•~42~•

466 17 6
                                    

Keluarga kecil mereka sedang berada di bawah untuk menikmati nonton tv, tiba-tiba suara dering telpon revan berdering dan ternyata yang menganggu waktu mereka adalah abang nya sendiri.

"Dek, angger nelpon nih"ucap revan kearah nadia yang sibuk menimang putri kecil mereka.

"Hallo, iya abang kenapa?" Tanya nadia ke angger melalui sambungan telepon revan.

"LO MASIH MAU HIDUP APA GIMANA?, ELO NYURUH MEREKA SEMUA KERUMAH SEDANGKAN ELO NTAH KEMANA, GAJE LO NAD" teriak angger dari  telpon yang membuat nadia segera menutup telinga putrinya dan revan segera menjauhkan teleponnya dari telinga nadia.

"Kalau ngomong bisa pelan-pelan aja enggak?, Orangnya gak bakal kabur anjirrr"tanya revan yang sudah menahan emosinya dari tadi.

"Maaf, lagian lo berdua gaje benar dah, ngajak mereka ngumpul di rumah mom tapi elo berdua entah dimana keberadaannya" ucap angger menyerocos semua keluh kesahnya ke pasangan itu.

"Adek gi di rumah bang"ucap nadia tiba-tiba mengambil alih handphone revan dari tangan revan.

"Rumah mana njirr?, Kalau ngomong tuh jangan setengah-setengah ogeb"ucap angger yang sudah marah diatas puncak kepalanya.

"Kalau ngomong bisa enggak gak usah marah-marah dulu, enggak tau apa masih ada anak kecil disini"ucap revan  yang sudah mulai kesal dengan abang iparnya satu ini

"MAKSUD ELO APAAN VAN?" Tanya angger yang gak ngerti maksud revan dengan kata anak kecil.

"Gue bakal ke rumah mom 1 jam lagi"ucap revan yang langsung mematikan telepon nya dan meletakkan hp nya dengan cara melempar ke sembarangan arah.

"Maas,"ucap nadia dengan nada lirih, ia tahu saat ini revan tengah memadamkan emosi sambil memejamkan matanya.

"Hmmmz"

"Maas, maaf adek  buat persetujuan tanpa ngomong sama mas dulu"ucap nadia lirih sambil menahan tangisan yang sudah ia tahan dari tadi.

"Iya gak papa, lain kali jangan di ulangi lagi"ucap revan sambil mengecupkan kening  nadia dan tangan satunya sambil mengelus rambut nadia dengan lembut.

"Iya mas, jadi sekarang apa kita bakal cerita semua tentang kejadian hari ini?" Tanya nadia kearah revan dengan wajah membingungkan.

"Iya, kita bakal ceritain ini semua ke keluarga besar kita terutama para nenek dan kakeknya nanti"ucap revan sambil memandang wajah nadia dengan bergantian memandang wajah sang anak.

"Yaudah, sekarang mas gantian gendong kan si kecil biar adek menyiapkan semua keperluan mas dan si kecil"ucap nadia menyuruh revan mengambil alih gendongan sang kecil.

"Sini"ucap revan sambil menepuk-nepuk pahanya dengan maksud menyuruh nadia meletakkan si kecil di pahanya.

"Jangan di buat bangun dulu ya mas,  soalnya adek juga mau mandi sebentar, hehehe"ucap nadia sambil berlali kecil keatas dan pamit dengan nada sambil terkekeh.

"Bawa aja kertasnya supaya nanti bisa minta tolong ke yoga buat cari ibu kandung si kecil"batin nadia sambil memasukkan surat di case hp nya.

Nadia pun mau turun cuman niatnya diurungkan karena ia sangat penasaran dengan cerita sang suami ke sang anak. Betapa manisnya sang suami saat bercerita tentang awal kehidupan pernikahan ini kepada sang anak.

"Masyaallah, terimakasih sayang kamu sudah hadir di kehidupan papa dan mama"ucap revan sambil mencium sang putri.

Sang kecil yang merasa terganggu pun mulai membuka matanya dan melihat wajah sang papa.

Revan yang melihat itu langsung mengajak sang putri bicara walau ia sangat tahu bahwa  bayi umur segitu belum mengerti tentang apa-apa, cuman di usia segitu sudah bisa mendengarkan  suara dari orang sekitar.

~ Ketos My  Husband ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang