28'

2.6K 258 55
                                    

Happy reading

🌟

5 bulan kemudian.

Kandungan Jisoo telah masuk ke tahap akhir, artinya sudah berusia 9 bulan. Kata dokter yang menangani, tinggal menunggu beberapa hari lagi. Sejak usia ke delapan Jisoo selalu merasakan sakit yang teramat sangat pada perutnya. Jisoo jadi merasa cemas. Jelas, ini yang pertama kali baginya. Takut dia tidak normal. Tapi perkataan dokter membuatnya lega, kandungannya sehat, anak-anaknya sehat dan yang ia alami normal. Doain y supaya keponakan kita lahir dengan wujud sempurna dan sehat dua-duanya.

Taehyung tidak pernah membiarkan Jisoo sendiri. Taehyung sedikit khawatir dan ngeri melihat perut Jisoo yang sangat besar karena menampung dua nyawa. Oleh karena itu, ia memilih bekerja di penthouse agar istrinya selalu berada dalam pengawasannya. Rapat pun terpaksa di tunda untuk sebulan kedepan.

"Sudah ku tanda tangani semua berkas yang kau bawa tadi. Yuna menunggumu di lobi apartemen." Taehyung berbicara dengan sekretarisnya sambil berjalan ke kamarnya.

"Babe? Where are you?!"

"In the bathroom!"

"Kamu melakukannya sendiri?! Babe, aku sudah bilang jangan melakukan sesuatu sendiri, kamu harus meminta bantuanku!" Taehyung menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Ceklek

"Tenang aja, Sayang. Aku bisa atasin-"

"No no no!" Taehyung menggeleng serta jadi telunjuk yang ikut bergerak kanan-kiri. "Biarpun kamu bisa, kamu tetap harus memanggilku!" Ujarnya tegas namun masih terkesan lembut.

"Okay, forgive me, baby." Jisoo mengulurkan tangannya. Taehyung yang mengerti langsung menggendong Jisoo dan membaringkannya di kasur.

"Kamu menginginkan sesuatu, honey?"

"Pengen jus.." Jisoo tiba-tiba diam. Taehyung mengerutkan dahinya.

"Jus jeruk!"

"Okay. Yuna!"

Setelah Yuna pergi untuk mengatakan pesanan Tuannya pada koki, Taehyung beranjak naik ke kasur. Duduk sambil bersandar pada headboard, lalu menyuruh Jisoo bersandar di dadanya. Setelah itu menyalakan tv. Hening menyelimuti keduanya, hanya televisi yang ribut yang menampilkan siaran berita membosankan. Jisoo yang muak akhirnya memilih bermain handphone dengan posisi tidur menyamping diatas Taehyung yang telentang. Tidak masalah, Taehyung kuat kok.

~~~

"Akhh.."

"Perutmu sakit lagi? Sakit sekali?"

"Sakit banget.. kayak mau meletus,"

Taehyung melotot seketika. Perut sebesar itu akan meletus?!

"A-a-aku harus bagaimana kalau begitu?!"

"Panggil dokter Taehyung, atau bawa aku ke rumah sakit!" Jisoo semakin menggeram melihat suaminya yang linglung.

"YUNAAA CEPAT SIAPKAN MOBIL KITA AKAN KE RUMAH SAKIT!!"

Seseorang mendobrak pintu dan muncullah wanita paru baya dengan ekspresi kaget.

"Ada apa, ada apa?" Tanyanya panik.

"Perut aku sakit Ma..." jawab Jisoo sambil meringis menahan sakit.

Lita melotot, ada secercah kebahagiaan di matanya yang nampak berkaca-kaca. Tidak menyangka anak-anaknya sudah menjadi ibu, waktu terasa sangat cepat berlalu. Irene pun telah melahirkan beberapa bulan lalu di London. Untunglah Irene mengerti, adiknya lebih butuh bimbingan, jadi ia mengalah. Lagi pula Irene memiliki mertua yang sangat baik padanya. Seokjin, pria itu belum mendapat pasangan. Ada yang mau? Back to topic, Okta!

"Taehyung cepat gendong Jisoo kebawah! Kau ini kenapa diam saja kayak orang bodoh?!"

~~~

Dirumah sakit, sangat tegang. Ayah ibu serta mertua Jisoo sedang duduk di kursi tunggu depan ruangan tempat dimana anak mereka ditangani. Mulut sibuk berkomat-kamit merapalkan doa untuk keselamatan dua, atau tiga nyawa. Sudah dua jam mereka menunggu. Tapi belum ada tanda-tanda. Para bodyguard pun mencemaskan Nona mereka. Berdoa untuk Jisoo tak pernah selesai mereka rapalkan.

Yuna tahu, Jisoo menjadikannya tempat curhat. Nonanya takut tidak bisa melahirkan secara normal. Dia takut tidak bisa mempertahankan kedua anaknya. Atau memperjuangkan nyawanya. Ketakutan Jisoo membuatnya pesimis dan menyerah duluan.

Sementara itu di dalam ruangan. Si pria menggenggam erat tangan si wanita sambil mengusap-usap memberi ketenangan. Nafas si wanita keluar dengan menggebu-gebu, berusaha menstabilkan detak jantungnya. Ia berhasil melahirkan satu anaknya. Tapi ia masih belum lega, masih ada satu lagi.

Jisoo menggeleng pelan menatap Taehyung. Ia merasa tenaganya telah terkuras habis untuk melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin laki-laki. Bayi tampan yang nyaris sempurna. Suster telah membawanya ke ruangan khusus yang tersedia dalam ruangan VVIP itu.

"Kamu kuat, baby... Kamu wanita terkuat, kau pasti bisa! Tinggal satu lagi, bertahanlah.. kumohon..." Taehyung mencoba memberi istrinya kekuatan dengan menggenggam erat satu tangan Jisoo. Kalau bisa, Taehyung ingin menyalurkan sisa tenaganya agar Jisoo dan anak keduanya bisa selamat. Taehyung bisa merasakannya air muka Jisoo yang nampak tak bisa lagi bertahan. Jisoo tetap menggeleng. Tubuhnya mati rasa.

Air mata Jisoo keluar tanpa sadar, Taehyung ikut meneteskan air mata. Tapi ia cepat-cepat menghapusnya. Ia tidak boleh kelihatan lemah di hadapan istrinya yang melemah. Ini kedua kalinya sisi lemah Taehyung muncul, ditempat yang sama yakni rumah sakit.

Jisoo bahagia, ia berhasil menyandang status sebagai seorang ibu. Namun ia juga sedih, ia benar-benar merasa hidupnya di ambang batas. Jisoo terus menatap mata Taehyung sampai dirinya sendiri tak punya kekuatan hanya untuk membuka lebar dua kelopak matanya.

"Kalo dokter kasih pilihan, tolong pilih anak kita ya Sayang. Kamu kan pengen banget punya anak cewek.."

Setelah mengatakan itu, mata Jisoo tertutup rapat.

"JISOOO!!"

•••#•••

TBC

12/5/2022

Possessive II°[VSOO]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang