07

1.6K 66 1
                                    







Tak pernah terbayangkan oleh seorang Ailee ia akan berjalan bersama Mateo di sebuah Mal. Apalagi dia masih mengenakan seragam dan Mateo masih dengan jersey basketnya. Sedari tadi Ailee hanya mengikuti Mateo yang berputar-putar tak jelas. Kadang mereka masuk ke sebuah toko tapi keluar lagi karena menurut Mateo, tak ada yang cocok untuk adiknya.

"Ayo cari makan. Aku lapar."

Ailee semakin heran. Padahal tadi Mateo mengatakan dia buru-buru tapi sekarang dia malah terlihat sangat santai.

Mateo begitu santai menikmati waktunya jalan bersama Ailee. Dia memanfaatkan dengan baik kesempatan yang seperti kencan itu untuk berduaan dengan Ailee. Mata Mateo tak lepas dari Ailee yang sedang duduk di depannya, menikmati makanannya.

"Besok kau harus melihatku bertanding."

"Aku sibuk."

"Jika aku tak melihatmu di bangku penonton. Hidupmu di hari senin tak akan tenang."

Lihatlah bagaimana Mateo yang sekarang mengancam Ailee. Terdengar begitu kekanakan di telinga Ailee. Tapi Ailee tak menanggapinya lagi karena sebenarnya temannya juga mengajaknya untuk pergi menonton pertandingan Mateo. Ailee hanya gengsi mengatakan dia akan datang.

Setelah makan, Mateo akhirnya membeli topi bucket untuk hadiah adiknya. Mereka langsung kembali ke mobil karena hari mulai malam.

Mateo yang berjalan sedikit di belakang Ailee mengambil sebuah topi bucket berwarna coklat muda dan memakaikannya di kepala gadis itu.

"Apa ini?" Ailee menyentuh kepalanya dan ada sebuah topi. Saat ia akan melepasnya, Mateo menahan kepalanya dan menyuruhnya untuk tetap memakainya.

"Jangan di lepas. Itu untukmu."

Sebenarnya Mateo tadi membeli dua topi dengan warna dan ukuran yang berbeda. Dan salah satunya khusus ia berikan untuk Ailee.

"Besok kau harus memakainya, agar aku bisa menemukanmu di antara penonton."


:::


Ailee tak menyangka dirinya akan datang ke pertandingan basket Mateo dengan menggunakan topi yang lelaki itu berikan kemarin. Gadis itu menghampiri temannya yang sudah duduk di bangku penonton.

Gedung itu terlihat penuh oleh pendukung dari dua SMA yang bermain. Dari tempatnya, Ailee bisa melihat dengan jelas tim basket sekolah mereka yang baru memasuki lapangan.

"Mateo selalu terlihat keren di lapangan. Sangat berbeda jika di kelas." Gumam teman sebelah Ailee.

"Dia sama saja." Komentar Ailee.

"Ku dengar Mateo bekerja keras untuk pertandingan kali ini. Dia ingin meraih juara pertama karena tahun lalu mereka kalah."

Peluit pertama dibunyikan, pertandingan pun di mulai. Sepanjang awal pertandingan, Ailee melihat ada yang berbeda dari permainan Mateo yang biasanya sempurna. Mateo membuat beberapa kesalahkan bahkan gagal mencetak angka. Hal itu membuat tim mereka tertinggal.

"Ada apa dengan Mateo hari ini?"

Ya, bukan hanya Ailee saja yang merasa aneh. Temannya pun juga mempertanyakan hal yang sama.

Time out pun diminta oleh pelatih dan Ailee bisa melihat sang pelatih sedang berbicara serius dengan Mateo. Ailee tak tau apa yang mereka bicarakan, tapi hal itu berdampak pada Mateo yang dicadangkan.

"Kenapa Mateo dicadangkan?"

Mata Ailee tak lepas dari Mateo yang duduk di bangku cadangan dengan kepala menunduk. Lelaki itu terlihat kesal akan sesuatu. Hingga kuarter pertama berakhir, Mateo pun masih berada di bangku cadangan dan point mereka tertinggal.

Burning DesireWhere stories live. Discover now