03

2.5K 77 2
                                    



Ailee dengan cepat mengambil botol minumnya dan memberikannya pada Mateo. Dengan senang hati, Mateo menerimanya dan menegaknya hingga tinggal setengah. Ia sudah akan mengembalikannya, tapi Ailee lebih dulu merebutnya dan menutupnya.

"Segera singkirkan itu!" Ailee menatap jijik baju yang basah penuh keringat milik Mateo.

"Hei, ini bukan benda kotor." Mateo mengambil kaosnya dan mendekatkannya ke wajah Ailee yang langsung membuat gadis itu berteriak.

Melihat respon Ailee yang lucu, Mateo tak henti-hentinya tertawa. Ailee mengingatkannya pada adik perempuannya yang terkecil yang selalu berteriak saat ia memeluknya sehabis berlatih basket.

Ailee menjauhkan tubuhnya dan menahan lengan Mateo. Ia membencinya. Sangat amat membencinya.

"Ini hanya baju. Kenapa kau sampai berteriak seperti itu." Kali ini tubuh Mateo juga ikut maju, membuat Ailee semakin tak takan.

"Jangan mendekat!" Ailee berdiri dan mendorong dada Mateo menjauh. Karena tak siap, tubuh Mateo langsung terjengkang ke belakang. Tapi dengan sigap ia meraih tangan Ailee agar tidak jatuh, tapi tubuh Ailee malah ikut tertarik dan suara berisik langsung mengundang semua mata ke satu titik.

Meja dan kursi yang ada di tengah kelas tergeser karena dua sosok manusia baru saja terjatuh. Mateo meringis karena kepalanya sakit terbentur. Tapi penyebab lain ia meringis adalah karena adik bawahnya baru saja terhantam oleh sosok yang saat ini berada di atasnya.

Ailee sama sekali tak merasakan sakit karena ia jatuh tepat di atas tubuh Mateo. Ia bahkan bisa merasakan kulit Mateo yang tak mengenakan baju. Begitu dekat hingga ia hanya bisa melihat sosok mateo di dalam manik matanya.

Mengadari bahwa dirinya sedang memperagakan adegan di sinetron yang lebay, Ailee pun mendudukan tubuhnya. Dan hal itu membuat Mateo mendesis. Ia menatap Ailee yang duduk di atasnya dengan mata menyipit.

"Hei.. Hati-hatilah saat bergerak.."

Ailee awalnya benar-benar tak tau apa yang Mateo maksud. Hingga ia melihat ke bawah, mengikuti arah pandang Mateo.

"Aaaaa!!" Ailee mendorong dada Mateo dan segera berdiri dengan gerakan kasar, yang membuat Mateo harus memejamkan matanya.

"Dasar mesum! Mateo mesum!" Maki Ailee yang membuat semua murid terdiam.

Mateo membuang nafasnya dan duduk di lantai. Ia memegang kepalanya yang terbentur meja, memastikan jika ia tak terluka.

"Diamlah Ailee." Ucap Mateo yang tak ingin Ailee mengatainya mesum. Ailee sudah akan menyembur Mateo, tapi ia sadar bahwa semua teman-temannya sedang menatapnya.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya salah satu dari mereka yang terlihat khawatir karena suara jatuh keduanya sangat keras.

Ailee melihat Mateo yang masih duduk di lantai dengan posisi lutut tertekuk ke atas dan kedua tangan berada di masing-masing lutut. Entah kenapa mata Ailee malah melihat ke arah yang tidak seharusnya. Itu adalah tempat yang Ailee duduki tadi.

Dengan cepat, Ailee berlari keluar kelas. "Mateo mesum!!" Beriaknya yang bisa di dengar seisi kelas.

Mateo hanya diam mendengar teriakan Ailee. Bagus, hari ini ia akan mendapat julukan baru, si mesum.

Mateo melirik bagian bawahnya yang masih belum tenang. Tubuhnya tadi sedikit bergejolak karena terlalu semangat bermain voli, dan sekarang adiknya terbangun karena hantaman keras dari tubuh Ailee.

Damn! Ia malu karena Ailee merasakan ereksinya.

Memikirkannya bukan membuatnya tenang, tapi malah membuat adiknya semakin menegang.

Burning DesireWhere stories live. Discover now