P🦍

6 0 0
                                    


2015,selasa;Derana Family's house, 06.00 a.m

"Good morning calon suami!"

"Morning Ay."

Pagi itu, dua sejoli yang nampak amat dekat tengah sarapan dan hanya berdua diluasnya ruang makan.

Malam tadi, saat hujan tengah mengguyur. Saat orang tua si perempuan tidak ada dirumah, maka pelarian dari ketakutannya adalah rumah si pria yang kini tengah duduk sambil menyantap makanannya.

"Mommy sama Daddy emang kemana Yon?"

"Pergi ke Singapura, kan Oma sakit ay."

"Loh, kok aku gak tau?"

Pria yang dipanggil Yon tersebut nampak tersenyum gemas. Tangannya terulur untuk mengacak rambut si perempuan. Ah dirinya selalu menahan gemas setiap berdekatan dengan gadis didepannya. Tangannya tak akan pernah tahan untuk sekedar mencubit pipi tembam itu.

"Jangan diacak anak Dugong!"

"Abis nya gemesin anak Babi!"

"HEH!"

"Apa?" Lihatlah tampang polos yang menjijikan namun sayangnya tampan itu. Rasanya Naya hanya ingin mengurung Pria didepannya ini.

"Kok babi sih?" Pekikan tertahan dari Intan hanya dibalas dengan tawa kecil Rion.

"Kamu kan suka babi. Kamu bilang babi itu lucu, warnanya pink."

"Tapi masa aku disamain sama babi!"

"Karna kamu lucu."

"Kan ada kucing."

"Kamu sukanya Babi."

"Oke fine! Aku selesai."

Rion menatap sang kekasih yang perlahan berjalan menjauhi meja makan. Dirinya terkikik geli. Bukan salah Rion dong jika gadisnya itu suka babi?

Berjalan mengikuti Intan, Rion merangkul bahu gadis itu saat langkahnya sudah sejajar.

"Udah jangan marah, masa Pacar aku yang imut ini pagi-pagi udah marah." Rion mencapit Hidung mungil gadisnya. Naya yang mendapat perlakuan seperti itu lantas menginjak kaki sang pacar kuat.

"Awshh. Sakit yang!"

"Yah kamu sih, kamu mau jadi duda sebelum merit?"

"Married ay." Koreksi Yang dirinya ajukan malah mendapati delikan tajam dari sang kekasih. Sedangkan Naya, setelah memberikan delikannya kini berjalan cepat menuju mobil yang sudah siap didepan pintu rumah kekasihnya.

Rion menatap Naya dengan senyum kecil yang nampak tulus. Benaknya berputar disaat-saat mereka berdua nampak bermain bersama. Bahkan tak terasa diumur gadisnya yang ke 17 tahun, kini mereka masih nampak bersama.

"ORION! CEPETAN!"

Baiklah, mari berhenti untuk throwback karna gadisnya sudah menunggu. Berjalan kecil untuk menghampiri sang kekasih, dirinya membukakan pintu yang tadi terkunci.

"Silahkan masuk tuan putri."

"Terimakasih Babu." Lihatlah, gadis kecil yang menggemaskan ini terlihat tidak tau berterimakasih. Memang dasar Nayanika, dirinya hanya mampu memaklumi perilaku gadis itu yang sekedar candaan.

"Awas kamu yah!"

Tawa Naya pecah begitu saja saat pintu mulai tertutup. Ah, dirinya terlihat amat bahagia hanya seperti ini. Perlahan tawanya menyisakan senyuman tulus yang penuh arti. Naya hanya berharap bahwa kebahagiaan selalu melingkupi keduanya. Walau meski keduanya entah akan selalu bersama atau tidak.

PALAWA: ASMARALOKA IN BANDUNG Where stories live. Discover now