S 🐕

0 0 0
                                    

2015, Minggu; Derana Family's house, 05.30 a.m

"Kak Rion?"

"Kak?"

"Jadi gak nih? Aku udah siap loh."

Pagi itu, Naya sudah siap dengan pakaian olahraganya. Menunggu Rion yang entah berantah berada dimana, sedangkan gadis itu sudah berulang kali mengetuk pintu kamar Rion.

Perlahan rasa khawatir mulai menyerang. Entah mengapa ada setitik rasa takut mengingat semalam pria itu mengeluh bahwa kantuk tidak kunjung datang. Padahal, semalam mereka pulang sudah begitu larut akibat terkena macet. Keduanya bahkan tidak jadi pergi ke suatu tempat yang Rion maksud akibat sudah terlalu lelah diperjalanan.

"Kakak!"

Cklek

Helaan nafas terdengar melegakan dari Naya begitu kunci kamar didepannya terbuka, menampilkan seseorang dengan balutan pakaian olahraga yang Senda dengan Naya.

"Maaf yah nunggu lama, aku tadi ketiduran terus baru siap."

Hey, Naya sudah kepalang khawatir dan panik. Jika saja pintu itu belum terbuka hingga detik ini, bisa saja akan Naya dobrak.

"Heyy sayang. Naya? Kamu kenapa? Sayang? Maaf yah. Aku janji gak ketiduran lagi."

Bugh

"Huaaaa. Kakak jahat, aku udah khawatir takut kenapa-kenapa kakaknya. Tapi... Ternyata... Aaaaa."

Rion lantas segera memeluk Naya dengar erat. Menyalurkan kenyamanan seolah berucap bahwa dirinya tidak apa-apa, hanya sekedar ketiduran biasa.

"Udah-udah cup cup. Ayuk keburu siang makin panas yang ada. Ke arah taman aja yah, jalan biasa aja gak papa."

"I-iya," Naya masih tampak sesegukan dengan sisa tangis yang kian mereda.

"Udah dong, aku gak papa kan. Udah yuk. Aku bawa bola basket loh, nanti kita main yah disana?"

"Iya..." Naya berjalan dengan rangkulan Rion. Gadis itu masih saja terperangkap dalam rasa takutnya. Naya tau bagaimana tabiat cowok itu. Kebiasaan yang bahkan orang tua Rion saja belum tentu tau. Makanya Naya takut, takut bila pada akhirnya Rion akan kebablasan berujung pergi.

Tangan Rion yang merangkul masih aktif mengelus pundak Naya yang masih bergetar. Lantas melepaskannya saat dia akan mengunci pintu rumah.

Keduanya berlari pelan begitu keluar dari rumah minimalis tersebut. Rion menatap rumah didepannya, rumah Naya yang juga tampak sepi. Kondisi rumah sepi bagi keduanya bukan perkara baru. Karna itu juga keduanya saling mengandalkan satu sama lain.

-o0o-

2015, Minggu; Taman kompleks, 07.30 a.m

Pagi itu, Taman yang terdapat ditengah kompleks perumahan sangat ramai dikunjungi oleh warga sekitar. Disampingnya ada sebuah lapangan serbaguna yang biasa dipakai anak kompleks untuk olahraga seperti basket, voli bahkan bulu tangkis sekalipun.

Terdapat dua orang berbeda gender yang sedang bermain basket. Tepatnya di perempuan yang sedang diajari oleh si pria. Tampak si perempuan yang sedang berusaha untuk melakukan shooting ke dalam ring.

Dugh

Rion mencegah datangnya bola yang akan terkena kepala Naya. Seandainya tadi dia tidak sigap, mungkin pantulan bola tersebut sudah terkena kepala gadis itu.

"Be careful queen. Ayok coba lagi," Rion melempar bola basket ditangannya yang langsung ditangkap oleh Naya.

"Sekarang lebih fokus lagi matanya."

PALAWA: ASMARALOKA IN BANDUNG Where stories live. Discover now