04

2.2K 68 0
                                    



Miles terus tertawa karena tubuh kecilnya menjadi tinggi karena Mateo menggendongnya di pundak. Matanya terlihat takjub melihat semua hal dari ketinggian, termasuk kakaknya yang sekarang terlihat pendek.

"Kak Ailee terlihat pendek." Ucap Miles yang langsung mendapat persetujuan dari Mateo.

"Dia memang pendek."

Ailee tak paham kenapa sekarang ia malah berjalan pulang bersama Mateo. Padahal niatnya hanya beli mi instan di mini market. Dan apa-apaan Mateo yang sangat pandai merayu anak kecil itu?

"Aku ingin tumbuh tinggi seperti kak Teo."

"Mau harus rajin berolahraga. Jangan seperti kakakmu."

Miles mengangguk, kedua lelaki itu mengabaikan tatapan protes Ailee.

"Aku suka bermain sepak bola."

"Kau pasti cepat saat berlari."

"Bagaimana kakak tau?"

Ailee merasakan interaksi aneh Mateo dengan adiknya. Bagaimana Miles bisa langsung seakrab itu dengan Mateo? Padahal baru beberapa menit lalu mereka saling bertemu.

"Miles ayo turun. Jangan naik ke pundak orang sembarangan."

Miles melihat kakaknya yang berjalan agak belakang. "Dia akan teman kakak."

"Tidak. Dia bukan temanku."

Miles terlihat bingung tapi ia tak ingin turun dan tetap berada di posisinya. "Siapa pemain bola idolamu?" Tanya Mateo yang langsung mendapat antusias dari Miles.

Pada akhirnya, Miles baru turun dari pundak Mateo saat sudah sampai di depan rumah. "Kak Mateo ayo masuk. Aku punya banyak mainan." Tangan kecil itu meraih tangan Mateo dan menariknya masuk.

"Dia harus pulang Miles."

"Tidak, aku bisa bermain sebentar."

Miles terlihat riang dan langsung menarik Mateo masuk, ia bahkan mengabaikan Ailee yang terlihat berdiri diam, tak percaya.

Suara pertandingan sepak bola langsung menyambut telinga Mateo saat memasuki ruang tengah. Di sana di depan televisi yang sedang menampilkan pertandingan bola, ayah Ailee sedang duduk santai.

"Dad! Aku membawa teman kakak!" Miles menarik Mateo menuju sofa di samping ayahnya. Melihat hal tersebut, Ailee yakin, Mateo akan langsung di usir. Ia memilih pergi ke dapur untuk merebus mi instan yang sedari tadi ia inginkan.

Tapi pemikiran Ailee yang menyatakan bahwa Mateo akan langsung diusir pun tak pernah terjadi. Yang ia dapati sekarang ketiganya malah asik menonton bola bersama dan berseru keras ketika tim yang mereka dukung akan mencetak gol.

"Ailee buatkan aku kopi." Seru sang ayah yang tau anaknya masih di dapur.

"Aku juga." Sahut Mateo yang langsung menganggap bahwa itu rumahnya sendiri.

"Aku mau jus jeruk!" Timpal Miles yang malah ikut-ikutan menyuruh kakaknya.

"Ambil sendiri!"

Beberapa bungkus makanan terlihat berserakan di atas meja, depan televisi. Pertandingan bola baru saja berakhir dan dimenangkan oleh tim yang keduanya dukung.

Ailee yang baru saja mandi keluar dari kamar mandi dan melihat betapa berantakan meja depan televisi.

Mateo menoleh ke arah Ailee berada, ia terpaku sejenak dengan penampilan Ailee yang menggunakan celana abu muda sangat pendek dengan baju pendek yang senada. Mateo yakin ia bisa melihat perut rata Ailee jika gadis itu mengangkat tangannya. Di tambah rambutnya yang digulung ke atas, memperlihatkan leher jenjangnya yang begitu menggoda. Sebuah pemandangan yang sangat jarang Mateo dapatkan saat di sekolah.

Burning DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang