Chapter 7 - Symphony of Tragedy (1)

472 111 22
                                        

Usai pengakuan Haruto tentang perasaannya pada Asahi beberapa minggu yang lalu, keduanya sama sekali tidak canggung satu sama lain barang sedikitpun. Mungkin karena keduanya sudah berusia awal dua puluhan, jadi sama-sama dewasa dalam menghadapi realita kehidupan.


Tentu saja anak kantor yang lain tidak tau tentang apa yang terjadi di antara keduanya hari itu, tetapi, melihat Haruto yang akhir-akhir ini selalu berada di dekat Asahi mulai dari jam kantor dimulai sampai jam kantor selesai, mau tidak mau muncul gosip-gosip kedekatan keduanya.

Seperti siang ini, Haruto yang sedang merokok bersama gengnya tiba-tiba diberi pertanyaan cukup signifikan oleh Junkyu.

"Lo naksir sama Asahi ya? Rame banget anak akuntan gosipin kalian berdua yang katanya tiap pagi mesra-mesraan di dapur," Tanyanya.

Kedua alis Haruto terangkat heran, "Kapan gue mesra-mesraan?" Tanyanya balik.

"Ya nggak tau gue, kan gue kalau nyampe kantor selalu mepet banget. Pokoknya tuh yang gue denger lo sama Asahi deketnya udah kaya penganten baru," Jawab Junkyu seadanya.

Haruto masih menyanggah, "Nggak pernah gue mesra-mesraan pagi-pagi sama Asahi," Belanya.

"Sarapan bareng kali," Sahut Jaehyuk tenang, mengisap rokoknya yang masih tersisa dua pertiga bagian, "Haruto sama Asahi kan tiap pagi sarapannya di kantor," Lanjutnya kemudian, mengingat kebiasaan Asahi dan Haruto.

"Tapi katanya dedek-dedek admin gemes di kantor tuh Haruto sama Asahi kalau lagi liat-liatan di dapur kayak ada percikan api asmara yang menggelora," Bela Junkyu makin ngawur.

Haruto tertawa ringan, "Bagian gue naksir sama Asahi bener sih," Jawabnya santai, enggan memperpanjang masalah.

"Tuh kaaaaan!" Ucap Junkyu nyaring karena merasa benar.

"Gue emang sering sarapan bareng sama Asahi di dapur, soalnya gue sama dia emang tipikal yang sebelum kerja wajib sarapan dulu, tapi seinget gue waktu sarapan sama dia ya udah gue sarapan aja, nggak ada bagian mesra-mesraannya," Cerita Haruto santai.

Junkyu melirik curiga, "Ya itu kan menurut lo, yang liat kan nangkepnya bisa beda," Katanya tidak mau kalah.

"Gue nggak tau sih kalau gue yang sering sarapan sama Asahi bisa jadi bahan gosip anak kantor," Ucap Haruto kemudian.

"Idih," Cibir Junkyu, "Lo masak ngiranya hidup lo akan tenang tentram sunyi senyap dengan wajah lo yang super cakep itu? Nggak mungkin lah." Lanjutnya sedikit sebal.

"Departemen kita kan isinya cakep semua?" Tanya Haruto lagi.

Yoshi meniup rokoknya terakhir kali sebelum mematikannya dengan tutup atas tong sampah aluminium, "Ya lo waras, To. Di departemen kita kan pasti ada aja kurangnya, nah lo tuh udah cakep, ramah sama cewek-cewek akuntansi, sering bantuin admin angkat kardus hvs baru tiap pagi, udah gitu isi kepalanya encer, ya jelas aja mereka-mereka jadiin lo mas crush yang gosipnya nggak boleh dilewatin," Terangnya logis.

"Padahal gue ngiranya Asahi naksir sama Jaehyuk tau," Celetuk Jihoon tiba-tiba, membuat Jaehyuk batuk-batuk karena tersedak asap rokoknya sendiri.

"Kenapa random banget analisa lo?"

"Gue kan bangkunya disebelah Asahi, nah dia tuh sering tau abis ngapain gitu terus ngelamun ngadepnya ke depan, terus sering malu-malu sendiri, gue kira ya ngeliatin Jaehyuk, orang yang didepannya Asahi mejanya ni kutu kupret, taunya ngeliatin yang duduk disebelahnya," Lanjut Jihoon menjelaskan analisanya.

Junkyu mengangguk meremehkan, "Wajar sih Asahi ngeliatin Haruto, orang dia kayak batu permata, ngapain liatin manusia didepannya yang speknya kayak batu kali,"

POJOK KUBIKEL (JAESAHI)Where stories live. Discover now