Chapter 09 : Love In Apartment

914 81 153
                                    

Semua orang langsung menyorot pada dua sejoli yang nampak mesra, si lelaki menggendong dan si gadis yang sedang tertidur di bahu si lelaki.

Mesra, apa jika Chimera sadar dia akan segera meneriaki nama mereka dan memukulnya?

Nix menatap kesamping, tepat ke arah wajah Chimera yang terlihat sedang damai didalam pelukannya, lalu Nix tersenyum singkat dan melajukan langkahnya dan menuju ke mobil nya.

Nix masuk ke dalam mobil, masih dengan menggendong Chimera. Nix tak mengubah posisi Chimera, dia membiarkan Chimera tertidur di pangkuannya.

Nix menatap ke bawah lalu mulai mengusap pipi Chimera, "Seandainya kau sadar, dalam sekejap bibirmu sudah aku cecap." ucap Nix dan langsung menyalakan mesin.

"Sayangnya, aku tak suka bermain sendiri." gumam Nix lalu mulai melajukan mobilnya.

Nix melakukan mobilnya menuju ke apartemen miliknya, karena dia masih belum mengetahui dengan jelas alamat Chimera.

Nix langsung mengingat, jika tadi ada laki-laki yang berusaha melecehkan gadisnya. Walaupun hanya menyentuh pipi, tapi dia tak suka jika miliknya disentuh orang lain.

Nix langsung mengambil ponselnya dan mulai mencari kontak orang yang ingin dia hubungi.

Tit.

"Chiao, Tuan muda. Apa ada kendala?" tanya John diseberang sana

"Bawa pria yang tadi menyentuh pipi gadisku ke bawah tanah. Secepatnya aku akan kesana." ucap Nix to the poin lalu segera mematikannya.

Jangan kalian kira jika John tak akan mengerti dengan perkataan Nix. Tentu saj di tahu. Sepuluh tahun dia mengabdi pada keluarga Nix, jadi tak ada alasan untuk John tak mengerti.

Nix melaju dengan sebelah tangannya yang masih setia mengelus pipi Chimera dengan lembut.

"Kau gadis ceroboh. Bagaimana bisa aku begitu menyukaimu?" ucap Nix bermonolog lalu mulai menghela nafasnya pelan.

"Jika tak ada aku mungkin kau sudah disantap babi hutan tadi." ucap Nix yang tak henti-hentinya bermonolog.

"Jika sampai itu terjadi maka aku tak akan segan untuk membunuh seluruh keluarganya."

Chimera terlihat sedang mengerang dan mulai mengerjap-ngerjapkan matanya saat telinga nya mendengar suara-suara.

Nix menatap kebawah, "Mengapa kau bangun, hm?" bisik Nix sembari mengelus kepala bagian belakang Chimera.

Chimera yang masih dalam keadaan mabuk tak dapat berpikir jernih. Chimera mulai menatap ke arah Nix dengan lekat.

"Aku seperti pernah melihatmu." ucap Chimera pelan.

Nix terkekeh singkat lalu mulai mengecup kening Chimera, "Aku kekasihmu. Kau yang mengatakannya tadi." ucap Nix santai.

Chimera mengerap bingung, "Benarkah?" tanya Chimera yang diangguki oleh Nix.

"Kau memujiku tampan. Lalu kau mengatakan jika aku adalah kekasihmu." lanjut Nix.

Chimera hanya diam merenung sebab masih terasa pusing.

Nix menatap Chimera saat tak ada suara lagi yang terdengar, "Mengapa kau diam? Apa kau merasa pusing?" tanya Nix yang nampak khawatir namun masih mempertahankan ekspresi datarnya.

Chimera menatap ke arah Nix lalu pandangannya tak sengaja menatap ke arah jakun Nix yang nampak naik turun saat berbicara.

Tanpa berpikir akan resiko, Chimera menyentuh perlahan jakun Nix.

Deg!

Nix langsung menatap kebawah saat Chimera menyentuh bagian terlarang dari lelaki.

"Jangan melakukan hal-hal yang akan membuatmu menyesal, Mera." geram Nix.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 10, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PHOENIXWhere stories live. Discover now