•~37~•

440 13 0
                                    

Perjalan pun mulai berlalu dan para siswa/i sudah mulai bangun dari pingsannya.

"Pala gue kok pusing banget ya" ucap intan sambil memijat kepala nya yg terasa pusing.

"Sini, gue pijatin" ucap angger sambil mengambil alih pijatan tersebut dengan alam sadar yg masih rada pusing

"Ululuhh sosweet nya pasangan satu nih" ucap dinda sambil menggoda mereka berdua

"Ya elah, lo juga sosweet tuh" balas intan sambil menunjuk kearah dinda dan kelvin yg sama² memijat kepala

"Ituh dong lebih sosweet" ucap dinda sambil menunjuk kearah revan dan nadia

"Ciee sosweet banget sih" ledek dinda dan intan berbarengan dengan tidak lupa juga sambil memberi komentar "ingat ni di bus bukan di rumah mom and dad" ucap mereka menasehati pasangan tersebut.

"Ust 🤫" ucap revan sambil meletakkan jari telunjuk ke arah bibir nya dan nadia memasang tatapan mata yang tajam kearah mereka

"Eh lihat tuh bagas romantis banget ma busektos (bu seketaris osis )" ucap intan sambil memanggil dinda yang di jawab dengan sorakan antusias.

"Iya nih ntan malah mereka saling bersender tuh" ucap dinda semangat 45 yg membuat seisi bus khusus sebagian osis penting melihat atau mata nya tertuju kepada bagas dan vera.

Disisi lain Nadia yg mendengar ituh hanya acuh tak acuh aja walau dia merasa sakit di hati mungkin sudah saatnya ikhlaskan bagas bersama orang lain dan sudah saat nya ia merasa tenang bahwa bagas bakal menemukan dan menerima vera sebagai istrinya nanti.

"Maafkan aku yang lama mengucapkan perasaan ke kamu dan maafkan aku juga yg gagal menepati perjanjian kita di waktu dulu Bagas Syaputra" batin nadia dengan campur hati yg sudah tercabik² rasanya.

Sedangkan revan yg melihat pergerakan nadia pun hanya bisa bilang atau berkata :

"Adek cerita aja sama abang kalau lagi ada masalah, kan sudah mau jadi suami istri so jangan ada lagi yg di sembunyikan adek dari abang karena akibatnya bisa fatal di hubungan rumah tangga nanti dek begitu Abang sebaliknya ke adek" ucap revan berbisik ke telinga dengan nada yg lembut selembut sutra karena ia tahu hubungan mereka blm bisa di publikasikan ke semua orang karena bisa mengancam masa depan mereka masing-masing.

Nadia yg mendengarkan revan berbicara tersebut merasakan hati yg tercabik-cabik 2X lipat pasalnya ia telah melukai 2 hati yg sama² sayang ia dan nadia pun langsung tersenyum manis ke revan walau di hati terasa sakit.

"Secepatnya adek bakal cerita sama abang dan secepatnya juga adek bakal ngasih kehormatan adek yg sudah 17 tahun adek jaga selama ini" ucap nadia tersenyum manis ke revan

"Kehormatan?" Ucap revan sambil menaikkan satu alisnya

"Iya sebagai hadiah bahwa adek sudah siap menjadi istri dan ibu buat anak anak kita nanti" ucap nadia

"Abang enggak minta kehormatan adek sebagai hadiah nya, abang cuman pengen adek tuh cerita sama abang setiap adek ada masalah ke abang, dan abang juga pengen adek lebih percaya cerita sama abang sebelum adek cerita ke orang lain selain abang" ucap revan dengan lembut sambil mengelus kepala nadia. Lagi-lagi nadia hanya tersenyum ke revan pasalnya ia lagi badmood untuk bercerita kesiapapun ituh orangnya.

Disisi lain bagas memang masih tertidur pulas karena ia merasa kecapekkan akibat nyetir tadi, sedangkan vera sudah mulai membuka matanya dan ia melihat bagas sudah menggenggam erat tangannya di pahanya. Pelan Pelan ia melepaskan genggaman tangan tersebut namun nihil bagas sudah terbangun dari tidurnya

"Eh maaf, gue gak sengaja bangunin elo habisnya elo seenak jidatnya genggam tangan gue tanpa seizin gue" ucap vera dengan ketus.

"Eh gue juga minta maaf atas kesalahan gue yang tanpa seizin elo megang tangan gue" ucap bagas merasa bersalah

~ Ketos My  Husband ~Where stories live. Discover now