1.1

889 174 24
                                    

Shuya terus mengerjapkan kedua matanya dan menggelengkan kepalanya sesekali tanpa henti untuk menghilangkan rasa mual diperutnya, sejujurnya Shuya belum pernah naik pesawat hingga berakhir mabuk kendaraan seperti sekarang.

"Sini," ujar Subin mengambil alih koper Shuya dan menatap gadis disampingnya dengan tatapan 'dasar orang kampung' yang membuat Shuya kesal. "Mabuk kendaraan?"

"Aku lagi nggak mau berantem sama kamu!" ketus Shuya.

"Ini," ujar Subin menyodorkan permen lolipop yang entah didapatkannya darimana. "Makan permen. Obat nggak bakal membantu dan malah bikin kamu mau tidur, kita kesini untuk bekerja."

Shuya mengambil permen lolipop tersebut, membuka bungkusnya, dan memasukkannya ke dalam mulutnya dengan wajah ditekuk. Sekalipun Shuya mau berterima kasih, Subin sudah lebih dulu memasang ekspresi bermusuhan, sehingga gadis itu urung mengucapkan terima kasih.

Sementara dua anggota hacker termudanya sedang saling bersilat pandang sinis, Jun hanya mampu mencetak senyum tipis di bibirnya. Dirinya tidak berharap hal bagus dari interaksi Subin dan Shuya karena keduanya memang sudah terlihat tidak akur sejak awal, tapi setidaknya melihat pertolongan kecil yang dilakukan Subin, cukup membuatnya senang.

"Wartawan yang membuat berita itu sudah meninggal," lapor Taeyong pada Jun.

"Bagaimana bisa?"

"Luka tusuk. Kupikir itu Dracula."

"Wanita?"

"Pria."

Jun mengerutkan alisnya. "Apa?"

"Bentuk lukanya berbeda, hanya ditusuk sampai kehabisan darah, dan pelakunya cuma anak remaja miskin yang kekurangan uang."

Jun dan seluruh timnya menatap kearah segerombolan pria berpakaian yang agak nyentrik dengan setelan jas hitam polos. Fokus Jun tertuju pada pria dengan wajah sangar yang menatap Jun dengan sombong, sejujurnya Jun juga kurang menyukai pria dihadapannya ini, tapi Jepang, khususnya Tokyo, adalah daerah kekuasaan pria ini.

Terutama dunia bawah.

Dan Jun membutuhkan bantuan pria ini sekarang.

"Yo."

"Berhenti bersikap tengil," dengus Taeyong dengan bahasa Jepang yang kemudian segera dirangkul dengan akrab oleh pria asing dihadapannya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Berhenti bersikap tengil," dengus Taeyong dengan bahasa Jepang yang kemudian segera dirangkul dengan akrab oleh pria asing dihadapannya itu.

"Jangan lupa kalau kita punya silsilah darah yang sama."

"Aku bahkan nggak habis pikir bagaimana Bibiku bisa-bisanya menikahi yakuza seperti Ayahmu dan membuat kita jadi sepupu, Nakamoto Yuta."

Nakamoto Yuta,
bahkan seluruh dunia bawah takut hanya saat mendengar namanya. Bagaimana tidak? Dalam sejarah dunia bawah, Nakamoto adalah keluarga yakuza tertua dan terkuat yang ada di Jepang. Seluruh dunia bawah akan langsung mundur saat mendengar nama kelompok yakuza mereka.

Dracula | Wen Junhui [NEW VERSION]Where stories live. Discover now