Chapter 06 : Hate Love

606 71 5
                                    

"Setelah ini kita akan kemana?" tanya Ricky.

Mereka sedang berjalan menyusuri koridor dengan tak tahu arah. Sebab, tak ada yang mereka tahu dari sini.

"How about rooftop?" tanya Zack.

Nuel menatap ke arah Zack, "Apa kau tahu jalan menuju rooftop?" tanya Nuel yang digelengi oleh Zack.

"Jika kau tak tahu, mengapa kau memberi usulan itu." ucap Ricky sambil menatap sengit pada Zack.

"Aku pikir kalian tahu, jadi aku mencoba memberi usulan." ucap Zack cengengesan.

"Aku tahu kau bodoh, tapi bodoh mu sangat terlihat." ucap Theo menyakitkan.

Zack menatap penuh sakit pada Theo sambil memegang dadnya, "Kau menyakiti hatiku, Theo." ucap Zack.

"Kau menjadi semakin mirip dengan Ricky." celetuk Nuel yang langsung ditatap protes oleh Ricky.

"Aku tak segila Zack! Disini akulah yang paling waras." ucap Ricky yang langsung ditatap malas oleh mereka.

"Kau bilang kau waras? Bagaimana dengan mengejek anak kecil yang bahkan tak pernah mengganggu mu sampai membuatnya menangis?" tanya Nuel.

Flashback on

Di sebuah taman terdapat banyak anak kecil dan para orang tua yang sedang bermain. Tak ada remaja yang berada disini kecuali, Ricky.

Ricky sedang mengajak adiknya bermain, ya tentu saja Mommy nya yang menyuruh. Jika tidak dituruti, maka uang jajan nya yang akan menjadi taruhan.

Adik nya berjenis kelamin Laki-laki, Rander namanya. Anak kecil berumur 5 tahun yang sebentar lagi akan memasuki sekolah kanak-kanak.

"Hey, Ran. Apa kau tak ingin bermain? Mommy menyuruhku mengantarkan kau kesini untuk membuat kau bermain!" seru Ricky yang tak digubris oleh Rander.

Rander adalah kebalikan dari Ricky. Jika Ricky mudah bergaul karena sikap humble nya, maka berbeda dengan Rander yang sulit bergaul karena sikap dinginnya. Rander tak bisa dekat dengan siapapun jika Rander merasa dia tak nyaman.

"Siapa yang ingin? Kau saja yang telalu menulut." ucap Rander.

"Hey cadel!"

Rander menatap tajam pada Ricky, langsung membuat Ricky kicep. Bahkan tatapan Rander saja sudah membuat Ricky takut.

"T-terserahmu saja! Jika ada apa-apa kau cari saja aku di kursi dekat perosotan itu." ucap Ricky lalu pergi meninggalkan Rander.

Saat Ricky sudah duduk di bangku tersebut, dia melihat anak kecil yang sedang bermain pasir. Bibir kecilnya yang maju saat dia berbicara dan pipi gembul nya yang bergerak naik turun, sungguh lucu.

Karena tak tahan, Ricky berniat ingin berkenalan. Namun caranya berkenalan itu sungguh diluar nalar.

Ricky melemparkan sekop mainan pada bocah kecil itu, lalu mengulurkan lidahnya.

"Hey bocah, siapa namamu?"

"Hwaaaa, Mama. Hiks.. hiks."

PHOENIXWhere stories live. Discover now