47

11.1K 1K 8
                                    

Aksa menekan bel dirumah atau lebih tepatnya disebut mansion itu dengan tidak sabaran.

Tadi dirinya tak berangkat kesekolah, alhasil Aksa memilih menjelaskan kepada Dasya saat malam saja.

Sudah hampir setengah jam dirinya menunggu disini, tetapi orang yang dia cari tak kunjung keluar juga.

Tak menyerah, Aksa kembali menekan bel itu dengan brutal. Hingga bebera detik kemudian orang yang dia tunggu-tunggu akhirnya menunjukan batang hidungnya juga.

"Ngapain sih lo?!"

Aksa tersenyum lebar. "Gue mau je—"

"Gak perlu. Mending lo pulang sekarang!!." Ketus Dasya kepada Aksara.

"Dengerin gue dulu, Sya." Ucap Aksara lembut. Sorot matanya tetap saat melihat Dasya, yaitu mendamba.

Cowok itu sangat bangga dengan ciptaan Tuhan didepanya ini. Dia ingin berkata kepada dunia bahwa Dasya bersamanya, Dasya miliknya. Dia sangat beruntung ada sosok Dasya dihidupnya.

"Kalau kehadiran lo kesini buat minta maaf, oke gue maafin. Gue juga udah nggak terlalu peduli. Tapi seterusnya anggap kita bukan apa-apa dan nggak saling kenal."

"Udah cukup, gue bener-bener muak sama drama-drama ini, Aksa. Gue nggak ngerti sama cara pikir lo. Gue terlalu males buat ribet." Lanjut Dasya.

"Dengerin penjelasan gue dulu."

"GUE BILANG DIEM. GUE NGGAK MAU BAHAS!!" Teriak Dasya nyaring penuh emosi. Percayalah, sebenarnya Dasya hanya tidak mau sakit hati lagi mengingat kejadian tadi.

"Yaudah nggak usah bahas itu." Ucap Aksa lembut. Tangan Aksa terangkat lalu menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah Dasya dengan kesal. "Dasya cantik, Aksa suka."

Tangan Aksa ditepis kasar oleh Dasya. "Udah cu—"

Ucapan Dasya dipotong oleh Aksa. "Oh iya Dasya bagaimana hari-harinya? Udah makan belum? Kalau ada yang nyakitin Dasya bilang ke Aksa yang biar Aksa potong palanya." Ucap Aksara dengan tangan yang kembali merapikan rambut Dasya dengan telaten.

"Ada yang nyakitin gue."

Aktifitas Aksa terhenti, lalu kembali menatap Dasya. "Siapa?"

"Lo,"

Jlep

Aksara tertengun. Kemudian ia terkekeh geli untuk mengubah suasana. "Sya, hari ini Aksa ganteng nggak?"

Menghela nafas kasar. "Mending lo pulang dulu," Ucapnya kemudian memutar tubuhnya untuk masuk kedalam mansion kembali lalu membanting pintu dengan keras.

"Aksa tungguin disini ya, Dasya." Teriak Aksa saat pintu itu sudah benar-benar tertutup.

"Pulang atau kita nggak bakal ketemu lagi!!"

____________

Pyarr

Bunyi pecahan demi pecahan benda terdengar saut-sautan didalam ruangan. Bersamaan dengan pelaku yang masih dilanda emosi.

Puluhan penjaga yang menjaga ruangan itu tidak ada yang berani menghentikan Tuan nya, Atau nyawa mereka taruhannya.

"Fuck,"

Setelah pulang dari rumah Dasya tadi perasaanya campur aduk. Tidak bisa begini, kenapa hubunganya dengan Dasya semakin menjadi seperti ini, kenapa Dasya semakin sulit untuk digapai?

Nafas Aksara ngos-ngosan. Bahunya mrosot kelantai. Kamarnya sangat-sangat berantakan akibat ulahnya tadi.

"Mereka benar-benar menyusahkan." Geram Aksa.

Setelah menetralkan nafasnya, Aksara bangkit untuk menuju kearah pintu. Membukanya.

Terpampanglah dengan jelas puluhan bodyguard yang masih menundukan kepalnya.

"Robert," Panggil Aksa. Kemudian salah satu dari mereka yang merasa namaya Robert pun mengangkat kepalnya. Lalu menghampiri Aksara.

"Hubungi dia lalu berilah ancaman. Supaya dia tidak bertindak lebih parah lagi,"

Dia yang dimaksud Aksara adalah pusaran semua masalah yang menimpa Dasya akhir-akhir ini.

Robert Pattinson, asisten kepercayaan Aksara atmosvier, itupun menganggukan kepalanya. Kemudian melangkahkan kakinya pergi.

"Tunggu!"

Mendengar hal itu, Robert menghentikan langkahnya. Menunggu tuanya kembali membuka suara.

"Hubungi Vero dan Denan juga. Katakan pada mereka rencana yang kita buat beberapa waktu lalu."

"B-baik tuan." Robert tergagap. Aura Tuanya  sangat mengerikan.

Right!! Masih ingat kah kalian dengan Vero dan Denan? Yah laki-laki tua yang sialnya ayah dari Aksara dan Dasya.

Aksa terpaksa menghubungi mereka. Karena beberapa waktu kedepan, akan ada masalah besar yang menimpa Dasya dan itu berhubungan dengan musuh mereka.

Awas saja kalau Dasyanya kenapa-napa.

Sebenernya Aksa sudah bertindak beberapa langkah lebih depan dari pada Dasya. Aksa selalu memantau Dasya.

Dia akan mengakhiri ini semua dengan segera, supaya Dasyanya tidak terbebani masalah ini lagi.

AKSARA [END]Where stories live. Discover now