22

23.5K 2.6K 79
                                    

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu. Selama itu pula Aksa jadi uring - uringan sebab tak bertemu sekalipun dengan Dasya.

Aksa sudah berusaha mencari keberadaan Dasya kemanapun tapi hasilnya nihil.
Bahkan ia sudah memerintahkan beberapa orang untuk ikut mencari Dasya.

Dasya bahkan tak masuk sekolah seminggu ini.

Aksa benar-benar menyeramkan. Bahkan orang tuanya tak ada yang berani mengusiknya karena mereka menyaksikan sendiri bagaimana kebrutalan ia akhir-akhir ini.

Pyarrrrrr.......

Suara pecahan kaca itu terdengar sangat nyaring. Sang pelaku malah terkekeh miris melihat tanganya yang bersimbah darah.

"AGHHH. bisa gila gue lama-lama." Ucap Aksa. Bahunya merosot, ia mengacak rambutnya frustasi.

Tak mengobati tanganya. Ia berlalu pergi dari depan kaca yang tak berbentuk itu saat mendapatkan ide cemerlang. Ya! Ia harus menghilangkan rasa stres ini.

Sampai digarasi, setelah menimang-nimang ia memutuskan membawa mobil sport berwana hitam legam. Kacamata yang bertengger dimatanya berguna untuk menutupi matanya yang dibeberapa area berwarna hitam. Tetapi hal itu menambah kesan keren. Tetapi sangat kontras dengan penampilanya yang terlihat acak - acakan.

__________________________
Beberapa menit berlalu
__________________________

Kini Aksa sudah sampai ditempat yang ia tuju. Tanpa basa-basi ia langsung memasuki tempat itu, tak lupa mencopot kacamatanya. Dalam hatinya masih mempunyai secerca harapan, semoga Dasya berada di sini. Sekalian ia juga akan menghilangkan stres yang bersarang didalam dirinya seminggu ini.

Melangkahkan kakinya, suara dentuman musik terdengar keras. Matanya menangkap beberapa orang yang sedang asyik berjoget-joget.

Right! Ia berada di bar.

Sebenarnya Aksa juga bisa tak perlu repot-repot datang kesini. Tetapi mau bagaimana lagi, satu-satunya tempat yang belum ia jangkau adalah tempat ini. Dimana Dasya dulu sering kali mendatangi tempat ini. Kala Dasya masih menjadi antagonis sad karena Daxion. Tak lupa kegoblogan Dasya karena satu laki-laki seperti Daxion.

Banyak pasang mata yang menatapnya tapi ia acuh. Sebelum itu, ia mencari-cari keliling bar untuk mencari beradaan kekasihnya.

"Anjing, dimana sih lo Dasya." Monolongnya karena tak menemukan keberadaan orang yang ia cari.

Sudah frustasi. Lalu mendudukan dirinya disofa. Dan mulai memesan wine dengan kadar alkohol yang tinggi.

Sudah tiga botol ia habiskan. Tetapi hal itu tak menyebabkan ia mabuk secara sempurna juga. Ia setengah mabuk. Tetapi lebih dominan kesadar.

Mendesah frustasi. Sampai pada akhirnya matanya tak sengaja menangkap salah satu objek disebrang sana. Jantungnya tiba-tiba berdegup dengan kencang.

Dengan cepat ia berlari dengan sempoyongan menghampiri orang itu. Menyebabkan rambutnya bergerak naik turun. Lalu Aksa medekapnya orang itu erat.

"Kangen ish." Ucap Aksa sambil mengeratkan pelukannya. Sedangkan Dasya hanya diam tak merespon apa-apa.

Sebenarnya Dasya menahan dirinya mati-matian saat melihat rambut Aksa tuing-tuing saat berlari menghampirinya. Bagaimana pun juga ia masih marah dengan orang dihadapanya ini. Ia juga tahu bahwa Aksa sedang dalam keadaan mabuk.

Melapas pelukan itu. Mendongakan wajahnya. "Kenapa lo minggu lalu mainin hati gue?"

Dasya terkekeh miring, menggelengkan kepala, tanda tak mengerti dengan jalan pikiran Aksa. "Curang dong kalau gue ninggalin lo gitu aja?"

AKSARA [END]Where stories live. Discover now