanya akan menjadi pemenang dalam hal besar
****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUHYEOK bergeming mendengarkan setiap kata yang meluncur dari bibir Namra. Pemandangan air sungai han yang tenang sore itu dinikmati keduanya dengan duduk --menekuk lutut-- di atas rerumputan setengah basah beralaskan jas almamater milik Suhyeok. Menatap lurus pada gradasi dua warna yang menggantung tinggi di atas perkotaan. Dibawah langit senja favorit Namra, Suhyeok berusaha meyakinkan gadis itu untuk mengurungkan niatnya meninggalkan Korea. Atau paling tidak, Namra bisa memikirkannya lagi.
Namun kalimat gadis itu membuatnya kecewa.
Senyuman pahit Suhyeok terlukis samar tatkala Namra menegaskan bahwa dirinya akan tetap berada pada keputusan yang sama. Keputusan untuk tetap pergi dan mengakhiri hubungan mereka. Keputusan yang pada akhirnya sangat menyakiti perasaan Suhyeok. Namra tidak bercanda saat mengatakan bahwa semuanya sudah berakhir. Jalinan asmara yang pernah mereka miliki; Namra berharap Suhyeok bisa melepaskannya dan menerima fakta jika mereka memang tidak bisa kembali seperti dulu.