Chapter 04 : Meet Him

699 69 0
                                    

Nix ingin menuntaskan hasratnya.

Seperti biasa, jika ingin mencari mangsa, dia akan pergi ke club'.

Sekarang, Nix sudah berada di sekitar club'. Saat dia memasuki pintu masuk club', banyak riuh-riuh dari orang-orang terutama para gadis. Memang, tak dipungkiri bahwa dia terlihat sangat tampan.

Melihat-lihat ke arah sekitar guna melihat mangsa yang tepat. Bukannya mendapatkan target, justru dia dikagetkan dengan keberadaan gadisnya.

Mata mereka bertemu, dia melihat bahwa ada raut terkejut dari wajah gadisnya saat melihatnya.

Nix tersenyum, bukan senyuman yang menawan. Namun dapat membunuh dalam sekejapan.

Nix berjalan pelan ke arah Chimera, dilihatnya Chimera dengan tatapan intimidasi. Namun, Chimera tak beranjak dari tempatnya berdiri, dia justru melihat Nix dengan pandangan yang tak bisa diartikan.

"We meet again." ucap Nix lalu tersenyum menyeringai, "Darling."

Chimera sadar dari keterkejutannya dan mulai menetralkan raut wajahnya.

"Maaf. Aku tak mengenalmu, apalagi pernah bertemu denganmu. Aku rasa tak pernah" ucap Chimera berpura-pura. Saat Chimera ingin berlalu dari sana, Nix menghalanginya. Nix mulai menundukkan kepalanya guna mensejajarkan posisinya dengan Chimera.

Nix lagi-lagi menyeringai, "Berusaha mengelak? Kau pikir aku bodoh sampai-sampai tak menyadari raut wajahmu?" ucap Nix.

Chimera berusaha tenang agar tak terlihat bahwa dia mengenal laki-laki di depannya ini, "Aku benar-benar tak mengenal siapa dirimu. Permisi." ucap Chimera terburu-buru dan mulai berlalu dari sana.

Nix menatap Chimera tajam. Bukan, bukan marah karena merasa Chimera tak mengenalnya. Namun karena gaya pakaian Chimera yang menurutnya, itu sangat seksi.

"Gadis itu selalu membuatku gila." erang Nix lalu berlalu menuju Chimera.

Saat sampai pada tujuannya, yang dia lihat Chimera sedang melihat ke arah kaca sembari menatap wajahnya sendiri. Dia terlihat frustasi. Itu membuat Nix terkekeh geli.

Nix berjalan dengan perlahan menuju ke arah Chimera. Dia mulai memeluk pinggang ramping Chimera dengan tangan besar berurat miliknya.

Dia tahu, dia merasakan ketegangan tiba-tiba dari Chimera. Namun Nix tak menghiraukannya.

Chimera berusaha melepas pangutan taman Nix, namun tak berhasil. Dia lelah dan memilih mengalah.

"Apa yang kau inginkan, Pria aneh!?" sentak Chimera.

Nafas Nix bisa Chimera rasakan. Bulu kuduknya meremang saat hidung Nix menyentuh lehernya.

"Pakaianmu menjijikan. Apa kau berniat menggoda para pria agar menidurimu, sweetheart?" bisik Nix yang lagi-lagi membuat Chimera meremang.

Chimera menahan nafasnya, "Pakaianku bukan urusanmu! Bahkan kita tak saling mengenal, dasar bajingan!" seru Chimera dengan wajah memerahnya.

Nix terkekeh dengan suara beratnya, "Kita tak saling mengenal? Apa aku perlu mengajakmu melakukan one night stand agar kau mengingat pertemuan kita?" tanya Nix sembari mengecup pelan bahu terbuka Chimera.

Chimera menggeram marah, "Aku tak sudi! Bahkan menatapmu saja aku enggan!" seru Chimera.

"Kau berkata seperti itu. Namun tubuhmu mengeluarkan reaksi lain saat aku menyentuhnya, queeny" goda Nix.

Memang benar. Chimera berkata menolak, namun reaksi tubuhnya berkata ingin lebih.

"K-kau salah paham dengan reaksi tubuhku!" sentak Chimera berusaha mengelak.

PHOENIXWhere stories live. Discover now